Bahasa Arab

bahasa Semitik dan bahasa perantara di dunia Arab
(Dialihkan dari Arabic language)

Bahasa Arab ([al ʕaraˈbijːa] ; اللُّغَةُ العَرَبِيَّةِ, translit: al-lughat ul-‘Arabīyah; sering disingkat sebagai عربي translit: ‘Arabī) adalah salah satu bahasa Semit Tengah, yang termasuk dalam rumpun bahasa Semit dan berkerabat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo-Arami. Bahasa Arab memiliki lebih banyak penutur daripada bahasa-bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Semit. Ia dituturkan oleh lebih dari 280 juta orang sebagai bahasa pertama,[1] yang mana sebagian besar tinggal di Timur Tengah dan Afrika Utara. Bahasa ini adalah bahasa resmi dari 25 negara, dan merupakan bahasa peribadatan dalam agama Islam karena merupakan bahasa yang dipakai oleh Alquran dan merupakan satu-satunya bahasa yang disebut di dalam Alquran.[9] Berdasarkan penyebaran geografisnya, bahasa Arab percakapan memiliki banyak variasi (dialek), beberapa dialeknya bahkan tidak dapat saling mengerti satu sama lain. Bahasa Arab Modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27 subbahasa dalam ISO 639-3. Bahasa Arab Baku (kadang-kadang disebut Bahasa Arab Sastra) diajarkan secara luas di sekolah dan universitas, serta digunakan di tempat kerja, pemerintahan, dan media massa.

Bahasa Arab
العربية
al-ʿarabīyah
al-ʿArabīyyah dalam tulisan Arab (tulisan Naskh)
Pengucapan/ˈʕarabiː/, /alʕaraˈbijːa/
Dituturkan diNegara Liga Arab, minoritas di negara tetangga dan sebagian Asia, Afrika, Eropa
WilayahTerutama di negara-negara Arab di Timur Tengah dan Afrika Utara; juga dipertuturkan oleh kelompok kecil Arab di Asia Selatan (termasuk India, Pakistan, Bangladesh, dan Afganistan) dan Asia Tenggara (termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei), serta beberapa negara di Eropa; bahasa liturgis Islam.
EtnisArab, Arab-Berber, Afro-Arab, dan di antara yang lain
Penutur
Sekitar 280 juta penutur asli[1] dan 250 juta penutur tidak asli[2]
Perincian data penutur

Jumlah penutur beserta (jika ada) metode pengambilan, jenis, tanggal, dan tempat.[3][4]

Bentuk awal
Bentuk baku
Bahasa Arab Standar Modern
DialekBarat (Magribi)
Arab Utara (Mesir, Mesopotamia, Levantin)
Selatan (Jazirah Teluk, Hijazi, Najdi, Yamani)
Abjad Arab
Braille Bahasa Arab
Abjad Suryani
Abjad Ibrani
Alfabet Yunani
Alfabet Latin (termasuk Arabizi, Hassaniya (di Senegal)
Bahasa Isyarat Arab (bentuk nasional)
Status resmi
Bahasa resmi di
Bahasa Arab standar modern ialah bahasa resmi dari 26 negara dan 1 wilayah yang disengketakan, ketiga terbanyak setelah bahasa Inggris dan Prancis[5]
Diakui sebagai
bahasa minoritas di
Diatur olehAljazair: Dewan Tinggi Bahasa Arab di Aljazair
Arab Saudi: Lembaga Bahasa Arab di Riyadh
Mesir: Lembaga Bahasa Arab di Kairo
Irak: Lembaga Sains Irak
Israel: Lembaga Bahasa Arab di Israel
Yordania: Lembaga Bahasa Arab Yordania
Libya: Lembaga Bahasa Arab di Jamahiriya
Moroko: Lembaga Bahasa Arab di Rabat
Sudan: Lembaga Bahasa Arab di Khartum
Suriah: Lembaga Arab Damaskus (tertua)
Somalia: Lembaga Bahasa Arab di Mogadishu
Tunisia: Yayasan Beit Al-Hikmah
Kode bahasa
ISO 639-1ar
ISO 639-2ara
ISO 639-3arakode inklusif
ara – bahasa Arab (umum)
(lihat keanekaragaman bahasa Arab untuk kode individual)
Glottologarab1395[6]
Linguasfer12-AAC
IETFar
Informasi penggunaan templat
Status pemertahanan
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
ICHEL Red Book: Not Endangered

Bahasa Arab diklasifikasikan sebagai bahasa aman ataupun tidak terancam (NE) pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan

Referensi: [7][8]

Lokasi penuturan
Persebaran bahasa Arab sebagai bahasa resmi tersendiri (hijau) dan sebagai salah satu dari dua atau lebih bahasa resmi (biru)
Bahasa Arab merupakan bahasa Mayoritas
Bahasa Arab merupakan bahasa Minoritas
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Uji coba Wikipedia bahasa IbanSunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Arab Baku berasal dari Bahasa Arab Klasik, satu-satunya anggota rumpun bahasa Arabia Utara Kuno yang saat ini masih digunakan, sebagaimana terlihat dalam prasasti peninggalan Arab pra-Islam yang berasal dari abad ke-4.[10] Bahasa Arab Klasik juga telah menjadi bahasa kesusastraan dan bahasa peribadatan Islam sejak lebih kurang abad ke-6. Abjad Arab ditulis dari kanan ke kiri.

Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa lain dari dunia Islam, sama seperti peranan Latin kepada kebanyakan bahasa Eropa. Semasa Abad Pertengahan bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya, terutamanya dalam sains, matematika, dan filsafat, yang menyebabkan banyak bahasa Eropa turut meminjam banyak kosakata dari bahasa Arab.

Klasifikasi

sunting

Bahasa Arab biasanya diklasifikasikan sebagai salah satu bahasa Semit Tengah. Para ahli linguistik masih berbeda pandangan mengenai klasifikasi terbaik terhadap percabangan bahasa Semit.[11] Rumpun bahasa Semit berubah secara signifikan antara masa Proto-Semit dengan kemunculan rumpun bahasa Semit Tengah, terutama dalam tata bahasa. Inovasi pada rumpun bahasa Semit Tengah—semuanya terawat dalam bahasa Arab—termasuk:

  1. konversi formasi statif berkonjugasi sufiks (jalas-) menjadi kala lampau;
  2. konversi formasi bentuk lampau berkonjugasi prefiks (yajlis-) menjadi kala sekarang;
  3. eliminasi bentuk-bentuk modal/aspek berkonjugasi prefiks lainnya (misal, kala sekarang yang dibentuk dengan mendobelkan akar tengah, kala perfek yang dibentuk dengan menyisipkan /t/ setelah konsonan akar pertama, dan mungkin kasus jusif yang dibentuk dengan pergeseran penekanan) demi moda-moda baru yang dibentuk dengan akhiran yang dilekatkan ke bentuk konjugasi prefiks (misal, -u untuk indikatif, -a untuk subjungtif, tanpa akhiran untuk jusif, -an atau -anna untuk energetik);
  4. perkembangan pasif internal.

Ada beberapa fitur yang juga dimiliki oleh bahasa Arab Klassik, variasi-variasi bahasa Arab modern, dan juga prasasti-prasasti Safa dan Hisma yang belum dibuktikan keberadaannya di varietas bahasa Semit Tengah lainnya, termasuk bahasa Dadan dan Tayma di Hijaz utara. Fitur-fitur ini adalah bukti satu keturunan dari satu leluhur yang diperkirakan, yaitu bahasa Proto-Arab.[12][13] Fitur-fitur berikut ini bisa dikonstruksikan ulang untuk bahasa Proto-Arab:[14]

  1. partikel negatif m * /mā/; lʾn */lā-ʾan/ hingga lan di bahasa Arab Klasik;
  2. pelaku pasif mafʿūl
  3. preposisi dan adverbia f, ʿn, ʿnd, ḥt, ʿkdy
  4. subjungtif pada -a
  5. demonstratif t
  6. peningkatan alomorf -at dari akhiran feminin
  7. pelengkap dan subordinator ʾn
  8. penggunaan f- untuk memperkenalkan klausa modal
  9. kata ganti benda independen pada (ʾ)y
  10. jejak tanwin

Di lain pihak, beberapa varietas bahasa Arab lebih dekat ke bahasa Semit lain dan masih memiliki fitur-fitur yang tidak ditemukan dalam bahasa Arab Klasik, mengindikasikan bahwa varietas ini tidak mungkin berkembang dari bahasa Arab Klasik.[15][16] Dengan begitu, bahasa Arab daerah tidak lahir dari bahasa Arab Klasik:[17] bahasa Arab Klasik adalah bahasa saudari alih-alih bahasa pendahulunya..[12]

Kosakata

sunting

Kata serapan

sunting

Sumber terpenting penyerapan ke bahasa Arab (pra-Islam) berasal dari bahasa (Semit) terkait, yaitu bahasa Aram,[18] yang dulunya merupakan bahasa komunikasi utama antarbangsa di seluruh Timur Dekat dan Timur Tengah kuno, dan bahasa Etiopia. Sebagai tambahan, banyak istilah budaya, religius, dan politik telah memasuki bahasa Arab dari rumpun bahasa Iran, terutama Persia Pertengahan, Partia, dan Persia (Klasik),[19] serta Yunani Helenistik (kīmiyāʼ berasal dari bahasa Yunani khymia, yang berarti pencairan logam;[20] alembic (penyuling) from ambix (piala), almanac (iklim) from almenichiakon (kalender)[21]). Beberapa peminjaman oleh bahasa Arab dari rumpun bahasa Semit atau Persia yaitu, sebagaimana dalam buku De Prémare yang telah dikutip:

  • madīnah/medina (مدينة, kota atau alun-alun), kata yang berasal dari bahasa Aramaik "madenta" (berarti "negara").[rujukan?]
  • jazīrah (جزيرة), atau juga bentuk lain الجزيرة "Al-Jazeera," yang berarti "pulau" dan berasal dari bahasa Suryani ܓܙܝܪܗ gazarta.[rujukan?]
  • lāzaward (لازورد) berasal dari Bahasa Persia لاژورد lājvard, berarti batu biru, lapis lazuli. Kata ini kemudian diserap oleh beberapa negara Eropa yang kemudian menjadi 'blue-azure" di bahasa Inggris, azur di bahasa Prancis dan azul di bahasa Portugis dan Spanyol. Kata ini juga diserap oleh bahasa Indonesia sebagai padanan kata lapis lazulli, yaitu lazuardi[rujukan?]


Gambaran umum komprehensif untuk pengaruh bahasa lain terhadap bahasa Arab ada di Lucas & Manfredi (2020).[22]


Pengaruh Arab pada bahasa lain

sunting

Seperti pada bahasa Eropa lain, banyak kata Inggris diserap dari bahasa Arab, pada umumnya melalui bahasa Eropa lainnya, terutama dari Spanyol dan Italia, diantaranya adalah kosakata yang digunakan sehari-hari seperti "gula" (سكر sukkar), "kapas" (قطن quṭn) atau "majalah" (مخزن makhzen). Kata-kata lain yang sangat terkenal misalnya "aljabar", "alkohol" dan "zenith".

Pengaruh Arab paling mendalam pada negara-negara yang dikuasai oleh islam. Arab adalah sumber kosakata utama untuk bahasa yang berbagai seperti bahasa Berber, Kurdi, Persia, Swahili, Urdu, Hindi, Turki, Melayu, dan Indonesia, baik juga seperti bahasa lain di negara di mana bahasa ini adalah dituturkan. Contohnya perkataan Arab untuk buku /kita:b/ digunakan dalam semua bahasa di atas, kecuali pada bahasa Melayu dan Indonesia (secara spesifik yang dimaksudkan adalah "buku agama").

Istilah pinjaman dari terminologi agama seperti Berber taẓallit sembahyang "shalat", istilah akademik seperti Uighur mentiq "logika", kata hubung seperti Urdu lekin "tetapi". Kebanyakan varian Bahasa Berber (seperti Kabyle), bersama dengan Swahili, meminjam beberapa bilangan dari Bahasa Arab. Kebanyakan istilah agama yang digunakan oleh Muslim seluruh dunia adalah merupakan pinjaman langsung dari bahasa Arab, seperti صلاة sholat untuk ibadah dan imam untuk pemimpin salat.

Dalam bahasa yang tidak berhubungan langsung dengan Dunia Arab, banyak kosakata bahasa Arab yang diserap melalui bahasa lain yang berhubungan dengan bahasa Arab; contohnya, banyak kata dalam bahasa Urdu dan bahasa Turki yang diserap dari bahasa Persia berasal dari bahasa Arab, dan banyak kosakata dalam bahasa Bahasa Hausa yang diserap dari bahasa Arab melalui Bahasa Kanuri.

Huruf-huruf dalam bahasa Arab

sunting
Huruf Pengucapan Internasional
ا alif alif
ب ba bāʾ
ت ta tāʾ
ث tsa ṯāʾ
ج jim ǧīm
ح ha ḥāʾ
خ kha ḫāʾ
د dal dāl
ذ dzal ḏāl
ر ra r āʾ
ز zai z ā y
س sin sīn
ش syin šīn
ص shad ṣād
ض dhad ḍād
ط tha ṭāʾ
ظ zha' ẓāʾ
ع 'ain 'ain
غ ghain ġain
ف fa fāʾ
ق qaf qāf
ك kaf kāf
ل lam lām
م mim mīm
ن nun nūn
ه ha hāʾ
و wau wāw
ي ya yāʾ

Sistem ortografi bahasa 'Arab memakai sistem abjad. Sistem abjad yaitu sistem tulisan yang huruf-hurufnya melambangkan bunyi konsonan sedangkan bunyi vokal dilambangkan dengan harakat.

Huruf Hijaiah terdiri dari 29 huruf abjad: 26 berupa konsonan murni dan 3 berupa konsonan semivokal yaitu huruf "Alif", "Waw" dan "Ya'". Bunyi vokal tidak dilambangkan dengan abjad tetapi dengan harakat. ada 3 harokat dalam bahasa 'Arab: "Fathah" melambangkan bunyi "a" (dan pada beberapa abjad: bunyi "o"), "Kasrah" melambangkan bunyi "i", dan "Dammah" melambangkan bunyi "u".

Dialek

sunting

"Arab Umum" atau "Al-'Arabiyyah Al-'Ammiyah" (العربية العامية) adalah bahasa Arab yang dipakai dalam percakapan sehari-hari di dunia Arab, dan amat berbeda dengan Bahasa Arab tulisan. Perbedaan dialek paling utama ialah antara Afrika Utara (Arab Magrib) dan bagian Timur Tengah (Hijaz). Faktor yang menyebabkan perbedaan dialek bahasa Arab ialah pengaruh substrat (bahasa yang digunakan sebelum bahasa Arab datang). Seperti misalnya pada kata maujud[catatan 1] (artinya "ada"), di Irak disebut aku, di Palestina fih, dan di Magribi disebut kayən.

Daftar dialek utama di Arab adalah sebagai berikut:

  • Dialek Mesir مصري : Dipakai oleh sekitar 76 juta rakyat Mesir.
  • Dialek Magribi مغربي : Dipakai oleh sekitar 20 juta rakyat Afrika Utara.
  • Dialek Levantin شامي : Disebut juga Dialek Syam. Dipakai di Suriah, Palestina, Lebanon dan Gereja Maronit Siprus.
  • Dialek Irak عراقي : Mempunyai perbedaan khusus, yaitu perbedaan dialek di utara dan selatan Irak.
  • Dialek Arab Timur بحريني : Dipakai di Oman, di Arab Saudi dan di Irak bagian Barat.
  • Dialek Teluk خليجي : Dipakai di daerah Teluk, yaitu di Qatar, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.

Sementara beberapa dialek lainnya adalah:

Fonologi

sunting

Bahasa Arab memiliki tiga abjad vokal, yaitu: a [ɛ̈],i [ɪ], u [ʊ]. Selain itu bahasa Arab juga memiliki dua diftong.

Konsonan

sunting

Berikut ini penjelasan tentang konsonan dalam Bahasa Arab:

  1. 1.[ʤ] kadang disebut [ɡ] di Mesir dan Yaman Selatan. Di daerah Afrika Utara dan di Syam diucapkan menjadi [ʒ].
  2. /l/ diucapkan [lˁ] hanya dalam kata Allah
  3. /ʕ/ biasanya sebagai akhiran fonetik

Bahasa Arab juga memiliki penekanan, yang disebut tasydid. Penekanan tasydid hanya terjadi di konsonan. Sementara itu, penekanan pada huruf vokal juga terjadi, disebut harakat panjang. Seperti misalnya pada kata KAA-tib (penulis), terjadi penekanan pada huruf vokal, yaitu pemanjangan harakat. Lalu, contoh lainnya yaitu, ma-JAL-LA (majalah), terjadi penekanan pada huruf "La" di mana la merupakan konsonan, dan mendapat penekanan tasydid yakni konsonan L ganda.

Tata bahasa

sunting
 
Kata kerja dalam Bahasa Arab
 
Kata benda dalam bahasa Arab

Kata benda dalam bahasa Arab dibagi tiga macam yaitu nominatif, akusatif, dan genitif. Bahasa Arab memiliki dua jenis kelamin, yaitu muanats (perempuan) dan Mudzakar (lelaki). Kata kerja dalam Bahasa Arab memiliki tiga waktu (zaman), yaitu lampau (madhi), sekarang (haal), dan masa depan (mustaqbal).

Kata kerja dalam bahasa Arab dibagi menjadi empat, yaitu:

Masing-masing kata kerja dibagi lagi sesuai dengan pelakunya, jumlah dan jenis kelamin. Sementara itu, kata sifat atau adjektiva dalam bahasa Arab dibagi sesuai dengan bentuknya, setiap bentuk terbagi lagi sesuai jumlah dan jenis kelamin. Kata ganti dalam bahasa Arab terbagi menjadi tiga, kata ganti orang ketiga (ghaib), orang kedua (mukhatab) dan orang pertama (mutakallim).

Kosakata bahasa Arab dibagi dalam tiga kelompok, Ism (kata benda), Fi'l (kata kerja), dan Harf (partikel fungsional). Bahasa Arab termasuk bahasa infleksional. Struktur kalimatnya berupa konstruksi topik-komentar atau dikenal juga sebagai Mubtada dan Khobar Ada dua macam frasa dalam bahasa Arab, yaitu Jumlatu-l-ismiyyah (frasa nominal) dan Jumlatu-l-fi'liyyah (frasa aktif).

Ada dua macam gender pada Ism dan Fi'l yaitu Mudzakkar (maskulin) dan Muannats (feminin). Tiga macam bilangan untuk Ism dan Fi'l yaitu Mufrad (tunggal), Mutsanna (dwi), dan Jama' (jamak). Bilangan jamak terbagi tiga kategori, yaitu Jama' Mudzakkar Salim (jamak biasa maskulin), Jama' Mu-annats Salim (jamak biasa feminin) dan Jama' Taksir (jamak tak beraturan). Khusus untuk Ism ada dua macam artikel, yaitu Ma'ruf (definit/tertentu) dan Nakirah (nondefinit).

Ism ada tiga tingkat peran kasus gramatikal, yaitu nominatif, akusatif, dan genitif. Ism nominatif berperan sebagai subjek kalimat, Ism akusatif berperan sebagai objek (langsung atau tidak langsung), Ism genitif berperan sebagai objek preposisional atau pemilik.

Contohnya pada kata Rojul (pria) dan Madinat (kota) dalam tabel dibawah ini:

Kasus Nondefinit Definit Makna
Artikel (peran) Nominatif Akusatif Genitif Nominatif Akusatif Genitif
Tunggal-Maskulin rajulun (رَجُلٌ) rajulan (رَجُلًا) rajulin (رَجُلٍ) ar-rajulu (الرَّجُلُ) ar-rajula (الرَّجُلَ) ar-rajuli (الرَّجُلِ) ((se)seorang) pria
Dwimaskulin Rajulān (رَجُلَانِ) Rajulayn (رَجُلَيْنِ) Rojulayn (رَجُلَيْنِ) ar-Rajulān (الرَّجُلَانِ) ar-Rajulayn (الرَّجُلَيْنِ) ar-Rajulayn (الرَّجُلَيْنِ) dua orang pria
Jamak (Tidak teratur) Rijālun (رِجَالٌ) Rijālan (رِجَالًا) Rijālin (رِجَالٍ) ar-Rijālu (الرِّجَالُ) ar-Rijāla (الرِّجَالَ) ar-Rijāli (الرِّجَالِ) para pria
Tunggal-Feminin Madinatun (مَدِيْنَةٌ) Madinatan (مَدِيْنَةً) Madinatin (مَدِيْنَةٍ) al-Madinatu (المَدِيْنَةُ) al-Madinata (المَدِيْنَةَ) al-Madinati (المَدِيْنَةِ) (sebuah) kota
Dwifeminin Madinatān (مَدِيْنَتَانِ) Madinatayn (مَدِيْنَتَيْنِ) Madinatayn (مَدِيْنَتَيْنِ) al-Madinatān (المَدِيْنَتَانِ) al-Madinatayn (المَدِيْنَتَيْنِ) al-Madinatayn (المَدِيْنَتَيْنِ) dua kota
Jamak-Feminin Madinātun (مَدِيْنَةٌ) Madinātan (مَدِيْنَةً) Madinātin (مَدِيْنَةٍ) al-Madinātu (المَدِيْنَةُ) al-Madināta (المَدِيْنَةَ) al-madināti (المَدِيْنَةِ) kota-kota

Bentuk kata kerja

sunting
Aktif Pasif
Madhi (lampau) Mudhori' (sekarang / masa depan) Amr (imperatif) Madhi (lampau) Mudhori' (sekarang / masa depan)
kataba "dia telah menulis" yaktubu "dia sedang menulis" ʼuktub "tulislah! (sg.)" kutiba "itu tertulis" yuktabu "tertulis"
kattaba "dia telah menyebabkan menulis" yukattibu "dia sedang menyebabkan menulis" kattib "jadikan seseorang menulis! (sg.)" kuttiba "dia dibuat untuk menulis" yukattabu "dia dibuat untuk menulis"
takātaba "dia telah berkorespondensi (dengan seseorang, secara timbal balik)" yatakātabu "dia sedang berkorespondensi (dengan seseorang, secara timbal balik)" takātab "berkorespondensilah! (dengan seseorang, secara timbal balik)! (sg.)" tukūtiba "dia telah berkorespondensi (dengan)" yutakātabu "dia telah berkorespondensi (dengan)"

Cara membentuk Jumlatu-l-ismiyyah

sunting

Frasa Kata benda biasa

sunting

Seluruh anggota dalam frasa harus sesuai kasus, gender, nomor, dan artikelnya:

  • Rojulun Hasanun–رَجُلٌ حَسَنٌ (pria tampan), Ar-rojulu l-hasanu (pria tampan itu) yang berarti frasa ini nominatif. Maka, berfungsi sebagai subjek kalimat.
  • Rojulan Hasanan–رَجُلًا حَسَنًا (pria tampan), Ar-rojula l-hasana (pria tampan itu) yang berarti frasa ini akusatif. Maka, berfungsi sebagai objek.
  • Rojulaan Hasanān–رَجُلَانِ حَسَنَانِ (dua pria tampan), ar-rojulaan l-hasanaa (dua pria tampan itu) yang berarti frasa ini nominatif.
  • Madiinatin salāmin–مَدِيْنَةٍ سَلَامٍ (kota yang aman), al-madinati s-salami (kota yang aman itu) yang berarti frasa ini genitif. Maka, berfungsi sebagai objek preposisi.

Contoh penggunaan:

  • ar-Rajulu l-hasanu yamsyiy fiy l-madinati s-salami–الرَّجُلُ الحَسَنُ يَمْشِيْ فِيْ المَدِيْنَةِ السَّلَامِ ← perhatikan kasus subjek dan kasus objek preposisi
    (pria tampan itu berjalan di kota yang aman itu)
  • Ro'aytu ar-rojula l-hasana–رَاَيْتُ الرَّجُلَ الحَسَنَ ← perhatikan kasus objek
    (ku melihat pria tampan itu)
  • Marortu bi ar-rojuli l-hasani–مَرَرْتُ بِالرَّجُلِ الحَسَنِ ← perhatikan kasus objek preposisi
    (ku berpapasan dengan pria tampan itu)

Frasa kepemilikan

sunting

Dalam hal frasa kepemilikan, maka Ism yang dimiliki disebut terlebih dahulu daripada Ism pemiliknya. Ism pemilik pasti dalam kasus genitif.

Contoh:[catatan 2]

  • bintu Ahmada ← nominatif.
    (بِنْتُ اَحْمَدَ)
  • binta Ahmada ← akusatif.
    (بِنْتَ اَحْمَدَ)
  • binti Ahmada ← genitif.
    (بِنْتِ اَحْمَدَ)

Contoh penggunaan:

  • Dzahabat bintu Ahmadi ila-l-madrosati—ذَهَبَتْ بِنْتُ اَحْمَدِ اِلَى المَدْرَسَةِ ← perhatikan bintu (putri) dalam kasus nominatif, sedangkan pemilik tetap genitif.
    (putri Ahmad pergi ke sekolah)
  • Ro'aytu binta Ahmadi—رَاَيْتُ بِنْتَ اَحْمَدِ ← perhatikan binta (putri) dalam kasus akusatif
    (ku melihat putri Ahmad)
  • Marortu bi binti Ahmad—مَرَرْتُ بِبِنْتِ اَحْمَد ← perhatikan binti (putri) dalam kasus genitif
    (ku berpapasan dengan putri Ahmad)

Ism genitif bisa bertumpukan dengan nama yang dibentuk dari frasa kepemilikan.

  • 'abdu-llahi ibnu Abiy Bakrin—عَبْدُ اللّٰهِ اِبْنُ اَبِيْ بَكْرٍ[catatan 3]
    Abdullah nominatif, Allah pemilik ('abdu), Abu Bakar dalam kasus genitif sebagai pemilik Abdullah.

Fi'l (kata kerja) hanya ada 3 bentuk dilihat dari segi waktu, fil madhi (kata kerja bentuk lampau), fi'l mudhari' (kata kerja bentuk sekarang, dan akan datang) dan fi'l amr (kata kerja bentuk perintah), masing-masing fi'l ini mempunyai tanda-tanda yang bisa dijadikan sebagai alat untuk mengidentifikasi setiap bentuk fi'l.

Fi'l madhi tandanya adalah:

  • Bisa menerima ta' fa'il, contohnya:
    • سافرتُ

    • سافرتَ

    • سافرتِ

  • Bisa menerima ta' ta'nits, contohnya:
    • سافرتْ

    • عادتْ

    • صارتْ

Fi'l mudhari tandanya adalah:

  • Bisa dimasuki oleh huruf siin dan saufa, contohnya:
    • سَيَصْلَى نَارَاً

    • سَوْفَ يَعُوْد

  • Bisa dimasuki oleh huruf-huruf jazm seperti lam dan laa nahiyah (untuk melarang), contohnya:
    • لم يحضر

    • لا تحضر

Adapun fi'l amr, tandanya adalah:

  • Bisa menerima nun taukiid, contohnya:
    • اذهبنَ

    • اسمعنَ

  • Bisa menerima ya' mukhatabah, contohnya:
    • أذهبيْ

    • اسمعيْ

Tamyiz

sunting

Pengertian Tamyiz

sunting

Tamyiz merupakan sebuah kata yang dibaca mansub yang berfungsi menjelaskan isim yang samar pada sebuah kalimat. Contohnya:

رَأَيْتُ خَمْسَةَ عَشَرَ غَنَمًا
Artinya: Saya melihat lima belas kambing.

Jenis-jenis Tamyiz

sunting

Ada dua jenis tamyiz dalam kaidah bahasa Arab. Penjelasannya adalah sebagai berikut.

1. Tamyiz Mufrad

sunting

Tamyiz mufrad adalah jenis tamyiz yang berfungsi untuk menjelaskan sebuah kata, bukan satu kalimat.

Biasanya, tamyiz jenis ini menjelaskan makna yang masih samar dari kata-kata besaran seperti:

a. Takaran (tamyiz mikyaalaat)
b. Timbangan (tamyiz mawaazinaat)
c. Jarak (tamyiz misaahaat)
d. Bilangan (tamyiz a’-daadan).

Mumaiyyiz untuk kata ini disebut mumayyiz malfud (mumayyiz dari kalimat yang berisi mumayyiz dan tamyiz-nya). Contohnya adalah sebagai berikut.

  • Mikyaalat
اِشْتَرَيْتُ لِتْرًا رُزًّ
Istaraytu litran ruzan.
Aku membeli satu liter beras.
  • Mawaazinaat
اِشْتَرَيْتُ رِطْلًا رُزًّا
Isytaraytu rathlan ruzan.
Saya telah membeli setengah kilo padi.
  • Misaahat
بَاعَنِي التَاجِرُ مِتْرًا حَرِيْرً
Baa’ani attaajiru mitran hariiran.
Penjual menjual semeter kain sutera.
  • A’daadan
فِي الحَقْلِ عِشْرُوْنَ غَنَمًا
Fii alhaqli ‘isyruuna ghanman.
Di ladang terdapat dua puluh kambing.

2. Tamyiz Nisbah (Jumlah)

sunting

Tamyiz ini bersifat membedakan suatu kalimat dengan kalimat lain. Fungsinya adalah untuk menjelaskan kaitan fi’il (kata kerja) dengan fa’il (pelaku) dan mubtada’ (pelaku) dengan khobar (perilaku pelaku).

Ada dua jenis tamyiz nisbah berdasarkan bisa atau tidaknya Ia dipindahkan.

1. Tamyiz Nisbah Muhawwal (Malhud)
Tamyiz yang satu ini dapat dipindah posisinya. Ia bisa berubah dari fa’il (pelaku), maf’ul bih (objek), atau mubtada’ (suatu kata yang berada di awal kalimat, bisa kata tanya / istifham atau pelaku) atau sebaliknya.

Contohnya dapat dilihat dalam tabel berikut.

Pindahan dari bentuk asal Bahasa Arab Cara Baca Bahasa Indonesia
مَالِي أَكْثَرُ مِنْ مَالِكَ Maalii aktsaru min maalika Hartaku lebih banyak daripada hartamu
Bentuk Kini Bahasa Arab Cara Baca Bahasa Indonesia
أَنَا أَكْثَرُ مِنْكَ مَالاً Anaa aktsaru minka, maalan Aku lebih banyak dari kamu hartanya

Maf’ul bih

Pindahan dari bentuk asal Bahasa Arab Cara Baca Bahasa Indonesia
و فجّرنا الأرض عيون Wa fajarnaa al ardha ‘uyuun Dan kami jadikan mata air memancar di bumi
Bentuk Kini Bahasa Arab Cara Baca Bahasa Indonesia
و فجّرنا الأرض عيوناً wa fajarnaa al ardha ‘uyuunan Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air

Mubtada

Pindahan dari bentuk asal Bahasa Arab Cara Baca Bahasa Indonesia
حَسُنَ وَجْهُ عَلِيٍّ hasuna wajhu ‘Aliy Wajah Ali bagus
Bentuk Kini Bahasa Arab Cara Baca Bahasa Indonesia
حَسُنَ عَلِيٌّ وَجْهًا hasuna ‘Aly, wajhu Ali bagus wajahnya
2. Tamyiz Nisbah Ghairu Muhawwal
Dikatakan bahwa tamyiz ini jarang terjadi dan sifatnya lebih ke perkataan lisan seperti امتلا الاءناءماء (imtalaa alinaa’u maa’a) yang berarti “Wadah telah penuh, airnya”.
Jika posisi kata ‘ma’a’ diganti ke depan maknanya akan aneh. Misalkan “Air wadah telah penuh”, “Wadah air telah penuh” (malah mengubah pelaku dari air menjadi wadah air). Makna “Wadah telah penuh, airnya” lebih dipahami dan masuk akal.

Sistem penulisan

sunting

Abjad Arab yang kadang-kadang disebut huruf hijaiah, berasal dari aksara Aramaik (dari bahasa Syria dan Nabatea), di mana abjad Aram terlihat kemiripannya dengan abjad Koptik dan Yunani. Terlihat perbedaan penulisan antara Magribi dan Timur Tengah. Di antaranya adalah penulisan huruf qaf dan fa. Di Magribi, huruf qaf dan fa dituliskan dengan memiliki titik di bawah dan satu titik di atasnya.

Kaligrafi

sunting

Setelah perubahan dan penetapan pada Abjad Arab oleh Khalil bin Ahmad al-Farahidi pada tahun 786, banyak macam tulisan yang dibentuk yang dikenal dengan nama kaligrafi. Kaligrafi Arab ini berfungsi sebagai cara penulisan di Alquran dan juga sebagai dekorasi. Biasanya dipakai juga dalam penulisan hadis dan peribahasa Arab.

Penerjemahan lafal

sunting

Penerjemahan bahasa Arab ke abjad Latin biasanya memakai standar yang berbeda, di antaranya: metode untuk menggambarkan bahasa Arab ke abjad Latin secara tepat dan efisien. Beberapa metode ilmiah dalam penerjemahan lafal Bahasa Arab memperbolehkan pembaca untuk melafalkan Bahasa Arab secara tepat dengan menyesuaikannya dengan Abjad Arab. Militer Amerika Serikat telah membuat sistem yang berkaitan dengan penerjemahan lafal berbahasa Arab, yaitu Standard Arabic Technical Transliteration System[en] (Sistem Alih Aksara Teknis Bahasa Arab Standar).

Lembaga bahasa

sunting

Akademi Bahasa Arab telah berdiri di beberapa negara berbahasa resmi Arab. Lembaga Bahasa Arab yang paling aktif di antaranya di Damaskus, Kairo, dan Rabat. Lembaga ini bertugas mengatur pengembangan bahasa, menerjemahkan kata baru, dan membuat entri kata baru bahasa Arab di kamus. Lembaga juga menerbitkan manuskrip tua dan bersejarah dalam bahasa Arab dan itu semua menunjukkan bahwa bahasa Arab begitu sulit hingga negara sejenis Amerika saja mengalami kesulitan mempelajarinya.

Peranan

sunting

Bahasa Arab merupakan bahasa yang dianggap suci bagi masyarakat muslim di seluruh dunia karena menjadi bahasa dalam penyampaian wahyu oleh Nabi Muhammad. Penutur bahasa Arab mencakup skala internasional dan lokal khususnya di benua Asia dan Afrika. Bahasa Arab digunakan dalam percakapan sehari-hari dan bahasa utama dalam ritual keagamaan. Pada abad pertengahan, bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa ilmu, pengetahuan, budaya, dan pemikiran di bidang filsafat, kedokteran, dan agama. Bahasa Arab juga pernah dipakai oleh penduduk Babilonia, Kasdim, dan Bangsa Het.

Bahasa Arab di Indonesia

sunting

Bahasa Arab di Indonesia sering dipergunakan untuk kegiatan keagamaan, pengajian, dan pendidikan. Bahasa Arab juga digunakan saat umat Muslim beribadah, utamanya salat.

Sekiranya, sebanyak 1.495 perbendaharaan kata bahasa Arab diserap dalam bahasa Indonesia.

Galeri

sunting
 
Kamus kecil (Kamus Bahasa Arab Bahasa Melayu Bahasa Sunda) oleh ʻUthmān ibn ʻAbdallāh ibn ʻAqīl ibn Yaḥyā al-ʻAlawī (1822-1914)

Lihat pula

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ lihat موجود di Wiktionary bahasa Inggris
  2. ^ bintu Ahmadi, binta Ahmadi, binti Ahmadi berarti putri Ahmad.
  3. ^ Abdullah anak Abiy Bakrin

Referensi

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b Procházka 2006.
  2. ^ Ethnologue (1999)
  3. ^ Nationalencyklopedin (dalam bahasa Swedia), OCLC 185256473, Wikidata Q1165538, diakses tanggal 24 April 2022 
  4. ^ Ethnologue; diakses pada: 5 Juni 2019; kode Ethnologue.com: ara; situs arsip: https://web.archive.org/web/20190605145915/https://www.ethnologue.com/language/ara.
  5. ^ Wright 2001, hlm. 492.
  6. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Arab". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  7. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  8. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 
  9. ^ Surah Yusuf ayat 2
  10. ^ Versteegh, Kees (1997), The Arabic Language, hlm. 33. Edinburgh University Press, ISBN 90-04-17702-7
  11. ^ Weninger 2011.
  12. ^ a b Al-Jallad 2020, hlm. 8.
  13. ^ Huehnergard 2017.
  14. ^ Al-Jallad 2015.
  15. ^ Birnstiel 2019, hlm. 368.
  16. ^ Al-Jallad 2021.
  17. ^ Versteegh 2014, hlm. 172.
  18. ^ Lihat kajian seminal oleh Siegmund Fraenkel, Die aramäischen Fremdwörter im Arabischen, Leiden 1886 (cetak ulang 1962)
  19. ^ Lihat misalnya Wilhelm Eilers, "Iranisches Lehngut im Arabischen", Actas IV. Congresso des Estudos Árabes et Islâmicos, Coimbra, Lisboa, Leiden 1971, juga referensi sebelumnya.
  20. ^ Lihat Roger Dachez, Histoire de la Médecine de l'Antiquité au XXe siècle, Tallandier, 2008, p. 251
  21. ^ Untuk asal dari tiga kata serapan terakhir, lihat Alfred-Louis de Prémare, Foundations of Islam, Seuil, L'Univers Historique, 2002.
  22. ^ Lucas & Manfredi 2020.

Daftar pustaka

sunting
  NODES
INTERN 4