Buri Wolio adalah sebuah sistem tulisan yang digunakan untuk menulis bahasa Wolio, salah satu bahasa resmi Kesultanan Buton.[1] Buri Wolio merupakan modifikasi aksara Arab yang terdiri dari 15 huruf Arab asli dan 5 huruf tambahan agar sesuai dengan fonem asli Wolio, yaitu (چ /t͡ʃ/, ڠ /ŋ/, ڨ /p/, ݢ /g/, dan ۑ /ɲ/).[1] Aksara ini diciptakan pada abad ke-16 oleh Raja La Elangi.[2] Aksara dan bahasa ini memiliki fungsi sebagai berikut:

  • Sebagai bahasa resmi Kerajaan Buton. Bahasa ini digunakan dalam berbagai dokumen, prasasti, dan sastra kerajaan, seperti lontara, syair, dan hikayat.
  • Sebagai bahasa penghubung antara berbagai suku di Sulawesi Tenggara. Bahasa ini menjadi bahasa perantara yang memfasilitasi komunikasi dan interaksi antara masyarakat Buton dengan masyarakat Muna, Moronene, Kulisusu, dan lainnya.
  • Sebagai bahasa yang menyimpan nilai-nilai budaya dan sejarah Buton. Bahasa ini mengandung berbagai ungkapan, peribahasa, dan kosakata yang mencerminkan kearifan lokal, adat istiadat, dan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Buton.[1]
Buri Wolio
بُرِ وٚلِيٚ
Salah satu cuplikan kaḃanti Bula Malino
Jenis aksara
BahasaWolio
Periode
Abad ke-16
Aksara terkait
Silsilah
Aksara kerabat
Jawi
Pegon
 Artikel ini mengandung transkripsi fonetik dalam Alfabet Fonetik Internasional (IPA). Untuk bantuan dalam membaca simbol IPA, lihat Bantuan:IPA. Untuk penjelasan perbedaan [ ], / / dan  , Lihat IPA § Tanda kurung dan delimitasi transkripsi.
Papan tanda jalan dwiaksara di Jl. Sultan Hasanuddin dalam bahasa Indonesia dan Buri Wolio

Aksara ini juga digunakan untuk menulis kaḃanti (کَبَنْتِ). Tradisi penulisan kaḃanti di Buton, mencapai puncak kepopulerannya pada masa pemerintahan sultan Buton ke-24, Muhammad Idrus Kaimuddin.[3]

Bentuk

sunting

Aksara

sunting

Aksara primer digunakan untuk menulis bahasa Wolio sehari-hari. Sedangkan aksara sekunder digunakan untuk menulis kata-kata serapan dari bahasa Arab.[4]

Aksara primer
No. Nama Alih aksara Bentuk
Di akhir Di tengah Di awal Mandiri
Latin Buri
1 yāʾ يَاء a / y[1] ـي ـيـ يـ ي
2 bāʾ بَاء b[2] / [5] ـب ـبـ بـ ب
3 tāʾ تَاء t ـت ـتـ تـ ت
4 jīm جِيم j ـج ـجـ جـ ج
5 dāl دَال d[3] / [6] ـد - - د
6 rāʾ رَاء r ـر - - ر
7 zāyn زَاين z ـز - - ز
8 sīn سِين s ـس ـسـ سـ س
9 kāf کَاف k ـک ـکـ کـ ک
10 lām لاَم l ـل ـلـ لـ ل
11 mīm مِيم m ـم ـمـ مـ م
12 nūn نُون n ـن ـنـ نـ ن
13 hāʾ هَاء h ـه ـهـ هـ ه
14 wāw وَاو w ـو - - و
15 ʾalif أَلِف ā / ʾ[4] ـا - - ا
16 چَا c ـچ ـچـ چـ چ
17 ngā ڠَا ng ـڠ ـڠـ ڠـ ڠ
18 ڨَا p ـڨ ـڨـ ڨـ ڨ
19 gāf ݢَاف g ـݢ ـݢـ ݢـ ݢ
20 nyā ۑَا ny ـۑ ـۑـ ۑـ ۑ
Catatan

^1 fonem /a/ biasa. dibaca /j/ jika digunakan untuk menulis kosakata asing
^2 fonem /b/ regresif
^3 fonem /d/ hambat
^4 fonem /ʔ/
^5 fonem /bʰ/ ingresif
^6 fonem /dʰ/ dental ingresif

Aksara sekunder
No. Nama Alih aksara Bentuk
Di akhir Di tengah Di awal Mandiri
Latin Buri
1 ṡāʾ ثَاء ـث ـثـ ثـ ث
2 ḥāʾ حَاء ـح ـحـ حـ ح
3 khāʾ خَاء kh ـخ ـخـ خـ خ
4 żāl ذَال ż ذ
5 syīn شِين sy ـش ـشـ شـ ش
6 ṣād صَاد ـص ـصـ صـ ص
7 ḍād ضَاد ـض ـضـ ضـ ض
8 ṭāʾ طَاء ـط ـطـ طـ ط
9 ẓāʾ ظَاء ـظ ـظـ ظـ ظ
10 ʿayn عَيْن ʿ ـع ـعـ عـ ع
11 ghayn غَيْن gh ـغ ـغـ غـ غ
12 fāʾ فَاء f ـف ـفـ فـ ف
13 qāf قَاف q ـق ـقـ قـ ق

Diakritik

sunting

Fungsi diakritik adalah untuk memberi bunyi pada konsonan. Berbeda dengan kerabatnya (Jawi dan Pegon), Buri Wolio tidak bisa dibaca tanpa diakritik. Terdapat 5 buah diakritik dasar dalam Buri Wolio. Dengan bantuan huruf saksi, bunyi vokal dari diakritik tersebut dapat dipanjangkan.[1]

Pendek Panjang
-a -i -u -e -o
◌َ ◌ِ ◌ُ ◌ࣹ ◌ٚ ◌َا ◌ِيْ ◌ُوْ ◌ࣹيْ ◌ٚوْ
A I U E O Ā Ī Ū Ē Ō
يَ يِ يُ يࣹ يٚ يَا يِيْ يُوْ يࣹيْ يٚوْ

Contoh teks

sunting

Berikut adalah cuplikan Kaḃanti Bunga Malati yang ditulis ulang pada tahun 2004 dengan bahasa dan ejaan Wolio modern.[3][5]

Bahasa Wolio Terjemahan
Buri Latin
مِنْچُيَنَڨٚ يِسَرٚڠِ رَڠْکَيࣹيَ Mincuanapo isarongi rangkaea Belumlah dikatakan orang kaya,
نࣹسَبُتُنَ يَبَرِ اَرَتَانَ Ne sabutuna aḃari ʾaratāna Kalau hanya banyak hartanya.
تَبࣹيَنَمٚ يِسَرٚڠِ رَڠْکَيࣹيَ Tabeanamo isarongi rangkaea Tapi yang dikatakan kaya,
هࣹڠْݢَ حَقُنَ يَڨࣹکَدُوَيَکَمٚ Hengga ḥaquna apekaḋuwa akamo Miliknya pun rela diberikannya.
مِنْچُيَنَڨٚ يِسَرٚڠِ مِسِکِنِ Mincuanapo isarongi misikini Bukanlah dinamakan orang miskin,
نࣹسَبُتُنَ يِنْدَ تࣹئَرَتَانَ Ne sabutuna inda teʾaratāna Jika hanya tidak punya harta.
تَبࣹيَنَمٚ يِسَرٚڠِ مِسِکِنِ Tabeanamo isarongi misikini Sebenarnya orang miskin itu,
يَڨࣹيْلُيَ عَرَسِ کٚحَقُنَ Apēlua ʿarasi koḥaquna Masih mengharapkan hak sesamanya.
مِنْچُيَنَڨٚ يِسَرٚڠِ مَرَدِکَ Mincuanapo isarongi maradika Belumlah dikatakan merdeka,
نࣹسَبُتُنَ يَڨٚوْڨُيَ يِڨَيُ Ne sabutuna apōpua ipau Kalau hanya memangku jabatan.
تَبࣹيَنَمٚ يِسَرٚڠِ مَرَدِکَ Tabeanamo isarongi maradika Sebenarnya yang merdeka itu,
يَمَرَدِکَمٚ يِوَانَ نَرَکَا Amaradikamo iwāna narakā Sudah bebas dari api neraka.

Rujukan

sunting
  1. ^ a b c d Niampe, La (2011-03-01). "BAHASA WOLIO DI KERAJAAN BUTON". Linguistika: Buletin Ilmiah Program Magister Linguistik Universitas Udayana (dalam bahasa Inggris). 18. ISSN 2656-6419. 
  2. ^ Hiroko K. Yamaguchi (2007). "Manuskrip Buton: Keistimewaan dan nilai budaya". SARI: Jurnal Alam dan Tamadun Melayu (dalam bahasa Inggris). 25: 41–50. ISSN 0127-2721. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-12. Diakses tanggal 2021-07-01. 
  3. ^ a b Kabanti oni Wolio = Puisi berbahasa Wolio. La Niampe. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999-. ISBN 979-459-927-1. OCLC 43790835. 
  4. ^ Abas, Husen (1983). Struktur Bahasa Wolio (PDF). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 5. 
  5. ^ "Bunga Malati". Endangered Archives Programme (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-07-01. 

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting

Koleksi digital

sunting

Naskah digital

sunting
  NODES
INTERN 1