Satuan Bravo 90

Satuan Antiteror Kopasgat TNI Angkatan Udara
(Dialihkan dari Detasemen Bravo 90)

Satuan Bravo 90 (disingkat Satbravo-90) sebelumnya bernama Denbravo 90 adalah satuan pelaksana operasi khusus Komando Pasukan Gerak Cepat yang berkedudukan langsung di bawah Dankopasgat.

Satuan Bravo 90
Lambang Satbravo 90
Aktif12 Februari 1990
Negara Indonesia
Tipe unitSatuan Antiteror
Peran
  • Anti-teror
  • Sabotase & Anti Sabotase Bandara/Lanud
  • Pengamanan Alutsista Udara
  • Anti Pembajakan Pesawat
  • Intelijen & Kontraintelijen
  • Pengamanan VIP & VVIP
Jumlah personelRahasia
Bagian dari Komando Pasukan Gerak Cepat
MarkasLanud Rumpin, Bogor, Jawa Barat
JulukanSatbravo 90
MotoCatya Wihikan Awacya Makaphala
Baret  JINGGA 
PersenjataanGlock 17, Glock 19, SIg Sauer P226, Benelli M4 Super 90, H&K MP5SD3, H&K UMP45, H&K MP5K-PDW, Colt M16A4, SIg SG552, SIG SSG-3000, SIG SHR-970, PGM HECATE II, SAR-21, Colt M4A1, Steyr AUG A1/A2
Tokoh
KomandanKolonel Pas. Ruly Arifian, S.E., M.Han.
Tokoh berjasa1. Marsma TNI Maman Suparman
2. Marsdya TNI Budhy Santoso, S.E.
3. Kolonel Psk Wahyu Widjojo
4. Marsma TNI Lintong Sormin Siregar

Satuan Bravo 90 yang bertugas melaksanakan operasi intelijen, melumpuhkan alutsista/instalasi musuh dalam mendukung operasi udara dan penindakan teror bajak udara serta operasi lain sesuai kebijakan Panglima TNI.

Satuan antiteror dari pasukan khusus TNI Angkatan Udara ini adalah yang paling muda pembentukannya. Baru dibentuk secara terbatas di lingkungan Korps Pasukan Khas TNI-AU pada 1990, Bravo berarti yang terbaik.

Konsep pembentukannya merujuk kepada pemikiran Jenderal Guilio Douchet: Lebih mudah dan lebih efektif menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan pangkalan/instalasi serta alutsista-nya di darat daripada harus bertempur di udara.

Satuan Bravo 90 memiliki Motto: Catya Wihikan Awacya Makaphala artinya Setia, Terampil, Berhasil.

Bravo 90 - Misi Penyelamatan

Sat Bravo 90 ini tergabung dalam Pusat Pengendalian Krisis ("Pusdalsis") BNPT yang terdiri dari gabungan antara satuan-satuan khusus, seperti Detasemen Khusus 81 (Penanggulangan Teror) dari TNI-AD, Denjaka dari TNI-AL, dan Resimen I Gegana Korps Brimob dari POLRI. Pusdalsis yang terdiri dari gabungan satuan-satuan elit TNI-POLRI ini ditugaskan sebagai pasukan penanganan terror untuk dikirim bila terjadi aktivitas terrorisme seperti Pembajakan pesawat.[1]

Sejarah

sunting

Satuan Bravo '90 Paskhas lahir pada era kepemimpinan Marsma TNI Maman Suparman, sebagai Komandan Puspaskhas periode tahun 1990.

Ide Bravo sebagai satuan khusus Paskhasau muncul dari para penggagas, yaitu Marsdya TNI (Purn.) Budhy Santoso yang saat itu menjabat sebagai Dirops Puspaskhas (Asops Korpaskhas) dengan pangkat Letkol dan Kolonel Psk (Purn.) Wahyu Widjojo yang saat itu menjabat sebagai Dan Depolat (Dan Wing III) dengan pangkat Letkol.

Kedua Pamen ini merupakan alumni AAU tahun 1968. Konsep pembentukan Satuan Bravo 90 didasari oleh pemikiran resultantif tentang perkembangan teori atau kritisisme (Iptek), data atau empirisisme (sejarah) dan nilai atau konstruktifisme Beberapa rujukan dasar, baik yang bersifat universal maupun yang bersifat domestik.[2]

Pengukuhan

sunting

Dikukuhkan pada tanggal 16 September 1990 oleh KSAU Marsekal TNI Hanafie Asnan. Dalam melaksanakan operasinya, Bravo dapat juga bergerak tanpa identitas. Bisa mencair di satuan-satuan Paskhas, atau seorang diri.

Layaknya dunia intelijen Bukan main-main, Satbravo-90 juga melengkapi personelnya dengan beragam kualifikasi khusus tempur lanjut, mulai dari combat free fall, scuba diving, pendaki serbu, teknik terjun HALO (High Altitude Low Opening) atau HAHO (High Altitude High Opening), para lanjut olahraga dan para lanjut tempur (PLT), dalpur trimedia (darat, laut, udara), selam, tembak kelas 1, komando lanjut serta mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan sarana multimedia.

Pasukan elite ini juga kebagian jatah untuk berlatih menembak dengan menggunakan peluru tajam tiga kali lipat lebih banyak dari pasukan reguler lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk melatih ketepatan dan kecepatan mereka untuk bertindak dalam waktu sepersekian detik.

Struktur Organisasi

sunting
 
Sertijab Dansat Bravo 90 Paskhas
 
Sertijab Komandan Detasemen 903/Bansus

Satbravo mempunyai 3 detasemen yang disebut Detasemen 901, 902 dan 903 Detasemen 901 mempunyai spesialisasi intelijen, Detasemen 902 berkualifikasi spesialisasi aksi khusus dan Detasemen 903 spesialisasi bantuan teknik khusus. Tapi sebenarnya 3 detasemen itu mempunyai keahlian yang merata di bidang counter terrorism.

Pasukan anti teror baret jingga ini juga kerap berlatih dengan kakak-kakaknya di Sat-81 Gultor Kopassus TNI AD, Kopaska TNI AL dan Denjaka Marinir TNI AL.

Bravo saat ini sudah memiliki fasilitas pertempuran jarak dekat (CQB). Bahkan untuk latihan pembebasan sandera di pesawat, Bravo langsung melaksanakannya di dalam pesawat baik milik TNI-AU maupun PT. DI. Satuan Bravo 90 juga menjadi pasukan khusus pertama di Indonesia yang mampu menguasai ilmu bela diri Systema yang merupakan ciri khas dari pasukan elite Rusia.

Satuan

sunting

Saat ini Satuan Bravo 90 membawahi tiga Detasemen dengan khualifikasi yang berbeda yaitu:

Tahap Pendidikan

sunting

Pendidikan Bravo sekitar 6 bulan. Dilaksanakan di Pusdiklat Kopasgat khususnya Satuan Pendidikan Khusus, Satdik 02 Lanjut dan Satdik 03 Khusus. Anggotanya diseleksi dari siswa terbaik peringkat 1-40 lulusan Sekolah Komando Paskhas dan personel aktif di Batalyon Komando/Wing.

Semua diseleksi ketat mulai dari IQ, kesemaptaan, keahlian spesialisasi militer yang dibutuhkan, serta kesehatan. Semua dengan asistensi lembaga TNI-AU yang berkompeten dengan bidang masing–masing.

Tampaknya para pelatih Detasemen Penanggulangan Teror “ala” Pasukan Khusus TNI AU ini tak main–main. Peluru tajam digunakan dalam latihan tahap akhir. Alhasil para calon Bravo juga penuh perhitungan, cermat, cepat, sekaligus tepat dalam bertindak. Bertempur total dan habis – habisan. Itulah kesimpulan akhir pendidikan Bravo.

Mereka tercetak menjadi prajurit elite Paskhas yang siap diterjunkan di mana saja di seluruh Indonesia. Setelah lulus, para personel Bravo muda ini berhak atas brevet bravo, lambang, Call Sign dan perlengkapan tempur standar Bravo lainnya.

Mereka juga dibagi ke dalam 3 tim Alfa dan Tim Ban Nik. Bagi para personel Bravo yang telah dianggap senior, bisa dipindahkan ke Tim khusus yang tak lain “berisi” prajurit Bravo berkemampuan di luar matra udara yaitu Frogmens yang mampu melakukan infiltrasi lewat laut, Selam Tempur, UDT, EOD, Zeni Demolisi, Penerbangan, elektronika dll.

Rentang Penugasan

sunting

Dimulai sejak 1992 dalam pengamanan KKT di Jakarta, Misi pemulangan TKI China, dan misi Geser Tim–Tim sebagai buntut lepasnya Tim–Tim dari NKRI. Bravo ditugasi mengendalikan Bandara Komoro dalam satgas ITFET (Indonesian Task Force in East Timor), namun pengamanan pusat kota juga dipercayakan kepada komando Bravo.

 
Satuan Bravo 90 Kopasgat TNI Angkatan Udara menggelar latihan antiteror di kawasan hutan.

Mereka bertugas sampai detik-detik akhir turunnya merah-putih dari bumi Lorosae Setelah itu dalam konflik Ambon, Bravo mengalami berbagai peperangan frontal dari darat ke darat dalam menyekat 2 kubu yang bertikai. Bravo tergabung dalam Yon Gab 1 bersama Kopassus dan Taifib Marinir. Dalam konflik Aceh, Bravo ditugasi untuk mengamankan bandara dan lanud di seluruh wilayah NAD.

Inventaris Senjata

sunting
 
Den Bravo dalam latihan penyelamatan

Pistol Scorpion sudah tinggal kenangan. Kini Bravo memiliki senjata jagonya CQB yaitu MP5. Sebagian adalah hibah dari Korea. Namun begitu masih bagus.

Pistol pun pakai SiG Sauer. Anggota Bravo dilengkapi uniform full gears dengan peralatan terbaru. Mulai dari rompi anti peluru, NVG, GPS, pelindung kaki dan lutut, sepatu khusus, pelindung mata, pisau lempar sampai alat komunikasi point to point.

Bahkan dalam situasi khusus, Bravo bisa memboyong pesawat – pesawat TNI-AU dari pesawat angkut sampai pesawat tempur untuk menyokong misi operasinya. Bravo juga kini telah memiliki senjata SAR-21 (Singapore Air Rifle). Kabarnya Bravo mendapat 50 buah senjata jenis ini dari Mabes TNI

Kendaraan Taktis

sunting

Detasemen Bravo-90 Kopasgat TNI-AU saat ini setidaknya mengoperasikan beberapa jenis kendaraan taktis antara lain:

Land Rover Defender MRCV (multi role combat vehicle)

sunting

Kendaraan taktis (rantis) Bravo-90 yang satu ini memang khusus. Termasuk Land Rover jenis defender heavy duty antipeluru yang dilengkapi tangga lipat serta penyangga mobil.

Tangga ini lazim digunakan dalam penyerbuan gedung (building assault). Agar mobil berdiri stabil, penyangga diturunkan secara hidraulis untuk menahan goyangan. Melihat tongkrongannya, rantis Bravo-90 ini adalah jenis Defender Td5 dengan basis station wagon sasis panjang. Mobil yang dari pabrikannya dilego seharga 20.495 poundsterling (standar) ini ditenagai mesin diesel berkapasitas 2500cc.

Bila disimak lebih jauh, tentu saja ada fasilitas khusus yang ditambahkan. Sebut saja plat pijakan kaki yang menempel di sekeliling bodi mobil. Tentu saja bukan tanpa tujuan fasilitas tadi dibuat. Plat berfungsi sebagai pijakan pasukan yang berdiri di sekeliling mobil. Dengan demikian maka pasukan bisa didrop dengan cepat.

Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T)

sunting

Kendaraan sejenis “Humvee” dan bertampang “sangar” ini adalah produk pertama dan asli rakitan PTDI. Kendaraan ini mendapat nomor register di lingkungan TNI-AU yakni 4020-10. DMV menggunakan mesin disel 3000 cc Ford Ranger dan teknologi Mazda Tampilannya semakin perkasa dengan senjata utama senapan mesin GRMG yang disimpan di bagian atap kendaraan, serta senjata FN Minimi kaliber 5,56 mm yang menyembul keluar dari kabin depan yang tidak dipasangi kaca.

Gerakan mobil anyar itu dipastikan tetap lincah, baik di jalan raya maupun di medan yang terjal sekalipun. Empat buah ban ukuran besar melekat di dua as dengan ketinggian jarak lantai kabin ke tanah sekitar 90 centimeter. Apabila tertembak, bagian ban masih akan tetap berdiri dan berfungsi maksimal karena dilengkapi dengan lapisan besi yang dipasang melingkar pada bagian ban.

Kendaraan tempur ini didesain untuk kapasitas empat orang prajurit dengan jok yang terbuat dari fibre glass yang dicat khas warna loreng TNI. DMV mempunyai ketahanan perjalanan hingga 600 kilometer. Berbeda dengan kendaraan biasanya, sasis DMV dibangun dengan besi-besi pipa berkualitas sesuai dengan standar dan spesifikasi kendaraan versi militer

Markas Satuan

sunting

Pada tahun 2009, Detasemen Bravo-90 direncanakan telah menempati markas barunya seluas hektare di daerah Rumpin, Bogor. Daerah ini dinilai sangat strategis karena dekat dengan dua lanud utama TNI AU yaitu Lanud Atang Sanjaya, Bogor dan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta sehingga mudah untuk menggerakkan pasukan keseluruh wilayah Indonesia.

Daerah ini juga memiliki akses yang cepat ke pusat pemerintahan (khususnya Istana Negara Jakarta dan Istana Negara Bogor, Gedung MPR-DPR serta Markas Besar TNI di Cilangkap) maupun dengan pintu gerbang negara di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang. Selain itu Den Bravo-90 juga direncanakan untuk dapat melindungi Pusat Pengembangan dan Pengkajian Iptek (Puspiptek) milik BPPT dan fasilitas LAPAN di daerah Serpong, Tangerang.

Validasi Satuan

sunting

Berdasarkan Validasi dan regrouping Kopasgat sesuai dengan keputusan Kepala Staf Angkatan Udara No. 527/IX/2013 tertanggal 10 September 2013. Sebelumnya bernama Detasemen Bravo 90 ditingkatkan menjadi Satuan Bravo 90. Satuan anti teror ini membawahkan Detasemen 901, Detasemen 902, dan Detasemen 903.

Komandan

sunting

saat Bernama "Detasemen Bravo 90":


  1. Lettu Psk Lintong Siregar (1990-1992)⭐
  2. Lettu Psk Waroka, Alm. (1992)
  3. Kapten Psk Muhammad Nassier (1992-1999)
  4. Kapten Psk Yudi Bustami (1999-2002)⭐⭐
  5. Kapten Psk Novla Mirsyah, S.E., M.Tr.(Han). (2002-2004)
  6. Mayor Psk Deny Muis (2004-2006)⭐
  7. Kapten Psk Rassy Fay M. Bait (2006-2008)
  8. Letkol Psk Moch Djuanda (2008-2012)
  9. Letkol Psk Ari Ismanto (2012-2013)

saat Bernama "Satuan Bravo 90":


  1. Kolonel Pas Novla Mirsyah, S.E., M.Tr.(Han). (2013-2015)
  2. Kolonel Pas Roosen Lambok Sinaga (2015-2016)
  3. Kolonel Pas Dodi Irawan (2016-2018)
  4. Kolonel Pas Nana Setiawan (2018-2020)[3]
  5. Kolonel Pas Sumarsono (2020-2021)
  6. Kolonel Pas Dedy Agung Sulistya, S.E., M.Si.(Han)., CHRMP. (2021-2023)[4]
  7. Kolonel Pas Asep Dicky Lukman Wijaya, S.Ip. (2023-2024)
  8. Kolonel Pas Ruly Arifian, S.E., M.Han. (2024-Sekarang)

Referensi

sunting
  1. ^ "Latih Kesiapan Antiteror di Gulkonsis VI", Remigius Septian, COMMANDO edisi 6 vol. XII 2016, hlm. 28, 2016 
  2. ^ ""Sejarah satbravo 90"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-01-18. Diakses tanggal 2017-01-17. 
  3. ^ "Sertijab Danwing III dan Pengukuhan Dansatbravo 90 Paskhas". 25 April 2018. 
  4. ^ "Upacara Sertijab Pejabat Korpaskhas Di Pimpin Dankorpaskhas". 08 April 2021. 

Pranala luar

sunting


  NODES
INTERN 1