GTV (Indonesia)

Jaringan televisi di Indonesia

GTV (pelafalan dalam bahasa Indonesia: [dʒitifi], sebelumnya bernama Global TV) adalah salah satu jaringan televisi swasta nasional di Indonesia. Berawal dari televisi lokal di Jakarta, GTV belakangan meluaskan siaran ke 5 kota besar lainnya, menjadikannya stasiun televisi swasta kesepuluh. Pada tanggal 11 Oktober 2017, Global TV berganti nama menjadi seperti sekarang dalam rangka acara ulang tahun yang bernama "Amazing 15".

PT Global Informasi Bermutu
Logo saat ini sejak 11 Oktober 2017
JenisJaringan televisi
NegaraIndonesia
Wilayah siaranNasional
AfiliasiMTV (2002—2011)
Kantor pusatMNC Studios, Jl. Raya Perjuangan No. 1, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
SloganPilihan Terbaik Keluarga Indonesia
BahasaBahasa Indonesia
PemilikMedia Nusantara Citra
Perusahaan indukMNC Asia Holding
Saluran seinduk
Diluncurkan8 Oktober 2002 (2002-10-08)
Pendiri
Nama sebelumnyaGlobal TV (2001—2017)
Media streaming
RCTI+Tonton langsung
Vision+Tonton langsung
www.gtv.id

Sejarah

Awal berdiri dan bersiaran

GTV didirikan pada 22 Maret 1999,[2] mulanya bernama Global IIFTIHAR Broadcasting atau Global Information Broadcasting[3] (disingkat GIB). Kemunculannya saat itu dirintis oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan The International Islamic Forum for Science, Technology and Human Resources Development (IIFTIHAR), yang sejak 1994 sudah merencanakan untuk mendirikan sebuah televisi berbasis Islam internasional.[4][5][6] Izin siaran nasionalnya diraih setelah melalui seleksi pendirian televisi yang diumumkan Departemen Penerangan pada 12 Oktober 1999 (bersama DVN TV, MTI TV, Trans TV dan PRTV), bernomor 801/MP/PM/1999 pada 25 Oktober 1999[7][8] menggunakan nama baru: Global TV dan berada di bawah PT Titian Paraputra Sejahtera. Saat itu, Global TV dikonsepkan sebagai televisi berbasis syiar Islam, pendidikan, teknologi dan pengembangan sumber daya manusia, dengan acaranya berfokus pada berita ditambah hiburan dan olahraga.

Global TV awalnya disiapkan untuk memulai siarannya pada Agustus 2000 (selama 8 jam perhari di 7 kota), dengan modal sebesar US$ 80 juta dan bantuan teknis dari TV3 Malaysia.[4][9] Namun, karena terus mengalami kesulitan dalam memulai siarannya akibat kurang modal, pada tahun 2001, Bimantara Citra lewat anak usahanya, PT Panca Andika Mandiri (kemudian berganti nama menjadi PT Media Nusantara Citra Tbk) mengakuisisi saham kepemilikan Global TV. Masuknya Bimantara ditandai dengan beberapa perubahan, seperti kehadiran orang-orang RCTI dalam manajemen Global TV contohnya Nenny Soemawinata.[10] Saat itu, operasional siarannya berada di Kawasan RCTI, Jl. Raya Perjuangan No. 1 Kebon Jeruk, Jakarta Barat, sempat menempati gedung Ariobimo Sentral di Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan dari tahun 2009 hingga 2016, kemudian kembali ke Kawasan RCTI (kini menjadi MNC Studios) dan dijadikan kantor pusatnya (bersama dengan MNCTV) hingga saat ini.

Pada tanggal 8 Oktober 2001, Global TV memulai siaran percobaannya dengan awalnya hanya bersiaran di Jakarta menggunakan kanal 51 UHF. Kemudian, di tanggal 7 Maret 2002, Global TV dan MTV menjalin kerjasama sehingga acara MTV akan disiarkan oleh televisi baru ini (sebelumnya, MTV disiarkan di ANteve, tetapi tidak dilanjutkan karena kesulitan keuangan).[11] Realisasinya diwujudkan sejak 1 April 2002, dimulai dari acara MTV Land, dan bersiaran selama 20 jam sehari dari pukul 05.00–01.00 WIB. Pada Agustus 2002, cakupan siarannya kemudian juga diperluas ke Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Medan.[12] kemudian siaran Global TV (termasuk MTV di dalamnya) mulai berlangsung selama 24 jam.[13] Akhirnya, setahun setelah mulai bersiaran uji coba, di tanggal 8 Oktober 2002, Global TV diresmikan sebagai televisi musik untuk anak muda dengan menayangkan program MTV selama 24 jam sehari. Pada tanggal 15 Oktober 2003[14], Global TV mulai menyiarkan acara-acara VH1 sebagai tambahan dari acara-acara MTV, sebelum dialihkan ke Jak TV pada tahun 2005.

Perkembangan 2005-2017

Setelah 3 tahun menayangkan MTV selama 24 jam dan menjadi stasiun televisi musik, pada tanggal 15 Januari 2005,[13] Global TV mengubah status menjadi televisi hiburan umum dan resmi diluncurkan dalam acara Grand Launching Global TV Sejuta Satu Malam dan mulai menayangkan acaranya sendiri yang dimulai pada pukul 03.00–07.00 WIB dan 15.00–23.00 WIB. Persiapan Global TV untuk memproduksi program acara sendiri terjadi sejak awal 2004 dan pada 15 Oktober 2004, Global TV sepakat dengan MTV untuk mengurangi jam siaran MTV menjadi 12 jam. Perombakan program ini disebabkan, menurut hasil survei, tayangan MTV selama dua tahun terakhir mengalami penurunan, dan dirasa tidak memberikan keuntungan yang signifikan baik bagi pendapatan maupun citra Global TV.[13]

Global TV kemudian hanya menyiarkan program MTV pada pukul 09.00–14.00 WIB dan 01.00–05.00 WIB saja.[13] Program andalan MTV yang ditayangkan Global TV pada saat itu seperti MTV Ampuh dan MTV Global Room, dan pada Januari 2007, Global TV dan MNC resmi mengakuisisi MTV Indonesia, kemudian program MTV yang disiarkan di Global TV sudah diproduksi langsung oleh pihak MNC. Acara Global TV kemudian menjadi 8 jam untuk program sendiri, 8 jam untuk MTV dan 8 jam untuk Nickelodeon.[15] Penayangan acara Nickelodeon berlangsung sejak Februari 2006. Pada awalnya pula, kartun dari Nickelodeon adalah kartun yang banyak di Global TV, tetapi sekarang juga menyiarkan kartun non-Nickelodeon, termasuk animasi Jepang. Pada tahun 2011, Global TV mulai menayangkan 100% Ampuh yang merupakan program musik varietas sejenis Inbox di SCTV. Sejak 1 Januari 2012, Global TV tidak menayangkan MTV lagi, kecuali untuk beberapa acara-acara tertentu seperti MTV EXIT [en]. Global TV pun bertahan dengan mengandalkan program Nickelodeon dan acara yang kebanyakan in-house, seperti Awas Ada Sule, Abdel dan Temon, Are You Smarter Than a 5th Grader? dan Petualangan Panji.

Pada tanggal 28 Juni 2012, Global TV sempat membuat heboh karena Hary Tanoesoedibjo, pemiliknya sempat menyatakan bahwa Global TV akan dijadikan sebagai televisi berita. Menurut salah satu sumber, rencana perubahan format ini sudah didesain sejak bulan Juni, yang dapat dilihat dari penambahan program berita (Buletin Indonesia dan Kilas Global) serta acara politik, seperti dialog Indonesia Bicara dan parodi politik Apa Maunya Indonesia. Bahkan pihak MNC dirumorkan sudah mendekati Karni Ilyas untuk menjadi personel Global TV. Banyak yang menduga perubahan ini tidak jauh dari upaya Hary untuk menjadikan media miliknya ini sebagai corong politiknya, terutama setelah ia bergabung dengan Partai NasDem dan terjerat kasus restitusi pajak.[16][17] Namun, pada akhirnya tampak rencana ini dibatalkan, dan Global TV tetap menjadi saluran yang fokus pada acara hiburan.

Setelah menghilangnya rumor akan menjadi TV berita, Global TV tampak "gamang" dalam memilih jenis programnya, dengan sempat mencoba beraneka ragam program yang umumnya berusia pendek. Seperti drama Korea (contohnya Descendants of the Sun);[18] telenovela (seperti Maria Mercedes);[19] aneka sinetron baik dari produksi SinemArt (termasuk label Pop Soaps Productions), sinetron 2010-an seperti Preman Pensiun, hingga sinetron 1990-an seperti Jin dan Jun;[20][21] dan juga sitkom seperti Jeany & Soun Miun dan Epen Cupen The Series yang tak sesukses pendahulunya, seperti Awas Ada Sule. Walaupun demikian, tetap ada acara yang tetap ditayangkan Global TV secara konsekuen dan menjadi andalannya, yaitu film Barat dan kartun-kartun untuk anak-anak (seperti Naruto dan SpongeBob SquarePants).

Pergantian nama menjadi GTV

Sejak diluncurkan ulang dengan nama GTV dalam acara "Amazing 15" (11 Oktober 2017), jaringan televisi ini tampak mengalami perubahan besar di bidang pemograman, dengan banyak menayangkan acara realitas (terutama social experiment show), acara permainan/kuis dan kemudian ditambah acara varietas.[22] Pada tahun berikutnya, Nickelodeon Indonesia Kids' Choice Awards pun mulai ditiadakan, yang dimulai dari 20 November 2017 dengan penayangan Bedah Rumah, Uang Kaget, Nikah Gratis, dan Family 100 Indonesia,[23][24] yang kemudian sukses memunculkan program-program sejenis lainnya seperti Pantang Ngemis, Minta Tolong, Komunikata Indonesia, dan Super Deal Indonesia.[25][26][27][28] Acara-acara tersebut awalnya cukup sukses mendongkrak pamor GTV,[29] namun kemudian perlahan berkurang dan saat ini jarang ditayangkan lagi (kecuali Super Deal Indonesia yang masih memiliki rating yang terbilang cukup bagus), bahkan banyak yang berpindah kemudian ke saluran saudaranya, MNCTV.

Layaknya pada saat bernama Global TV, pun akhirnya jaringan televisi ini secara konsisten memfokuskan acaranya pada serial animasi karena cukup bisa mendongkrak rating-nya.[30] Tampak bahwa strategi gonta-ganti acara pun dilakukan kembali. Hal ini dapat dilihat ketika GTV mulai menayangkan program-program bernuansa mistis yang mengambil video yang bersumber dari YouTube, seperti Kisah Viral dan Legenda Sang Penunggu. Selain itu, GTV juga sudah tidak lagi menayangkan program Big Movies Platinum yang ditayangkan pukul 21.00 WIB karena imbasnya teguran KPI terkait jam tayang Big Movies Platinum yang ditayangkan tidak sesuai dengan jam tayangnya di Prime Time tersebut dan menampilkan adegan berbahaya. Meskipun GTV sudah tidak lagi menayangkan Big Movies Platinum Action. GTV masih mempertahankan program Big Movies lainnya yaitu Big Movies Family dan Candyland film kartun anak yang ditayangkan dan GTV juga mulai kembali menayangkan FTV dan sinetron bertema remaja sejak tahun 2021, seperti IPA & IPS yang diadaptasi dari novel Wattpad berjudul sama dan Anak Jalanan: A New Beginning yang merupakan versi daur ulang dari sinetron Anak Jalanan yang pernah tayang di RCTI tahun 2015 hingga 2017, namun belum kunjung memberikan hasil yang memuaskan.[31][32][33]

Pada Maret 2023, GTV nampaknya mulai menayangkan acara TV game show Jepang seperti Masquerade (sebelumnya di RCTI), TV Champion, Takeshi's Castle (versi Indonesia) yang sebelumnya di MNCTV. Sejak Oktober 2023, sebagai bagian dari ulang tahun GTV yang ke-21, GTV juga mulai menayangkan film kartun Doraemon, yang masih terus diputar RCTI hingga sekarang.

Kepemilikan

Komposisi kepemilikan PT Global Informasi Bermutu saat pertama kali didirikan didominasi oleh tokoh-tokoh ICMI, meliputi Achmad Tirtosudiro 40%, Jimly Asshiddiqie 30%, Ahmad Husin Lubis 10% (ketiganya mewakili ICMI dan IIFTIHAR), serta Nasir Tamara dan M.S. Ralie Siregar 20% (keduanya dari pihak luar/profesional).[34][35] Beberapa waktu kemudian, saham Tirtosudiro dialihkan ke tokoh IIFTIHAR dan ICMI lainnya, Muhammad Zuhal akibat kesehatannya yang menurun.[36] Tamara kemudian dijadikan sebagai pemimpin Global TV, dan sebagai perusahaan induknya kemudian didirikan PT Titian Paraputra Sejahtera yang juga dipimpin oleh Tamara. Kemungkinan pemilihan Tamara di sini adalah karena ia adalah seorang jurnalis senior. Struktur kepemilikan ini dianggap beberapa pihak merupakan faktor utama mengapa Global TV bisa mendapat izin siarannya pada 1999. Ini karena presiden saat itu, Habibie, juga merupakan eksponen ICMI. Peran Habibie adalah dengan menyetujui surat permohonan izin Global TV yang disampaikan oleh Zuhal dan memberikan "katebelece" lewat Mensesneg Muladi (B-602/M.Setneg/9/1999 pada 13 September 1999)[37] untuk meloloskan Global TV sebagai pemenang seleksi yang dilakukan Deppen.[38][39] Ini masih belum ditambah faktor lain seperti kedekatan Tamara dengan Habibie, dan isu adanya keinginan adik Habibie, Timmy untuk untuk mendukung pendanaan Global TV.[9][40]

Namun, ketika izin telah didapatkan, masalahnya adalah PT Global Informasi Bermutu tidak memiliki modal yang mencukupi, apalagi pada saat itu Indonesia sedang berada dalam ekonomi yang payah. Dalam perjalanannya, PT Global Informasi Bermutu sempat berusaha untuk menarik modal dari investor Muslim, sektor ekonomi syariah dan beberapa pengusaha (seperti Mahaka Media) tetapi tidak berhasil. Ide untuk mendirikan Global TV pun makin sulit digapai ketika Zuhal yang awalnya akan memberi modal pinjaman IDB pada stasiun televisi ini tidak memenuhi janjinya (karena dialihkan untuk membangun Universitas Al Azhar Indonesia),[37] padahal TV swasta sudah harus memulai siarannya setahun setelah izin didapatkan. Ini masih belum ditambah lagi hutang-hutangnya di beberapa perusahaan dan Bank Mandiri yang harus dilunasi.[1] Akibatnya, diambil jalan pintas untuk berkongsi dengan konglomerasi Bimantara Citra pada 2001. Pada saat itu, pihak Bimantara menjanjikan bahwa mereka akan menjaga niat awal Global TV yaitu untuk siaran dakwah, pendidikan, SDM dan teknologi. Beralihlah saham Global TV ke Bimantara sebanyak 70%, sedangkan sisanya (30%) masih dipegang pemilik lama lewat PT Titian Paraputra Sejahtera.[41] Transaksi dilakukan Bimantara dengan mengeluarkan biaya senilai US$ 9,53 juta lewat anak usahanya, PT Panca Andika Mandiri.[42] Walaupun sempat menimbulkan kontroversi karena dianggap telah melanggar hukum dengan menjual izin dan frekuensi siaran, tetapi baik pihak PT Titian dan Bimantara berkilah, bahwa hal itu wajar dalam bisnis dan yang dijual bukan izinnya, tapi saham perusahaannya.

Dikuasai oleh Bimantara membuat Global TV mampu bersiaran pada 2002. Permasalahannya adalah ketika bersiaran, justru Global TV tidak menyiarkan acara seperti yang diharapkan oleh pendiri awalnya, dengan fokus menyiarkan acara musik MTV. Menurut pemilik lama, hal ini dikarenakan kepemilikan di Bimantara sudah berubah, yaitu oleh Hary Tanoesoedibjo (HT) yang tidak memikirkan janji dan komitmen manajemen Bimantara sebelumnya. Di lain pihak, HT mengaku bahwa saat pemilik lama menjual sahamnya, izin Global TV adalah sebagai televisi umum, sehingga dibebaskan untuk menyiarkan acara apapun.[1][43] Perubahan isi siaran ini sempat menimbulkan protes dan kekecewaan dari Muladi dan KPI pada Maret 2006 yang sempat meminta agar Global TV dikembalikan ke misinya semula (atau dibekukan izinnya),[44] tetapi HT tetap bergeming.[45][46] Akibat perubahan isi siaran ini, pihak IIFTIHAR dan ICMI kecewa, tetapi tidak bisa berbuat banyak karena sudah tidak memegang saham mayoritas. Mereka akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari Global TV dengan menjual 30% sahamnya (dari PT Titian Paraputra Sejahtera) kepada pemilik 70% saham Global TV, PT Media Nusantara Citra (dahulu bernama PT Panca Andika Mandiri, kini merupakan induk perusahaan penyiaran milik Bimantara/HT)[47] senilai US$ 5 juta pada 21 Februari 2005[48] serta mundur dari berbagai jabatan penting di Global TV.[49][50] Hasilnya, kepemilikan MNC atas Global TV mencapai 100%. Kondisi itu terus berlangsung hingga kini.

Masalah saham Global TV sempat diributkan pada September 2006. Kala waktu itu, pemilik lama Global TV (Jimly, Achmad Tirto, Ahmad Lubis, Zuhal) digugat oleh PT Jelang Era Global, yang pada saat itu menuntut 10% saham Global TV sebagai ganti dari pembayaran Rp 300 juta untuk konsultasi awal pendirian stasiun TV ini. Namun PT Jelang tidak bisa menerima 10% saham itu karena Global TV sudah keburu dijual kepada Bimantara. Gugatan yang disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan tuntutan ganti rugi Rp 6 miliar ini akhirnya kandas setelah pada Juni 2007 ditolak oleh pengadilan.[35][51][52]

Identitas

Logo pertama Global TV dengan akronim TVG saat siaran percobaan (8 Oktober 2001–1 Juni 2002), juga digunakan saat jeda iklan (15 Januari 2005–13 Oktober 2006)[53]
Logo pertama Global TV dengan warna ditambahkan (1 Juni 2002–13 Oktober 2006)
Variasi dari logo pertama Global TV dengan warna hijau dan kuning (Ramadhan/Idul Fitri 2003 dan 2004)
Variasi dari logo pertama Global TV dengan warna merah dan putih (Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 2003 dan 2004)
Logo kedua Global TV (13 Oktober 2006–1 Juli 2008)
Logo ketiga Global TV (1 Juli 2008–28 Maret 2012)
Logo ketiga Global TV, digunakan saat on-air (1 Juli 2008–28 Maret 2012)
Logo terakhir Global TV (28 Maret 2012–11 Oktober 2017)

GTV awalnya menggunakan logo "TVG" (digayakan tv)G) dengan tulisan "TV" huruf kecil dan huruf "G" besar berbentuk kotak warna abu abu dengan lengkungan bulan sabit yang digunakan pada tanggal 8 Oktober 2001 hingga 1 Juni 2002 pada saat siaran percobaan,[53] kemudian warna ditambahkan pada huruf "G" dengan warna biru dan "TV" dengan warna hijau pada 1 Juni 2002, warna biru dan hijau pada logo Global TV adalah warna dari Globe dan nama Global diartikan "belahan dunia". Meskipun logonya bernama "TVG", namun nama "Global TV" selalu digunakan di setiap program. Ketika masih menyiarkan MTV, pada tahun 2002, logo on-air "TVG" diubah dengan ditambahkan desain kubah masjid pada saat memasuki bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, pada tahun 2003-2004, logo on-air "TVG" mempunyai dua variasi warna, yaitu hijau dan kuning ketika memasuki bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri dengan animasi cahaya yang bergerak pada bulan sabit di huruf "G" dan warna merah putih saat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, mengikuti warna logo MTV, Global TV menjadi stasiun televisi kedua yang mengunakan warna merah putih sebagai logo on-air pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setelah TPI.

Seiring makin banyaknya acara non-MTV yang tayang di GTV, termasuk acara Nickelodeon, logo "TVG" diganti dengan logo yang terdiri dari huruf "G", dikenal sebagai "Glosie" yang memiliki perpaduan warna jingga dari Nickelodeon, hijau dan biru dari logo sebelumnya "TVG" di atasnya dengan tulisan "GlobalTV" di bawahnya pada tanggal 13 Oktober 2006, bertepatan dengan acara "Fant4stik", yaitu perayaan Ulang Tahun Global TV ke-4.

Agar lebih segar, Global TV mengganti logonya dengan bola tiga dimensi biru dengan tetap mempertahankan "Glosie" huruf "G" berwarna putih dengan tulisan "globaltv" pada tanggal 1 Juli 2008, setelah Euro 2008 berakhir. Logo huruf "G" berbentuk bola 3 dimensi ini dapat dibaca sebagai "bola dunia", yang melambangkan fleksibilitas Global TV sebagai televisi nasional yang mampu memberikan beragam sajian spesial terlengkap untuk setiap anggota keluarga Indonesia. Letak huruf "G" yang berada di tengah dan menyatu dengan bola melambangkan posisi Global TV dengan visi dan misi strategis dalam menemani pemirsa lewat setiap program yang ditayangkan. Penulisan kata Global TV dengan huruf kecil (globaltv), memberikan citra ramah dan bersahabat, sedangkan kata "tv" yang dipertebal di samping kata "global" memberikan kesan kuat dan kokoh. Sedangkan warna biru yang menyatu dengan bola dunia G melambangkan Global TV suatu perusahaan yang kompak dan solid.[54]

Pada tanggal 28 Maret 2012, Global TV meluncurkan logo barunya saat penayangan langsung acara "Lampion 100% Ekspresif". Logo ini mirip dengan logo MNCTV dan Sindo TV dengan tulisan GlobalTV berwarna biru dan merah. David Fernando Audy, yang pada saat itu menjabat sebagai direktur utama Global TV mengatakan, "Logo baru ini merupakan bentuk penyempurnaan dari logo sebelumnya dan mempresentasikan perkembangan Global TV dari tahun ke tahun yang semakin kuat dengan program-programnya, baik on-air maupun off-air. Juga dari berbagai hal lain yang membuat Global TV semakin menjadi pilihan pemirsa Indonesia".[55] Adapun makna dari logo ini, yaitu:

  • Warna merah mencerminkan cinta, keberanian, kekuasaan, kekuatan, hangat dan kemakmuran sejati, sementara warna biru menyimbolkan stabil, ketenangan dan terpercaya.
  • Tulisan "Global TV" dibuat menyatu tanpa spasi sebagai tanda Global TV sebagai kesatuan yang kokoh di mata publik. Huruf-hurufnya dibuat lurus dan melengkung yang berkombinasi, sebagai tanda Global TV melengkapi dan memberikan kekuatan pada pemirsanya. Penulisan huruf juga dibuat lebih tebal sebagai tanda ketegasan.[56]

Pada tanggal 11 Oktober 2017, Global TV mengganti nama dan logonya menjadi GTV, bertepatan dengan acara "Amazing 15", yaitu perayaan Ulang Tahun Global TV ke-15. Menurut Hary Tanoesoedibjo, perubahan logo ini diharapkan membuat citranya bisa lebih segar di masyarakat.[57] Huruf "G" pada logo GTV ini hampir mirip dengan logo 2006–2008 dan logo Google, hanya saja warna yang berbeda di mana warna tersebut didasarkan pada warna logo MNC. Warna-warna tersebut dipilih demi merefleksikan GTV sebagai bagian MNC Grup, dengan pemaknaan masing-masing di bawah ini.

  • Merah sebagai tanda hangat, kekuatan, kehidupan, kekuasaan dan kehebatan. Warna merah juga bisa berarti tanda butuh perhatian, sehingga dalam logo ini dibuat dominan.
  • Biru adalah warna langit yang mampu memberikan kesan stabil, kepercayaan, kesehatan, harapan, integritas, keamanan, teknologi, kebersihan. Warna ini menjadi tanda GTV berusaha untuk selalu konsisten dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk konsumen.
  • Kuning memberi arti kehangatan dan rasa bahagia, optimis, semangat dan ceria. Dari sisi psikologi keberadaan warna kuning dapat merangsang aktivitas pikiran dan mental. Dengan adanya warna kuning pada logo GTV, memberikan makna semangat yang baru dan ceria.
  • Hijau sebagai warna pertumbuhan dan vitalitas, terkait dengan kehidupan baru dan pembaharuan. Hijau juga berkaitan dengan keseimbangan dan keharmonisan pikiran, tubuh dan emosi, yang membantu dalam pengambilan keputusan dengan melihat semua sisi secara jelas.[58]

Nama "GTV" dipilih karena selama ini Global TV sudah banyak yang mengenalnya baik secara internal dan eksternal perusahaan dengan kata tersebut. Huruf "G" dibuat ikonik agar dapat berdiri sendiri dan tetap dikenal sebagai GTV, sedangkan di bawahnya dilekatkan slogan "pilihan terbaik keluarga Indonesia" sebagai pertanda reposisi GTV dari yang sebelumnya dikenal sebagai televisi anak muda menjadi keluarga.[59] Tipografi "GTV" juga dibuat agar publik memahami GTV sebagai perusahaan yang besar, kuat, handal, dipercaya dan berpengalaman dalam bidang industri penyiaran, sehingga terbangun citra positif di mata masyarakat.[58]

Slogan

Sebagai Global TV

  • Nongkrong Terus di MTV (relay MTV Indonesia, 2002–2005)
  • MTV, Gue Banget! (relay MTV Indonesia, 2002–2005)
  • Millions of Entertainment (2005–2006)
  • Global TV Seru! (2005–2017)[a]
  • Untuk Keluarga Indonesia (2008–2011)
  • 100% Seru! (2011–2013)

Sebagai GTV

  • Pilihan Terbaik Keluarga Indonesia (2017–sekarang)

Acara

Olahraga

GTV memiliki hak siar atas liga balap paling bergengsi di dunia, Formula 1 setelah sebelumnya hak siar Formula 1 dimiliki TPI (sekarang MNCTV), dan kejuaraan dunia balap antar negara, A1. Kedua ajang ini disiarkan GTV sendirian. GTV juga memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Euro 2008, bersama RCTI dan MNCTV.

GTV juga pernah menayangkan Piala Dunia FIFA 2010 sebagai pemegang hak siar di Indonesia bersama RCTI dan menayangkan Liga Utama Inggris dan Piala FA. Pada tahun 2011, GTV juga memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Liga Prima Indonesia, bersama RCTI dan MNCTV.

Acara olahraga sempat vakum selama dua tahun setelah pergantian logo dan programming GTV. Namun mulai tahun 2019, GTV mulai menayangkan kompetisi/turnamen eSports, maupun acara-acara seperti gelar wicara, pencarian bakat dan penganugerahan yang semuanya tentang eSports.[60][61] Sejak 2021, GTV juga kembali memunculkan program berita sepakbola berjudul Kick Off.[62]

Penyiar

Jaringan siaran

GTV saat ini disiarkan melalui sekitar 40 stasiun televisi (termasuk stasiun relai) yang dimiliki oleh kurang lebih 32 perusahaan (termasuk stasiun dan perusahaan induknya); data Tempo tahun 2020 menyebut GTV didukung oleh 44 stasiun pemancar.[63] Seluruh stasiun tersebut, yang menjangkau 32 dari 38 provinsi di Indonesia, dimiliki oleh GTV.

Berikut ini adalah stasiun afiliasi dan pemancar GTV (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Kementerian Komunikasi dan Informatika RI[64] dan data dari laporan keuangan MNC Media.[65]

Keterangan: stasiun yang dicetak miring berarti masih berupa stasiun relai dan belum memiliki siaran lokalnya sendiri.

Nama Jaringan Nama Stasiun Daerah Frekuensi digital (DVB-T2)[66] Nama Multipleksing Digital (DVB-T2)[67]
PT Global Informasi Bermutu GTV DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi 28 UHF RCTI Jakarta
PT GTV Satu GTV Bandung Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur 41 UHF RCTI Bandung
GTV Lampung Bandar Lampung, Kota Metro 36 UHF antv Bandar Lampung
PT GTV Dua GTV Semarang Semarang, Ungaran, Kendal, Demak, Jepara, Kudus 45 UHF GTV Semarang
GTV Yogyakarta Yogyakarta, Wonosari, Solo, Sleman, Wates 41 UHF GTV Yogyakarta / GTV Solo
PT GTV Tiga GTV Surabaya Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan GTV Surabaya
PT GTV Empat GTV Padang Padang, Pariaman, Bukittinggi, Padang Panjang 39 UHF antv Padang, Bukittinggi, Tanah Datar dan Solok
GTV Medan Medan 43 UHF RCTI Medan
PT GTV Lima GTV Pekanbaru Pekanbaru 45 UHF tvOne Pekanbaru
GTV Palembang Palembang 35 UHF Trans7 Palembang
PT GTV Enam GTV Manado Manado Trans TV Manado
GTV Makassar Makassar, Maros, Sungguminasa dan Pangkajene 40 UHF RCTI Makassar
PT GTV Tujuh GTV Banjarmasin Banjarmasin, Martapura, Banjarbaru, dan Marabahan 39 UHF GTV Banjarmasin
GTV Kotabaru Kotabaru 45 UHF GTV Kotabaru
GTV Samarinda Samarinda 27 UHF GTV Samarinda
PT GTV Delapan GTV Jambi Jambi 32 UHF Trans TV Jambi
GTV Pontianak Pontianak 41 UHF Trans TV Pontianak
PT GTV Sembilan GTV Jayapura Jayapura 37 UHF RCTI Jayapura
GTV Manokwari Manokwari 34 UHF SCTV Manokwari
PT GTV Sepuluh GTV Denpasar Kota Denpasar, Singaraja, Karangasem 42 UHF antv Bukit Bakung, Wanagiri, Ularan, Gilimanuk, Kintamani dan Lempuyang
PT GTV Bengkulu GTV Bengkulu Bengkulu 40 UHF RCTI Bengkulu
PT GTV Balikpapan GTV Balikpapan Balikpapan 32 UHF GTV Balikpapan
GTV Tanjung Selor Tanjung Selor 47 UHF GTV Tanjung Selor
PT GTV Palu GTV Gorontalo Gorontalo 37 UHF RCTI Gorontalo
GTV Palu Palu 44 UHF RCTI Palu
PT GTV Tegal GTV Tegal Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan 42 UHF GTV Tegal
PT GTV Palangkaraya GTV Palangkaraya Palangkaraya Trans TV Palangkaraya
PT GTV Babel GTV Pangkalpinang Pangkal Pinang 36 UHF RCTI Pangkalpinang
PT GTV Ambon Ternate GTV Ambon Ambon 39 UHF RCTI Ambon
GTV Ternate Ternate 40 UHF Trans TV Ternate
PT GTV Aceh GTV Aceh Banda Aceh 44 UHF RCTI Banda Aceh
GTV Sabang Sabang 45 UHF RCTI Sabang
GTV Lhokseumawe Lhokseumawe 44 UHF RCTI Lhokseumawe
PT GTV Mataram GTV Mataram Mataram 35 UHF MetroTV Mataram / MetroTV Pujut
PT GTV Kupang GTV Kupang Kupang RCTI Kupang
PT GTV Kendari Mamuju GTV Kendari Kendari 36 UHF SCTV Kendari
GTV Mamuju Mamuju 37 UHF RCTI Mamuju
PT GTV Batam GTV Batam Batam, Tanjung Balai Karimun 44 UHF RCTI Batam
PT GTV Garut GTV Garut Garut, Tasikmalaya, Ciamis 37 UHF RCTI Garut
PT GTV Sukabumi GTV Sukabumi Sukabumi 41 UHF RCTI Sukabumi
PT GTV Sumedang GTV Sumedang Sumedang 40 UHF RCTI Sumedang
PT GTV Cirebon GTV Cirebon Cirebon, Indramayu 44 UHF RCTI Cirebon / RCTI Kuningan
PT GTV Purwokerto GTV Purwokerto Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Kebumen dan Cilacap 43 UHF GTV Banyumas
PT GTV Madiun GTV Madiun Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo dan Trenggalek 40 UHF GTV Madiun / GTV Trenggalek
PT GTV Jember GTV Jember Jember 47 UHF GTV Jember
GTV Bondowoso Bondowoso 47 UHF GTV Bondowoso
PT GTV Malang GTV Malang Malang 43 UHF GTV Malang
PT GTV Kediri GTV Kediri Kediri, Pare, Kertosono, Blitar, Jombang, Tulungagung 42 UHF GTV Kediri
PT GTV Pati GTV Pati Pati 41 UHF GTV Pati
PT GTV Purworejo GTV Purworejo Purworejo 42 UHF GTV Purworejo
PT GTV Magelang GTV Magelang Magelang 34 UHF GTV Magelang
PT GTV Blora GTV Blora Blora Dan Cepu 37 UHF GTV Blora
PT Untukmu Indonesia Madura GTV Pamekasan Pamekasan 45 UHF GTV Pamekasan
PT Untukmu Indonesia Banyuwangi GTV Banyuwangi Banyuwangi 40 UHF GTV Banyuwangi
PT Untukmu Indonesia Situbondo GTV Situbondo Situbondo 41 UHF GTV Situbondo
PT Untukmu Indonesia Bojonegoro GTV Tuban Tuban 27 UHF GTV Tuban
PT Untukmu Indonesia Pacitan GTV Pacitan Pacitan 30 UHF GTV Pacitan

Manajemen

Daftar direktur utama

No. Nama Awal jabatan Akhir jabatan
1 Nasir Tamara 1999 2001
2 Adjie Gunawan 2001 2003
3 Agus Sjafruddin 2003 2004
4 Stephen K. Sulistyo 2004 2008
5 Daniel Tatang Hartono 2008 2010
6 David Fernando Audy 2010 2021
7 Hary Tanoesoedibjo 2021 2022
8 Henry Suparman 2022 2023
9 Valencia Herliani Tanoesoedibjo 2023 sekarang

Direksi saat ini

Struktur dewan direksi GTV saat ini adalah sebagai berikut:

No. Nama Jabatan
1 Valencia Herliani Tanoesoedibjo Direktur Utama
2 Tantan Sumartana Wakil Direktur Pelaksana bidang Penjualan dan Pemasaran
3 Noersing Direktur Produksi
4 Faisal Dharma Setiawan Direktur Keuangan, Teknologi dan Legal
5 Agustinus Bagus Abimanyu Direktur Program dan Akuisisi
6 Firdauzi Cece Direktur Pemasaran

Komisaris saat ini

Struktur dewan komisaris GTV saat ini adalah sebagai berikut:

No. Nama Jabatan

1

Hary Tanoesoedibjo Komisaris Utama

Penghargaan

Tahun Award Kategori Hasil
2015 Panasonic Gobel Awards 2015 Acara khusus/Special Events (Gemilang 12 HUT GTV) Nominasi
2017 Panasonic Gobel Awards 2017 Acara khusus/Special Events (Amazing 14) Nominasi
2018 Panasonic Gobel Awards 2018 Acara khusus/Special Events (Amazing 15) Nominasi
2019 Panasonic Gobel Awards 2019 Acara khusus/Special Events (Amazing 16) Nominasi

Lihat pula

Catatan

  1. ^ Sejak 1 Juli 2008 hingga 11 Oktober 2017, slogan "Global TV Seru!" masih digunakan pada akun media sosial seperti Twitter, dengan nama pengguna @Globaltvseru, pada tahun 2013, slogan "Global TV Seru!" kembali digunakan.

Referensi

  1. ^ a b c "Nasir Tamara Akui Misi Global TV Berubah Setelah Harry Tanoe Masuk". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-17. Diakses tanggal 2021-11-20. 
  2. ^ "BAB 3 OBYEK PENELITIAN Sejarah Perusahaan PT. Global TV. Maret 1999 dengan akta No. 14 tanggal 22 Maret 1999 dan mendapat Ijin". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-27. Diakses tanggal 2021-11-27. 
  3. ^ "ICMI bergerak: lintasan 10 tahun Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2022-08-15. 
  4. ^ a b "Membuka Kejadian Menonjol Media Massa Indonesia Sejak Era Reformasi Sampai 2000". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  5. ^ "Suara muhammadiyah, Volume 89,Masalah 17-24". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-02-27. 
  6. ^ "Laporan pertanggungjawaban Majelis Pengurus Pusat, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia, periode 1995-2000, Volume 2". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-02-27. 
  7. ^ "LIMA TEVE SWASTA BARU, BEREBUT IKLAN DAN KAVLING DI UDARA". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-17. Diakses tanggal 2021-11-17. 
  8. ^ "Global TV: Izin Tetap Milik GIB, Isi Siaran Tidak Melanggar". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-17. Diakses tanggal 2021-11-17. 
  9. ^ a b "AsiaCom: Asia-Pacific TV, Cable, Satellite, and Telecommunications, Volume 5". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  10. ^ "Eksekutif, Masalah 263-268". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-11-18. 
  11. ^ "Asia Media Report: A Crisis Within". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-11-18. 
  12. ^ "MTV ASIA, GLOBAL TV TO BROADCAST MTV INDONESIA". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-18. Diakses tanggal 2021-11-18. 
  13. ^ a b c d "Rewel-rewel Pemirsa Televisi : Kelas Musik kontra Kelas Ngihik". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-15. Diakses tanggal 2022-08-15. 
  14. ^ "Jadwal Acara Global TV 13-26 Oktober 2003". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-23. Diakses tanggal 2023-06-23. 
  15. ^ About - Sekilas GlobalTV
  16. ^ "Kasus Pajak Terkait Restitusi Bhakti Investama". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-02. Diakses tanggal 2021-02-28. 
  17. ^ "Banting Setir Anak Termiskin". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-30. Diakses tanggal 2021-02-28. 
  18. ^ "DRAMA KOREA : Besok, Descendants Of The Sun Tayang Ulang Di Global TV". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-27. Diakses tanggal 2021-02-28. 
  19. ^ "Global TV Siapkan 5 Serial Telenovela Terpopuler". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-26. Diakses tanggal 2021-02-28. 
  20. ^ "Sinetron Preman Pensiun Kembali Tayang di Global TV". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-19. Diakses tanggal 2021-03-30. 
  21. ^ "Global TV Tayangkan Jin dan Jun, Tuyul dan Mbak Yul, Jinny oh Jinny". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-31. Diakses tanggal 2021-03-30. 
  22. ^ "MNCN _targetkan pendapatan tumbuh 5%-10% di tahun ini". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-31. Diakses tanggal 2021-02-28. 
  23. ^ "Bedah Rumah yang Didukung Propan Raya Berhasil Menyabet Panasonic Gobel Award 2018". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-26. Diakses tanggal 2021-03-30. 
  24. ^ "Mudahkan Masyarakat yang Ingin Jadi Peserta, Family 100 Indonesia Buka Audisi Online". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-19. Diakses tanggal 2021-03-30. 
  25. ^ "Reality Minta Tolong Kembali Hadir di Layar Kaca". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-22. Diakses tanggal 2021-03-30. 
  26. ^ "Hadiah Rp1 Juta Reality Show Pantang Ngemis Dinilai Kekecilan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-16. Diakses tanggal 2023-06-16. 
  27. ^ "Promo Super Deal Indonesia di GTV". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-03-30. 
  28. ^ "Versi Baru 'KomuniKata' Tayang di GTV, Dipandu Choky Sitohang". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-24. Diakses tanggal 2021-03-30. 
  29. ^ "Uang Kaget GTV Sukses, Penonton Ingin Settingan Tabrakan Hilang". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-26. Diakses tanggal 2021-02-28. 
  30. ^ "Rating GTV". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-31. Diakses tanggal 2021-02-28. 
  31. ^ "Sinopsis IPA & IPS, Sinetron Terbaru yang Tayang di GTV". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-17. Diakses tanggal 2021-10-17. 
  32. ^ "Anak Jalanan 2022 GTV: Anrez-Ersya "Gantikan" Stefan-Wilona?". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-02. Diakses tanggal 2021-12-02. 
  33. ^ "Lebih Banyak Ditonton Dibanding Sinetron-Sinetronnya, GTV Bakal Perbanyak Program Non Drama?". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-27. Diakses tanggal 2022-11-27. 
  34. ^ "Demokrasi dan globalisasi: meretas jalan menuju kejatidirian". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  35. ^ a b "Digugat Rp 6 Miliar, Jimly Lempar ke Zuhal". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-01. Diakses tanggal 2021-02-25. 
  36. ^ "Media dan Pekerjaan Rumah Terbesar Umat Islam". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-05. Diakses tanggal 2021-12-05. 
  37. ^ a b ""Belum Merespons, Nasir Tamara Pelajari Soal Global TV"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-17. Diakses tanggal 2021-11-17. 
  38. ^ "Bukan Cuma Global TV yang Cacat". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-29. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  39. ^ "Gatra, Volume 12,Masalah 16-19". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  40. ^ "Televisi Jakarta di atas Indonesia: Kisah Kegagalan Sistem Televisi Berjaringan di Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  41. ^ "Sebaran Kerajaan Cendana di Bisnis Pertelevisian". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  42. ^ "Ekonomi Politik Media Penyiaran". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-02-28. 
  43. ^ "IIFTIHAR Sesalkan Perubahan Visi dan Misi Siaran Global TV". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-29. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  44. ^ "Izin Siaran untuk Global TV Disesalkan Muladi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-17. Diakses tanggal 2021-11-17. 
  45. ^ "Muladi Kirim Surat ke IIFTIHAR Minta Tanggung Jawab Moral". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-03. Diakses tanggal 2021-02-25. 
  46. ^ "Harry Tanoe: Izin Global TV Siaran Umum". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-02. Diakses tanggal 2021-02-25. 
  47. ^ "PROSPEKTUS MNC 2007" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-07-29. Diakses tanggal 2021-02-25. 
  48. ^ "Lapkeu Q2 BMTR 2005" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-07-29. Diakses tanggal 2021-02-28. 
  49. ^ "Televisi Berita di Indonesia, Model Baru Pertelevisian Nasional". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  50. ^ "Masyarakat dan Teks Media: Membangun Nalar Kritis atas Hegemoni Media". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  51. ^ "Seteru Jimly Ajukan Banding". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-02-25. 
  52. ^ "Jimly Asshiddiqie Digugat ke PN Jaksel". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-02-25. 
  53. ^ a b "Facebook". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2022-12-30. 
  54. ^ "BAB III INTI PENELITIAN". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-27. Diakses tanggal 2022-11-27. 
  55. ^ "Konser Lampion 100% Ekspresif, Global TV Ganti Logo". KapanLagi.com. 30 Maret 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-15. Diakses tanggal 14 Maret 2016. 
  56. ^ "BAB II" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-11-27. Diakses tanggal 2022-11-27. 
  57. ^ "Global TV Ganti Logo, Hary Tanoe: Lebih Fresh Menjangkau Keluarga". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-27. Diakses tanggal 2022-11-27. 
  58. ^ a b SKRIPSI[pranala nonaktif permanen]
  59. ^ "STUDI KEMIRIPAN..." Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-27. Diakses tanggal 2022-11-27. 
  60. ^ "E-Sports Star Indonesia GTV, Peluang Gabung E-Sport Profesional". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-26. Diakses tanggal 2021-03-30. 
  61. ^ "Ini 11 Pemenang Indonesian Esports Awards 2020, Termasuk Ariel Noah". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-23. Diakses tanggal 2021-03-30. 
  62. ^ "Promo Kick Off di GTV". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-14. Diakses tanggal 2021-03-30. 
  63. ^ Dongoran, Hussein Abri (2020). "Modal Besar TVRI: Ratusan Pemancar, Aset Triliunan, dan APBN". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-23. Diakses tanggal 3 Agustus 2020. 
  64. ^ "DAFTAR IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI YANG SUDAH DITERBITKAN OLEH MENTERI KOMINFO SAMPAI DENGAN NOVEMBER 2017" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 2021-01-19. 
  65. ^ "Laporan Keuangan Q2 MNC 2020" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-01-28. Diakses tanggal 2021-01-19. 
  66. ^ "Peta ISR TV Digital - SDPPI Maps". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-19. Diakses tanggal 2021-04-19. 
  67. ^ "Dashboard TV Digital". Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-23. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 

Pranala luar

  NODES
Done 57
jung 5
jung 5
News 1
odeon 9
twitter 2