Gibah, gosip atau gunjing adalah sebuah obrolan atau desas-desus kosong, yang biasanya berkaitan tentang urusan pribadi atau orang lain.[1]

Poster perang Soviet yang menyatakan: "Jangan bergosip! Gosip termasuk pengkhianatan" (1941).

Dalam agama

sunting

Dalam Islam

sunting

Islam menganggap memfitnah (gibah dengan tujuan buruk) setara dengan memakan daging dari saudara yang sudah mati. Bagi Muslim, memfitnah hanya merugikan korbannya tanpa menawarkan mereka kesempatan untuk membela diri, sama seperti orang mati yang tidak dapat bertahan daging mereka dimakan orang lain. Seorang Muslim dituntut untuk memperlakukan orang lain seperti saudara sendiri (terlepas dari keyakinan, warna kulit, jenis kelamin, atau etnis mereka).

Dalam Kepercayaan Bahai

sunting

Bahai menganggap memfitnah (gibah dengan tujuan buruk) sebagai "kualitas manusia terburuk dan dosa yang paling besar".[2] Oleh karena itu, bahkan pembunuhan akan dianggap kurang tercela daripada memfitnah. Baha'u'llah menyatakan, "Memfitnah meredupkan cahaya hati, dan memadamkan kehidupan jiwa".

Dalam Yudaisme

sunting

Yudaisme menganggap gibah yang diucapkan tanpa tujuan yang membangun (dikenal dalam bahasa Ibrani sebagai Lashon hara, "Lidah jahat") sebagai dosa. Berbicara secara negatif tentang orang-orang, bahkan walau sesuai dengan fakta yang sebenarnya, dianggap sebagai dosa, karena hal itu merendahkan martabat manusia - baik pembicara maupun orang yang digibahkan tersebut. Menurut Amsal 18:8, "Perkataan si pemfitnah adalah seperti sesuatu yang ditelan dengan rakus, yang turun ke bagian-bagian perut yang paling dalam.".

Referensi

sunting
  1. ^ "Gossip - Define Gossip at Dictionary.com". Dictionary.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2018-09-24. 
  2. ^ "Salinan arsip". Bahai Quotes.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-24. Diakses tanggal 11 November 2017. 

Lihat pula

sunting
  NODES
os 13