Kamp konsentrasi
Kamp konsentrasi adalah tempat mengumpulkan dan menahan lawan politik, tahanan atau tawanan. Biasanya kamp konsentrasi didirikan pada saat perang atau masa bergejolak di suatu negara.
Sejarah
suntingDalam catatan sejarah, dari waktu ke waktu beberapa pemerintahan telah mencoba untuk "mengumpulkan" orang-orang yang sering menyusahkan pemerintahan tersebut dalam suatu kamp. Misalnya ketika satu negara menjajah atau menduduki negara lain, orang-orang biasa dari negara yang ditaklukkan mungkin akan digiring masuk ke dalam kamp konsentrasi. Dengan cara ini, mereka lebih mudah diawasi dan akan lebih sedikit kemungkinan mereka melakukan keonaran.
Pada perang Boer, ketika Inggris memerangi petani asal Belanda di Afrika Selatan, pemerintah Inggris memasukkan sejumlah besar wanita Boer dan anaknya ke dalam kamp-kamp konsentrasi, di mana banyak di antara mereka yang mati karena penyakit.
Yang paling terkenal dan merupakan penggunaan kamp-kamp konsentrasi paling besar adalah yang dilakukan oleh pemerintahan Nazi Jerman pada tahun 1933 sampai 1945. Pihak Nazi membenci bangsa Yahudi. Mereka menangkapi orang-orang Yahudi di Jerman dan negara-negara yang mereka duduki selama perang, dan mengirim orang-orang Yahudi ini ke kamp-kamp konsentrasi. Di kamp-kamp konsentrasi itu, para Yahudi dipaksa untuk bekerja keras tanpa diberi makanan yang cukup, dan sangat banyak di antara mereka yang mati. Akhirnya kamp-kamp konsentrasi yang dibuat Jerman ini menjadi "kamp kematian" bagi bangsa Yahudi, tempat mereka dengan sengaja dibunuh, misalnya dengan dimasukkan ke dalam kamar gas. Di kota Auschwitz, Polandia yang diduduki Jerman pada saat itu, kamar-kamar gas membunuh dan membakar orang-orang Yahudi sebanyak 12.000 orang setiap hari. Empat sampai enam juta bangsa Yahudi, laki-laki, perempuan, dan anak-anak mati dalam kamp-kamp serupa ini. Orang-orang lain banyak pula yang mati. Siapa pun yang disangka oleh pihak Nazi sebagai bangsa yang lebih rendah martabatnya daripada bangsa Jerman dapat mereka kirimkan ke kamp-kamp ini. Orang gipsi (pengembara), orang yang cacat, homoseksual, dan orang-orang komunis tak luput dari incaran Nazi.
Di akhir perang, tentara Inggris, Rusia, dan Amerika Serikat menemukan kamp-kamp tersebut penuh dengan orang-orang yang sudah mati atau sekarat. Film-film mengenai apa yang mereka temukan dipertunjukkan di seluruh dunia, dan masih tetap mengerikan untuk ditonton sekarang.
Nama kamp-kamp tersebut misalnya Auschwitz, Belsen, Buchenwald, dan Dachau. Nama-nama ini akan tetap tercatat dalam sejarah dunia untuk mengingatkan kepada kita bagaimana manusia bisa menjadi sangat kejam.
Di Uni Soviet selama masa pemerintahan Joseph Stalin (1922-1953), berbagai kamp konsentrasi didirikan oleh pihak pemerintah di sekitar Rusia dan Ukraina dengan nama Gulag. Setelah pergantian kekuasaan pasca kematian Stalin (1953-1956), sistem kamp ini dihapuskan dan seluruh tahanannya dibebaskan sebagai salah satu bagian dari sistem kebijakan De-Stalinisasi pada saat itu.
Korea Utara juga dilaporkan telah mendirikan kamp-kamp konsentrasi untuk tahanan politik, dan beberapa masih beroperasi hingga saat ini.
Bacaan rujukan
sunting- Tim Penyusun Oxford. Oxford Ensiklopedia Pelajar, PT Widyadara, 1995
Lihat pula
sunting- Parlindoengan Loebis, tokoh nasionalis Indonesia yang sempat ditahan di kamp konsentrasi Nazi