Komando Jihad
Komando Jihad adalah sebuah kelompok ekstremis Islam Indonesia yang berdiri sejak tahun 1970-an hingga dibubarkan oleh aparat keamanan pada pertengahan tahun 1980-an.[1] Kelompok ini merupakan cabang dari Darul Islam, sebuah kelompok ekstremis yang memperjuangkan Negara Islam Indonesia yang dimulai pada tahun 1940-an.[2] Kelompok ini memisahkan diri dari DI dengan dukungan dari dinas rahasia Indonesia, BAKIN.[3]
Damien Kingsbury telah menulis dugaan bahwa kelompok ini dibentuk oleh Kopassus, pasukan khusus TNI Angkatan Darat.[4] Pada tahun 2020, Pusat Data dan Analisis Tempo, merilis laporan investigasi mereka setelah mengumpulkan sumber-sumber pada masa itu, yang mengonfirmasi bahwa sebagian dari cerita tersebut benar, meskipun pembentukannya sebenarnya lebih mirip ketidaksengajaan.[5]
Sejarah
suntingFormasi
suntingKomando Jihad dibentuk sekitar tahun 1970-an. Berdasarkan catatan, kelompok ini sudah ada sekitar tahun 1975 dengan nama Dewan Revolusi Islam Indonesia (DRII), sebuah gerakan perlawanan Islam bawah tanah anti-Soeharto yang didirikan oleh Imran bin Muhammad Zein. Dalam surat kepada Ruhollah Khomeini yang diduga dikirim setelah Revolusi Iran, Imran mengucapkan selamat atas keberhasilan revolusi tersebut, dan mengaku mendirikan DRII dengan bantuan beberapa perwira TNI Angkatan Darat.[6] Tujuan kelompok ini adalah mendirikan Negara Islam Indonesia dan menumbangkan komunisme.[7]
Di sisi lain, Laksamana Sudomo, Panglima Kopkamtib mengungkapkan setelah pembajakan Garuda Indonesia Penerbangan 206 kepada para ulama bahwa pada awal tahun 1970-an, pemerintah sebenarnya membina beberapa veteran Darul Islam di bawah naungan pemerintah di bawah Badan Koordinasi Intelijen (BAKIN, pendahulu BIN saat ini) untuk menyediakan basis massa bagi pemerintah yang berkuasa dalam rangka mempersiapkan pemilu 1971. Namun, rencana tersebut rupanya menjadi bumerang, karena beberapa veteran kemudian kembali ke jihadisme dan ekstremisme Islam dan berpihak pada Suharto. Pembentukan DRII dan kemudian Komando Jihad, merupakan hal yang tidak terduga dan tidak diantisipasi oleh pemerintah. Sudomo mengatakan bahwa perubahan mereka menjadi DRII dan Komando Jihad berada di luar pengetahuan Bakin dan menyatakan bahwa hal tersebut di luar kendali.[8]
Pembajakan Pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206
suntingPada tanggal 28 Maret 1981, lima anggota Komando Jihad menaiki pesawat Garuda Douglas DC-9 dalam penerbangan domestik dari Palembang ke Medan dan membawa pesawat tersebut beserta 57 penumpang ke Bangkok, Thailand. Mereka dipersenjatai dengan senapan mesin dan dinamit, dan menuntut pembebasan 20 tahanan politik, agar semua “pejabat Yahudi dan militeris Israel” diusir dari Indonesia, dan agar mereka diberi uang sebesar $1,5 juta. Setelah empat hari, pasukan komando Indonesia menyerbu pesawat tersebut, menewaskan tiga dari lima pembajak dan pilot pesawat. Dua dari pembajak menyerahkan diri kepada pasukan komando Thailand, tetapi mereka dibunuh di luar hukum oleh pasukan komando Kopassus dalam perjalanan kembali ke Jakarta.
Ini merupakan peristiwa pembajakan pesawat pertama dalam sejarah maskapai penerbangan Republik Indonesia dan merupakan terorisme bermotif jihad pertama di Indonesia.[9]
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ Terrorist Organization Profile – START – National Consortium for the Study of Terrorism and Responses to Terrorism
- ^ Terrorist Organization Profile – START – National Consortium for the Study of Terrorism and Responses to Terrorism
- ^ No Man's Land: Globalization, Territory, and Clandestine Groups in Southeast Asia, p. 24
- ^ Kingsbury, D, We must not get back in bed with Kopassus, The Age, August 14, 2003
- ^ Pusat Data dan Analisis Tempo (2020). Sejarah Awal ABRI Mendekat Kelompok Islam. Jakarta: Tempo Publishing. ISBN 9786232627871.
- ^ Pusat Data dan Analisis Tempo (2020). Sejarah Awal ABRI Mendekat Kelompok Islam. Jakarta: Tempo Publishing. ISBN 9786232627871.
- ^ Muqoddas, M. Busyro (2011). Hegemoni Rezim Intelijen; Sisi Gelap Peradilan Kasus Komando Jihad. Yogyakarta: Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia. ISBN 9789791097840.
- ^ Pusat Data dan Analisis Tempo (2020). Sejarah Awal ABRI Mendekat Kelompok Islam. Jakarta: Tempo Publishing. ISBN 9786232627871.
- ^ "Woyla, Terorisme Pertama di Indonesia". okezone.com. Diakses tanggal 16 Januari 2016.
Peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla jurusan Palembang-Medan pada tanggal 28 Maret 1981, menjadi "Jihad" pertama bagi para pelaku terorisme di Indonesia.