Maersk Line
Maersk Line adalah sebuah perusahaan pengapalan peti kemas internasional asal Denmark dan merupakan anak usaha terbesar dari Maersk Group. Maersk Line merupakan perusahaan pengapalan peti kemas terbesar di dunia, baik dari sisi total jumlah kapal maupun total kapasitas muatannya. Maersk Line memiliki 374 kantor yang tersebar di 116 negara. Perusahaan ini mempekerjakan sekitar 31.600 orang, yakni 7.000 orang awak kapal dan 24.600 orang petugas pemroses.[1][2] Maersk Line mengoperasikan lebih dari 786 kapal dengan total kapasitas 4,1 juta TEU.[3] Perusahaan ini didirikan pada tahun 1928.[4]
Swasta | |
Industri | Pengapalan peti kemas |
Didirikan | 1928 |
Kantor pusat | Copenhagen, Denmark |
Wilayah operasi | Seluruh dunia |
Tokoh kunci | Soren Skou (CEO) |
Pendapatan | $31,18 milyar (2015) |
Pemilik | A.P. Moller-Maersk Group |
Karyawan | 31.600 (2018) |
Situs web | MaerskLine.com |
Sejarah
suntingPada awal dekade 1920-an, A.P. Moller mulai mempertimbangkan untuk masuk ke bisnis pengapalan berjadwal, karena pada saat itu masih banyak kapal yang berlayar dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain tanpa jadwal yang jelas, sehingga diperkirakan akan kalah dengan kapal berjadwal. Pada tanggal 12 Juli 1928, kapal Leise Mærsk untuk pertama kalinya berangkat dari Baltimore untuk menuju Timur Jauh melalui Terusan Panama dan kembali lagi. Muatan yang dibawa meliputi suku cadang mobil Ford dan muatan umum lain. Pemberangkatan inipun menandai dimulainya layanan pengapalan Maersk. Maersk Line mulai tumbuh pada tahun 1946 dengan mengangkut barang dari Amerika ke Eropa ataupun sebaliknya, sebelum kemudian mengembangkan bisnisnya pada tahun 1950. Pada tanggal 26 April 1956, transportasi peti kemas via laut diperkenalkan dengan pengapalan sebuah peti kemas Sea-Land melalui kapal SS Ideal X dari Port Newark, New Jersey, ke Houston, Texas. Pada tahun 1967, P&O menjadi salah satu perusahaan yang menggabungkan layanan pengapalan peti kemasnya dengan layanan serupa dari tiga perusahaan lain, untuk membentuk Overseas Containers Limited (OCL). Sea-land dan P&O kemudian diambil oleh Maersk Line antara tahun 1999 hingga 2005.[5]
Pada tahun 1999, Maersk resmi mengakusisi Safmarine Container Lines (SCL) dan bisnis pengapalan terkait milik South African Marine Corporation Limited (Safmarine). Pada saat itu, Safmarine Container Lines mengoperasikan sekitar 50 kapal peti kemas dan memiliki sekitar 80.000 peti kemas. SCL menangani sepuluh jenis perdagangan dan melengkapi jaringan yang sudah dimiliki oleh Maersk Line. Safmarine Container Lines bergabung ke dalam A.P. Moller – Maersk Group sebagai sebuah unit independen dan mengoperasikan bisnis pengapalannya sendiri.
Pada tanggal 10 Desember 1999, A.P. Moller Group resmi mengakuisisi bisnis peti kemas internasional dari SeaLand Service Inc. Bisnis tersebut kemudian diintegrasikan ke A.P. Moller Group, dan sebagai bagian dari upaya integrasi, Maersk Line diubah namanya menjadi Maersk Sealand. Akuisisi ini meliputi 70 kapal, sekitar 200.000 peti kemas, serta sejumlah kantor terminal dan agen di seluruh dunia.
Pada bulan Mei 2005, Maersk mengumumkan rencananya untuk membeli P&O Nedlloyd[6] dengan harga 2,3 milyar euro.[7] Pada saat itu, P&O Nedlloyd menguasai 6% pangsa pasar industri global, sementara Maersk-Sealand menguasai 12%. Maersk kemudian menyelesaikan pembelian ini pada tanggal 13 Agustus 2005, dan Royal P&O Nedlloyd pun menghentikan perdagangan sahamnya di bursa pada tanggal 5 September. Pada bulan Februari 2006, gabungan dari kedua perusahaan tersebut resmi berbisnis dengan nama "Mærsk Line"
Pada saat perusahaan ini dimasukkan ke dalam A.P. Moller, perusahaan ini telah memiliki dan menyewa lebih dari 160 kapal. Kapal peti kemasnya memiliki total kapasitas 635.000 TEU. Royal P&O Nedlloyd N.V. mempekerjakan 13.000 orang di 146 negara.
Pada akhir tahun 2006, pangsa pasar global Maersk anjlok dari 18,2% ke 16,8%. Sementara pangsa pasar MSC naik dari 8,6% menjadi 9,5% dan CMA CGM naik dari 5,6% menjadi 6,5%.[8][9][10] Pada bulan Januari 2008, Maersk Line mengumumkan reorganisasi besar-besaran.[11]
Pada bulan November 2015, setelah mencatatkan hasil lebih rendah dari yang direncanakan, Maersk Line mengumumkan pengurangan 4.000 orang pegawai yang akan dilakukan hingga tahun 2017. Perusahan ini juga akan mengurangi biaya administrasinya hingga $250 juta dalam dua tahun ke depan dan akan membatalkan 35 pelayaran reguler pada triwulan keempat tahun 2015, padahal telah membatalkan empat pelayaran reguler di awal tahun.[12]
Hingga bulan Oktober 2015, Maersk Line bersama anak usahanya, Seago, MCC, Safmarine, dan Sea-Land menguasai 18% pangsa pasar di bidang pengapalan peti kemas.[13]
Sejak tanggal 1 Desember 2017, Hamburg Süd resmi menjadi bagain dari perusahaan ini.
Armada
suntingHingga bulan Juli 2011, armada Maersk Line berjumlah lebih dari 700 kapal (digabung dengan Hamburg Süd) dan jumlah peti kemasnya mencapai lebih dari 3,8 juta TEU (Twenty-feet equivalent unit)[14]
Pada tahun 2006, kapal peti kemas terbesar di dunia hingga saat ini, kapal kelas-E Emma Maersk, diantar ke Maersk Line dari Odense Steel Shipyard.[15]
Tujuh kapal serupa kemudian juga dibuat, dan pada tahun 2011, Maersk memesan 20 kapal peti kemas yang lebih besar di Daewoo, yakni kelas Triple E, masing-masing dengan kapasitas 18.000 peti kemas. Kapal Triple E Class pertama resmi diantar pada tanggal 14 Juni 2013 dan dibaptis dengan nama Mærsk Mc-Kinney Møller, yang terinspirasi dari nama anak pendiri Maersk Line.[16]
Keberlanjutan
suntingPada tahun 2011–12, Maersk Line bekerja sama dengan Angkatan Laut Amerika Serikat untuk menguji bahan bakar ganggang 7-100% pada kapal Maersk Kalmar.[17][18] Mulai tahun 2007–2014, dan terutama karena berlayar pelan , Maersk Line berhasil mengurangi emisi CO2-nya hingga 40% atau 11 juta ton, hampir sama dengan pengurangan yang berhasil dicapai oleh Denmark.[19]
Pada bulan Desember 2018, Maersk mengungkapkan tekadnya untuk menjadi netral karbon pada tahun 2050.[20] Pada tahun 2017, kapal milik perusahaan ini mengeluarkan 35,5 juta ton CO2e, dan Maersk pun berharap dapat mengurangi jumlah ini dengan menggunakan bahan bakar nabati.[21]
Layanan
suntingMaersk Line terkenal dengan jangkauannya yang sangat luas. Selain jalur utamanya, yakni Asia-Eropa dan Trans-Atlantik, Maersk Line juga menawarkan pengapalan antara Amerika Selatan dan Eropa, serta ke Afrika. Perusahaan ini juga mempelopori konsep inovatif Daily Maersk pada tahun 2011 yang menyediakan layanan premium bergaransi untuk pengapalan dari Tiongkok ke Eropa. Namun Maersk Line dipaksa untuk menutup layanan tersebut karena menyebabkan membludaknya pasokan.[22][23] Restrukturisasi produknya baru-baru ini meliputi peningkatan pada rute Asia - Australia, India - Afrika Selatan, dan Tiongkok - Amerika.[24][25][26]
Selain pengapalan antar benua, Maersk Line juga mengoperasikan sejumlah layanan pengapalan intra benua, yakni pengapalan intra Asia melalui MCC Transport, pengapalan intra Eropa melalui Seago Lines, dan baru-baru ini meluncurkan kembali merek Sea-Land Service untuk pengapalan intra-Amerika.[27]
Lihat juga
suntingReferensi
suntingCatatan
sunting- ^ "Alphaliner – Top 100 Operated Fleets As Per 25 September 2012". Alphaliner. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-05-23. Diakses tanggal September 25, 2012.
- ^ Flemming, Emily Hansen (September 25, 2012). "Maersk To Cut Capacity and Raise Rates". Wall Street Journal. Diakses tanggal September 25, 2012.
- ^ "Company Facts and Information". Maersk Line. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-14. Diakses tanggal September 25, 2012.
- ^ "About Us - Milestones". Maersk Line. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-06. Diakses tanggal September 25, 2012.
- ^ "A Ride On Maersk Line". Diakses tanggal 26 October 2015.
- ^ MacAlister, Terry (2005-05-10). "Maersk and Nedlloyd in bid talks". The Guardian. London. Diakses tanggal 2010-03-21.
- ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-10. Diakses tanggal 2008-01-09. Notes of the P&O Nedlloyd shareholder meeting 27 July 2005
- ^ Urquhart, Donald. "Maersk Line's market share declines in 2006" Diarsipkan 2008-03-11 di Wayback Machine. - The Business Times - Marshall Cavendish - 29 January 07
- ^ "Liner Shipping Report"[pranala nonaktif permanen] - AXS-Alphaliner - January 2007 - (Adobe Acrobat *.PDF document)
- ^ Kennedy, Frank. "Shipowners order new vessels worth record $105.5b in 2006" Diarsipkan 2007-02-18 di Wayback Machine. - Gulf News - 12/02/2007
- ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-12. Diakses tanggal 2008-01-09. Interview with CEO December 2007
- ^ "Maersk Line to Cut 4,000 Jobs as Market Deteriorates". Diakses tanggal 26 November 2015.
- ^ "A Ride On Maersk Line". Diakses tanggal 26 October 2015.
- ^ [1]
- ^ "Maersk Line". maerskline.com. Diakses tanggal 2009-07-20.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-21. Diakses tanggal 2021-12-24.
- ^ "Maersk and the Navy Join Hands for Biofuels Testing". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-11. Diakses tanggal 2020-07-12.
- ^ Geiver, Luke. "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-07. Diakses tanggal 2011-12-13. BioRefining Magazine, 21 November 2011. Accessed: 13 December 2011.
- ^ Nielsen, Jakob (6 April 2015). "Maersk vil sejle længere på literen" [Maersk goes further on the gallon]. Politiken. Diakses tanggal 8 April 2015.
- ^ Maersk Line (2018-12-04). "Maersk sets net zero co2 emission _target by 2050" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-21. Diakses tanggal 2018-12-20.
- ^ Reuters (2018-12-05). "World's Largest Container Shipper Maersk aims to Be CO2-Neutral by 2050". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-09. Diakses tanggal 2018-12-07.
- ^ "Premium 'Daily Maersk' service abandoned". Diakses tanggal 19 January 2016.
- ^ "Maersk Line enhances Daily Maersk offerings". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-26. Diakses tanggal 26 October 2015.
- ^ "Mesawa From Maersk Line". Diakses tanggal 26 October 2015.
- ^ "Maersk Line to launch first direct Thailand-Australia service". Diakses tanggal 26 October 2015.
- ^ "MOL trumps Maersk for reliability: but does arriving on time matter any more?". Diakses tanggal 26 October 2015.
- ^ "SeaLand: A famous name returns to the seas". Diakses tanggal 26 October 2015.
Bibliografi
sunting- George, Rose (2013). Ninety Percent of Everything: Inside Shipping, the Invisible Industry That Puts Clothes on Your Back, Gas in Your Car, and Food on Your Plate. New York: Metropolitan Books / Henry Holt and Co. ISBN 9780805092639.
- Greve, Majbritt; Hansen, Michael W; Schaumburg-Müller, Henrik (2007). Container Shipping and Economic Development: a case study of A.P. Moller - Maersk in South East Asia. Copenhagen: Copenhagen Business School Press. ISBN 9788763002134.
- Hornby, Ove (1988). "With constant care": A.P. Møller: Shipowner 1876-1965. Copenhagen: J. H. Schultz Grafisk. ISBN 9788756923583.
- Jensen, Lars (2014). Culture shock in Maersk Line: from entrepreneurs and kings to modern efficiency. Copenhagen: Vespucci Maritime Publishing. ISBN 9788799726929.
- Jephson, Chris; Morgen, Henning (2013). Creating Global Opportunities: Maersk Line in Containerisation 1973-2013. Cambridge, UK: Cambridge University Press. ISBN 9781107037816.
- Larsen, Thomas; Mortensen, Finn (2011). Mærsk Mc-kinney Møller: The Danish Shipping Magnate - a personal portrait in interviews. Copenhagen: Gyldendal Business. ISBN 9788700788565.
- Middlemiss, Norman L. (2005). Maersk Line. Merchant Fleets 45. Gateshead, Tyne and Wear, UK: Shield Publications. ISBN 9781871128260.