Mengjiang

negara boneka Jepang di Mongolia Dalam (1939–1945)

Mengjiang, atau juga dikenal sebagai Mengkiang, secara harfiah "Tanah Perbatasan Mongol",[3] atau sebagai Pemerintahan Otonom Mengjiang Serikat, adalah sebuah daerah otonom di Mongolia Dalam, dibentuk pada tahun 1939 sebagai negara boneka Kekaisaran Jepang, kemudian sejak tahun 1940 berada di bawah kedaulatan nominal Pemerintah Ter-reorganisasi Nasional Republik Tiongkok (yang juga merupakan negara boneka Kekaisaran Jepang). Mengjiang terdiri dari provinsi-provinsi Chahar dan Suiyuan di Tiongkok,[4] sesuai dengan bagian tengah Mongolia Dalam di masa modern. Mengjiang juga sering disebut sebagai Mengukuo[5], Mengguguo (atau Mengkukuo; Bahasa Mandarin: 蒙古國 ; sebagai analogi terhadap Manchukuo, negara boneka Kekaisaran Jepang di Manchuria). Ibukota Mengjiang adalah Kalgan, yang berada di bawah aturan nominal bangsawan Mongol pangeran Demchugdongrub. selebihnya Wilayah Mengjiang kembali ke kendali Republik Tiongkok setelah kekalahan Kekaisaran Jepang pada tahun 1945.

Pemerintahan Otonom Mengjiang Serikat

蒙疆聯合自治政府 (Bahasa Jepang, Bahasa Mandarin)
Měngjiāng Liánhé Zìzhì Zhèngfǔ
Mōkyō Rengō Jichi Seifu
ᠮᠣᠩᠭᠣᠯ ᠤ᠋ᠨ
ᠥᠪᠡᠷᠲᠡᠭᠡᠨ
ᠵᠠᠰᠠᠬᠤ
ᠬᠣᠯᠪᠣᠭᠠᠲᠤ
ᠵᠠᠰᠠᠭ ᠤ᠋ᠨ
ᠣᠷᠳᠣᠨ

Монголын Өөртөө Засах Холбоот Засгийн Ордон (Bahasa Mongol)

Federasi Otonomi Mongolia
(1941-1945)
蒙古自治邦
1939[1][2]–1945
Bendera Mengjiang
Bendera
{{{coat_alt}}}
Lambang
Lokasi Mengjiang
Status
Ibu kotaKalgan
Bahasa yang umum digunakan
PemerintahanKediktatoran militer
Kepala Negara 
• 1937–1945
Pangeran Demchugdongrub
Era Sejarah
• Didirikan
1 September 1939[1][2]
• Ter-inkorporasi ke dalam Pemerintahan Ter-reorganisir Nasional Republik Tiongkok sebagai wiliayah otonom.
24 Maret 1940
• Dibubarkan
19 Agustus 1945
Mata uangYuan Mengjiang 蒙疆圓/蒙¥
Didahului oleh
Digantikan oleh
Repubik Tiongkok
Pemerintahan Nasional Direorganisasi Republik Tiongkok
Sekarang bagian dariTiongkok
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejarah

sunting

Setelah pendudukan Jepang atas Manchuria pada tahun 1931 dan pembentukan negara boneka Manchukuo, Jepang berusaha untuk memperluas pengaruhnya di Mongolia dan Tiongkok Utara. Dalam serangkaian aksi, mulai dari tahun 1933, tentara Manchukuo dan Jepang menduduki Chahar dan pada tahun 1936 memproklamirkan diri sebagai Pemerintah Militer Mongol yang independen, dan bersekutu dengan Jepang di bawah pimpinan Pangeran Demchugdongrub.

Pada tahun 1936 dan 1937, operasi serupa yang di instigasi oleh Tentara Mengjiang dan Tentara Jepang di Suiyuan melihat pendudukan dan penyerapan provinsi itu secara bersamaan.

Dibentuk pada 12 Mei 1936, Pemerintah Militer Mongol (蒙古軍政府) menyeru Pangeran Yondonwangchug dari Ulanqab sebagai ketua pertamanya. Namun Pemerintahan ini berganti nama pada Oktober 1937 menjadi Pemerintah Otonom Bersatu Mongol (蒙古聯盟自治政府).[6] Dan pada tanggal 1 September 1939, pemerintahan di Chahar Selatan dan Shanxi Utara yang didominasi oleh Etnis Han bergabung dengan Pemerintah Otonom Bersatu Mongol, menciptakan Pemerintahan Otonom Mengjiang Serikat (蒙疆聯合自治政府). lalu Ibukota didirikan di Zhangbei (Changpei), dekat Kalgan (Zhangjiakou), dengan kontrol pemerintah melebar di sekitar Hohhot. Pada tanggal 4 Agustus 1941, nama pemerintah kembali diubah dan menjadi Federasi Otonomi Mongolia (蒙古自治邦).

Pada tahun 1939 Wang Jingwei mereorganisasi sisa-sisa pemerintahan Tiongkok yang diduduki menjadi negara boneka Jepang, yang disebut sebagai Pemerintahan Ter-Reorganisir Nasional Republik Tiongkok, dengan ibu kotanya di Nanjing. Mengjiang secara nominal dimasukkan ke dalam pemerintahan tersebut pada tahun 1940, meskipun ia tetap bersifat otonomi dari Nanjing.

Ekonomi

sunting

Admimistrasi Jepang mendirikan Bank Mengjiang yang mencetak mata uangnya sendiri, akan tetapi tanpa disertai cetakan tahun. Beberapa toko uang lokal tradisional juga membuat mata uang dengan sistem penomoran tahun Tionghoa, seperti Sistem Tahun Jiachen (甲辰年), di atasnya.

Kekaisaran Jepang memiliki kepentingan mineral di Mengjiang, Negara Boneka yang mereka ciptakan. Dalam satu contoh, Jepang mengoperasikan tambang besi di Xuanhua Longyan ke dalam mode produksi, dengan cadangan bahan berkisar 91.645.000 ton pada tahun 1941; dan serta menganalisis cadangan batubara di dalam bumi, kisaran adalah 504 ton, dan dengan tambahan potensi produksi 202.000 ton pada tahun 1934.

Cadangan besi Mengjiang diekspor langsung ke Jepang. Pada saat yang sama, Jepang mencari cadangan batubara Suiyuan (sektor lain yang diduduki Mengjiang), termasuk kisaran lainnya yang berbobot 417,000,000 ton, dan dengan tambahan potensi ekstraksi 58.000 ton pada tahun 1940.

Militer

sunting

Tentara Nasional Mengjiang adalah tentara lokal buatan Jepang yang diorganisir di Mengjiang; Tentara Nasional Mengjiang adalah kelompok pasukan khusus Tentara Kwantung di bawah komando langsung dari Markas Jepang, ia memiliki komandan lokal disertai dengan bantuan perwira komandan Jepang, seperti di bagian luar pendukung lainnya dari bagian Tentara Kwantung.

Tujuan Tentara Nasional Mengjiang adalah untuk mendukung setiap operasi Jepang terhadap Mongolia Luar (Republik Rakyat Mongolia), atau wilayah Tiongkok Utara, dan untuk bertindak sebagai pasukan keamanan lokal, dengan pasukan polisi setempat. ia juga memiliki tugas untuk melindungi Pangeran Demchugdongrub, kepala negara, masyarakat lokal dan properti pemerintah lokal.

Tentara Nasional Mengjiang dilengkapi dengan senapan, pistol, senapan mesin ringan dan sedang, mortir dan beberapa artileri dan senjata anti-pesawat. ia diorganisir sebagai kavaleri bergerak dan pasukan infanteri ringan dengan sedikit dukungan artileri. namun tanpa tank ataupun pesawat terbang.

Sejarah Tentara Nasional Mengjiang

sunting

Pada tahun 1936, Tentara Mongolia Dalam dipersenjatai dengan senapan Mauser dan mereka memiliki 200 senapan mesin: sebagian besar ZB-26 buatan Cekoslowakia dan beberapa Sig buatan Swiss, juga senapan mesin ringan model 1930 untuk 1.000 pasukan pengawal Demchugdongrub. Mereka memiliki 70 artileri, sebagian besar mortir dan beberapa meriam gunung dan lapangan yang dirampas dari berbagai jenis (ini menciptakan masalah ketidak-cocokan amunisi dan suku cadang di berbagai senjata). juga terdapat beberapa tank, mobil lapis baja dan truk-truk infanteri yang di rampas dari Tentara Revolusioner Nasional Tiongkok. kendaraan-kendaraan ini di operasikan oleh kru-kru Tentara Jepang.

Setelah Operasi Militer di Suiyuan, Tentara Nasional Mengjiang dibangun kembali dari sisa-sisa Tentara Mongolia Dalam yang dikalahkan, delapan Divisi kavaleri Mongol yang baru berkekuatan 1.500 orang, dalam tiga resimen yang terdiri dari 500 orang. Setiap resimen harus memiliki tiga kompi Saber dan satu kompi senapan mesin yang terdiri dari 120 orang. Namun divisi ini sebenarnya berkisar dari 1.000 orang hingga 2.000 orang (Divisi ke-8).

Pada tahun 1939, pasukan etnis Tionghoa di Divisi Mongol di inkorporasikan bersama ke Divisi 1, 2 dan 3 dan akhirnya diubah nama menjadi Brigade Ch'ing An Tui 1, 2 dan 3 dari "Pasukan Pasifikasi Mongolia" dan digunakan untuk melawan berbagai kelompok gerilya Tiongkok.

Pada tahun 1943, Divisi 4 dan 5 Mongol digabungkan untuk membentuk Divisi ke-8 yang baru dan Divisi ke-7 dan ke-8 yang lama membentuk Divisi ke-9 yang baru. Kekuatan gabungan berkisar antara 4.000-10.000 orang, semua terdiri dari kavaleri dan tidak mempunyai suplai senjata berat yang memadai.

Mengjiang juga memiliki 5 Divisi Pertahanan pada tahun 1943, yang terdiri dari milisi lokal dan pasukan keamanan lainnya, yang terdiri dari tiga resimen. Akan tetapi, hanya satu dari resimen-resimen ini di setiap divisi yang mampu beroperasi. Pada tahun 1944, Jepang mengatur ulang grup-grup ini bersama dengan garnisun Chahar menjadi empat Divisi yang masing-masing terdiri dari 2.000 orang.

Pada akhir perang, ada total enam divisi (dua Kavaleri dan empat Infanteri), tiga Brigade Independen Ch'ing An Tui dan Resimen Pasukan Keamanan "Pao An Tui" membentuk Angkatan Darat.

Edukasi

sunting

Satu-satunya bahasa sekunder yang dapat diajarkan di sekolah adalah bahasa Jepang, sementara siswa dipaksa untuk menghormati Kaisar Jepang dan Shintoisme.[7] Pada dasarnya, Pemerintah dan tentara Mengjiang adalah seutuhnya boneka Jepang.[8]

Pranala luar

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "内蒙古自治区志: 政府志". 内蒙古人民出版社 – via Google Books. 
  2. ^ 山西通志: 政务志. 人民代表大会, 政府篇, 政治协商会议. 中華書局. 
  3. ^ "Mengkukuo/Mengjiang". Global Security. January 7, 2012. Diakses tanggal June 16, 2017. 
  4. ^ George F. Botjer (1979). A short history of Nationalist China, 1919–1949. Putnam. hlm. 180. ISBN 9780399123825. 
  5. ^ D. E. Helmuth (2007). A New Stamp Country?, 1937, archived from the original on January 7, 2017, retrieved April 27, 2021
  6. ^ "云端旺楚克", Inner Mongolia News, September 22, 2003, diarsipkan dari versi asli tanggal November 17, 2007, diakses tanggal 2011-08-05 
  7. ^ Stephen R. MacKinnon (2007). China at War: Regions of China, 1937–1945. Stanford University Press. hlm. 166–. ISBN 978-0-8047-5509-2. 
  8. ^ Stephen R. MacKinnon (2007). China at War: Regions of China, 1937-1945. Stanford University Press. hlm. 168–. ISBN 978-0-8047-5509-2. 
  NODES