Kangkanong adalah alat musik khas Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah dan juga alat musik pengiring tari Manasai di Balai Kaharingan desa Pahandut Palangkaraya. Kangkonang dibuat dari bambu yang dirakit dari beberapa batang bambu kemudian dipukul sehingga menghasilkan bunyi. Dalam satu kangkanung umumnya terdapat 5 bilah yang memiliki suara dengan nada berbeda-beda sesuai ukurannya. Selain terbuat dari bambu, Kangkanung juga terbuat dari logam.

Kegunaan

sunting

Kangkanong pada umumnya digunakan sebagai sarana ritual untuk mengiringi sastra lisan Karungut dalam ritual keagamaan Kaharingan seperti Tari Kanjan dimana penganutnya akan menari mengelilingi Sangkailunuk secara berputar. Kangkanong dalam tari manasai yang ada di Balai Kaharingan desa Pahandut memiliki fungsi sebagai pengikat solidaritas sekelompok masyarakat, media komunikasi masa, dan media propaganda keagamaan dan hiburan.[1]

Selain sebagai alat musik, kangkanung juga digunakan sebagai alat pemberi tanda bahaya, sebagai alat tukar dalam sistem barter, juga sebagai alat untuk menilai suatu barang atau jasa.

Kelengkapan

sunting

Manasai selalu diiringi oleh seperangkat instrumen yang terdiri dari Kangkanong, Gendang dan Gong. Adapun Kangkanong untuk tari Manasai baik untuk keperluan ritual maupun hiburan dari segi musiknya memiliki pola tabuhan dan melodi yang sama, demikian pula urutan penyajian yaitu di mulai dari intro, masuk lagu iringan yang selalu di ulang-ulang sesuai kebutuhan.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ a b MASNIAH, Siti; (2014). Kangkanong Sebagai Iringan Tari Manasai Di Balai Kaharingan Desa Pahandut Kalimantan Tengah (dalam bahasa INDONESIA). FSP ISI Yogyakarta. 
  NODES
musik 5