Pradyumna (Dewanagari: प्रद्युम्न; ,IASTPradyumna, प्रद्युम्न), dalam wiracarita Mahabharata, adalah seorang kesatria Yadawa, putra Kresna dan Rukmini.[1] Konon ia merupakan penitisan Kamadewa (Kamajaya), sang dewa cinta.[2] Pradyumna memiliki dua istri, yaitu Mayawati, pelayan asura Sambara yang dikalahkannya; dan Rukmawati, putri Raja Rukmi dari Bhojakata. Ia memiliki putra yang bernama Aniruda.

Pradyumna
प्रद्युम्न
Lukisan gaya Pahari dari abad ke-18, menggambarkan Pradyumna terbang bersama Mayawati ke Dwaraka.
Lukisan gaya Pahari dari abad ke-18, menggambarkan Pradyumna terbang bersama Mayawati ke Dwaraka.
Tokoh Mahabharata dan Purana
NamaPradyumna
Ejaan Dewanagariप्रद्युम्न
Ejaan IASTPradyumna
Kitab referensi
KediamanDwaraka
GolonganYadawa
Kastakesatria
KlanWresni
AyahKresna
IbuRukmini
Istri
AnakAniruda

Asal usul

sunting

Ketika Pradyumna berusia sepuluh hari, seorang asura bernama Sambara menculiknya karena ia takut pada ramalan bahwa ia akan dibunuh oleh Pradyumna. Sambara membuangnya ke tengah laut yang dipenuhi hiu dan buaya yang ganas. Seekor ikan menelannya sehingga Pradyumna selamat, lalu ikan itu ditangkap oleh nelayan. Kemudian nelayan menjualnya lalu dibeli oleh Sambara. Sambara menyerahkan ikan tersebut kepada pelayannya yang bernama Mayawati untuk diolah menjadi masakan yang enak. Saat membelah perut ikan tersebut, Mayawati terkejut karena melihat seorang bayi yang masih hidup di dalamnya. Kemudian Mayawati menanyakan asal usul bayi tersebut kepada Resi Narada – seorang bijak yang gemar berkelana. Narada pun menceritakan asal usul bayi tersebut dan ia menyuruh Mayawati untuk merawat Pradyumna sebagaimana mestinya. Mayawati juga mengajarkan ilmu maya atau ilusi kepada Pradyumna.

Pertarungan dengan Sambara

sunting
 
Pertarungan Pradyumna dengan Sambara, dalam lukisan dari abad ke-18.

Saat Pradyumna dewasa, Mayawati menceritakan asal-usulnya. Setelah mengetahui hal yang sebenarnya, Pradyumna menantang Sambara untuk bertarung. Dalam pertarungan tersebut, Sambara menggunakan ilmu ilusinya untuk mengalahkan Pradyumna, tetapi Pradyumna pun mampu mengeluarkan ilusi yang tak kalah hebat dibandingkan dengan yang diciptakan Sambara. Akhirnya, pertarungan tersebut dimenangkan oleh Pradyumna. Kemudian Pradyumna menikahi Mayawati lalu mereka pergi ke Dwaraka, kota orangtuanya.[3]

Pernikahan dengan Rukmawati

sunting

Raja Rukmi dari Widarbha berselisih dengan Kresna karena ia tidak merestui pernikahan adiknya dengan Kresna. Akhirnya, ia menantang Kresna untuk bertarung. Setelah dikalahkan oleh Kresna, Raja Rukmi tidak kembali ke kerajaannya. Sebaliknya ia mendirikan kota yang diberi nama Bhojakata. Raja Rukmi memiliki putri yang bernama Rukmawati. Untuk memperbaiki hubungannya dengan Kresna, putri tersebut dinikahkan kepada Pradyumna. Dari pernikahan tersebut, Pradyumna dikaruniai putra yang diberi nama Aniruda.[4]

Pembebasan Aniruda

sunting

Usa, putri Banasura, jatuh cinta pada Aniruda. Atas bantuan pelayan Usa yang bernama Citraleka, secara diam-diam Aniruda pergi ke kota Sonitapura lalu menikah dengan Usa. Hal itu diketahui oleh Banasura sehingga Aniruda dipenjara. Akhirnya berita penangkapan Aniruda sampai ke telinga Pradyumna. Setelah mengetahui anaknya dipenjara, Pradyumna menjadi berang. Dibantu oleh ayahnya, Kresna, dan kerabat yang lain, Pradyumna menyerbu Sonitapura. Dewa Siwa dan Kartikeya berperang di pihak Banasura sehingga terjadi pertarungan sengit demi membebaskan Aniruda. Akhirnya, Pradyumna berhasil mengalahkan Dewa Kartikeya, sedangkan Dewa Siwa dan Banasura dikalahkan oleh Kresna. Kemudian Aniruda dibebaskan dan Usa diajak ke Dwaraka.

Pertempuran dengan Salwa

sunting

Setelah kematian Sisupala (sepupu sekaligus musuh Kresna), Salwa datang menginvasi kota para Yadawa yang dipimpin Kresna, yaitu Dwaraka. Dalam penyerbuan tersebut, Salwa mengendarai wilmana (sejenis kapal terbang) yang terbuat dari besi. Dengan kendaraan tersebut, Salwa menghujani kota Dwaraka dengan senjata mematikan sehingga keadaan kota tersebut porak-poranda. Melihat hal tersebut, Pradyumna datang menghadapi Salwa. Kemudian perang sengit terjadi, karena keduanya sama-sama kuat. Akhirnya Kresna datang, dan ia menggantikan posisi Pradyumna. Setelah pertarungan cukup lama, Kresna berhasil menghancurkan wilmana Salwa lalu membunuhnya dengan Cakra Sudarsana.

Kematian

sunting

Setelah 36 tahun berlalu sejak berakhirnya perang besar di Kurukshetra, para Yadawa pergi berziarah ke tempat suci yang disebut Prabasha. Oleh para sesepuh dan pemimpinnya, mereka dilarang minum minuman keras. Namun di tempat itu, larangan tersebut dilanggar. Mereka berpesta pora minum minuman yang memabukkan. Dengan kondisi masih mabuk, dua kesatria Yadawa yang bernama Satyaki dan Kertawarma terlibat pertengkaran, saling menghina tindakan masing-masing yang memalukan saat perang di Kurukshetra berlangsung. Dalam pertengkaran tersebut, Pradyumna memihak Satyaki. Akhirnya, Satyaki memenggal kepala Kertawarma. Hal itu membuat para Yadawa lainnya merasa marah, lalu mereka memutuskan untuk mengeroyok Satyaki. Pradyumna terjun ke tengah perkelahian tersebut, dengan maksud menolong Satyaki. Akhirnya, Pradyumna dan Satyaki tewas dikeroyok sukunya sendiri. Setelah itu, para Yadawa saling bantai dan hampir semuanya tewas karena ledakan rumput eruka yang dilemparkan oleh Kresna. Cucunya yang bernama Bajra, selamat dari kejadian tersebut lalu meneruskan garis keturunan Yadawa.[5]

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting


  NODES
os 2