Pulau Kalu-Kalukuang

pulau di Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan

Kalu-Kalukuang atau Kalukalukuang (Makassar: ᨀᨒᨘᨀᨒᨘᨀᨘᨕ, translit. Kalukalukuang, har. 'tumbuhan kelapa-kelapaan') adalah nama sebuah pulau kecil berpenghuni yang berada di gugusan Kepulauan Kalukalukuang, perairan Selat Makassar dan secara administratif masuk pada wilayah Kelurahan Kalu-Kalukuang, Kecamatan Liukang Kalmas, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan, Indonesia. Pulau Kalu-Kalukuang memiliki wilayah seluas 8.449.625,0992600 m2.[1] Secara astronomis, pulau ini terletak di titik koordinat 5°11′38.200″LS,117°39′21.600″BT.[2] Pulau ini adalah satu-satunya pulau berpenghuni yang termasuk dalam wilayah Kelurahan Kalu-Kalukuang dan merupakan pusat pemerintahan Kecamatan Liukang Kalmas. Pulau Kalu-Kalukuang berbatasan dengan perairan Selat Makassar di sebelah utara, selatan, dan barat, sedangkan di sebelah timur berbatasan dengan perairan Pulau Bangkobangkoang. Bentuk topografi daratan pulau relatif datar dengan ketinggian kurang dari 2 meter dari permukaan laut dengan tekstur bertanah, sedangkan pantai di bagian selatan pulau cenderung datar dan tidak terdapat pelindung pantai berupa patch reef, sehingga ketika musim timur, terjadi penggerusan atau abrasi pantai yang terlihat dari bergeseran garis pantai ke arah dalam daratan pulau. Pulau Kalu-Kalukuang sebagaimana pulau-pulau lain dalam wilayah Kecamatan Liukang Kalmas dipengaruhi oleh dua musim yang berlangsung secara bergantian sepanjang tahun, yaitu musim Barat (antara bulan November dan April) dan musim Timur (antara bulan Juni dan September), serta masa pancaroba yang mengantarai kedua musim tersebut.

Kalu-Kalukuang
Koordinat5°11′38.200″LS,117°39′21.600″BT
NegaraIndonesia
Gugus kepulauanKalukalukuang
ProvinsiSulawesi Selatan
KabupatenPangkajene dan Kepulauan
Luas8.449.625,0992600 m²
Peta

Demografi

sunting

Jumlah penduduk yang berdiam di pulau yang luasnya ± 23,40 km² (termasuk wilayah perairan) ini mencapai 2.145 jiwa, yang terdiri atas 1.001 laki-laki dan 1.144 perempuan (PMU Coremap II Kabupaten Pangkep, 2007). Mereka sebagian besar beretnis Mandar dan selebihnya etnis Makassar dan Bugis. Dalam kehidupan sehari-hari warga saling berbaur yang ditandai dengan perkawinan. Sebagai ibukota kecamatan, sarana dan prasarana yang tersedia di Kelurahan Kalu-kalukuang cukup lengkap jika dibandingkan dengan dengan desa lain dalam lingkup Kecamatan Liukang Kalmas.

Ekosistem dan Sumberdaya Hayati

sunting

Pulau Kalu-Kalukuang merupakan salah satu pulau dari Kelurahan Kalu-Kalukuang, selain Pulau Togotogo. Seperti halnya pulau lain, terumbu karang di sini tergolong dalam kondisi rusak. Indikasi yang nampak dari kerusakan terumbu karang dimana total tutupan karang hancur dan karang mati yang ditumbuhi alga (dead coral alga) lebih dari 40%. Sementara tutupan karang hidup kurang dari 20%. Di daerah lereng terumbu hingga tubir, tumbuh karang-karang masif seperti Porites Goniastrea, Favia dan karang bentuk encrusting seperti Montipora. Dari substrat tersebut tumbuh biota asosiasi terumbu karang yang cukup besar lebih dari 10% antara lain kelompok hewan sponge, tunicata, dan hydroid.

Aktivitas pengelolaan sumberdaya

sunting

Mata pencaharian yang digeluti oleh penduduk setempat terdiri atas budidaya rumput laut, pemancing, papukat, bom serta pabagang. Alat tangkap berupa jaring digunakan untuk menangkap ikan-ikan batu (karang), ikan pada daerah lamun dan kadang-kadang ikan pelagis, sementara untuk pancing _target tangkapannya adalah ikan karang terutama ikan sunu dan ikan pelagis (ikan cakalang dan lain-lain), Sedangkan bom untuk menangkap ikan-ikan yang hidupnya bergerombol seperti ikan ekor kuning dan ikan merah.

Dalam operasi penangkapan ikan, mereka biasanya menggunakan jolloro' yang berukuran antara 2 dan 5 ton atau sampan yang bermesin maupun yang tidak bermesin. Sementara penampung hasil laut menggunakan kapal angkut yang berkapasitas antara 7 dan 20 ton. Lokasi penangkapan tradisional warga terletak di sebelah Utara Pulau Kalu-Kalukuang dan di taka yang berada diantara Pulau Kalu-Kalukuang dan Pulau Doang-Doangan Caddi. Selain dilokasi tersebut, mereka yang memiliki perahu bermesin berukuran besar juga sering mencari ikan di lokasi yang relatif jauh seperti Pulau Kalimantan dan Liukang Tangaya.

Selain sebagai nelayan, juga terdapat warga yang berprofesi sebagai petani/perkebunan, pedagang, pengusaha dan PNS, seperti tenaga pengajar, dan staf di beberapa instansi pemerintah. Khusus untuk pertanian dan perkebunan, warga memanfaatkan wilayah daratan untuk menanam kelapa, pisang, dan sayur sayuran. Kelapa yang diolah menjadi kopra adalah salah satu komoditas unggulan yang dijual ke Kota Makassar.

Sarana dan prasarana

sunting

Sarana pendidikan tersedia mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA yang relatif memudahkan warga untuk memperoleh pendidikan hingga jenjang lanjutan. Bahkan beberapa warga kemudian melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang berada di Kota Makassar. Sarana kesehatan yang tersedia di pulau terdapatnya lokasi perkampungan yang hanya didiami oleh etnis tertentu. ini berupa Pustu dan Posyandu yang dilengkapi dengan tenaga paramedis dan obat-obatan. Warga yang bermukim di pulau-pulau sekitar juga menggunakan sarana pendidikan dan Kesehatan yang terdapat di Pulau Kalu-Kalukuang. Sarana umum lain yang tersedia adalah dermaga, masjid, generator listrik, rumah-rumah dinas guru, tenaga medis, camat, dan danramil, lapangan olahraga dan poskamling.

Referensi

sunting
  1. ^ Abdul Haris Farid, Suhardjono, dan Dwi Wulan Titik Andari. Laporan Penelitian: Penguasaan dan Pemilikan atas Tanah Pulau-Pulau Kecil di Propinsi Sulawesi Selatan. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta, 2013. Hlm. 1–53.
  2. ^ Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil, Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (2012). "Direktori Pulau-Pulau Kecil Indonesia". www.ppk-kp3k.kkp.go.id. Diakses tanggal 1 Oktober 2022. 

Pranala luar

sunting
  NODES
admin 1