Serat poliester

serat sintetik yang terbuat dari hasil polimerisasi etilen glikol dengan asam tereptalat

Polyester fiber, adalah serat sintetik yang terbuat dari hasil polimerisasi etilen glikol dengan asam tereptalat melalui proses polimerisasi kondensasi. Hasil polimerisasi berupa chip atapun polimer leleh, yang kemudian di lakukan proses spinning untuk membentuk fiber. Pembentukan fiber dilakukan dengan temperatur di atas titik leleh polyester, dengan bantuan gear pump yang menentukan ukuran fiber yang keluar melalui spinneret. Spinneret disini akan menentukan cross section atau bentuk dari fiber yang diinginkan, seperti bulat, segitiga, dan lain-lain. Selanjutnya ribuan helai serat panjang ini disatukan dan ditarik serta diletakkan di dalam can. Serat-serat dari bebarapa can kemudian ditarik (draw) bersama sama sehingga didapatkan serat dengan ketebalan tertentu biasanya dinyatakan dengan satuan denier. Pada proses peregangan ini diberikan spin finish oil yang berfungsi mengurangi elektro statik yang terjadi pada saat serat polyester diproses pada mesin mesin pemintalan berikutnya. Setelah melalui proses peregangan selanjutnya masuk ke proses crimping. Kemudian serat tadi dipotong potong menggunakan rotary cutter dengan panjang sesuai dengan keperluan, misalnya 38 mm, 44 mm, 51 mm dan lain sebagainya. pada saat proses pemotongan serat diberikan hembusan agar serat-serat yang telah terpotong pendek-pendek dapat terurai satu sama lain. Serat yang telah selesai dipotong dikemas pada mesin baling press dengan standar berat sekitar 350 kg per bal. Selain kehalusan (denier) serat dan panjang serat, kilau (luster) juga merupakan spesifikasi yang sangat penting, misalnya bright, semi dull atau dull. Serat poliester merupakan bahan baku bagi pabrik pemintalan (spinning) yang membuat benang pintal. Di pabrik pemintalan serat poliester biasanya diproses untuk produk benang pintal poliester 100% atau cempuran dengan serat alam atau serat sintetik lainnya. Misalnya poliester/katun, polyester/rayon, polyester/rami, polyester/flax, polyester/acrilik dlsb.

Contoh Karakteristik serat poliester: Kehalusan: 1.3 denier, Panjang: 38 mm, Kekuatan tarik: 6.6 gram/denier, Mulur: 22%, Mengkerut: 6.3%, Krimp: 5.2 per Cm, Kandungan oil: 0.15%, Kandungan air: 0.4%

Hal yang penting untuk mendapatkan perhatian pada proses serat polyester di pabrik pemintalan adalah timbulnya elektro statis pada saat serat mengalami gesekan, baik antar serat dengan serat sendiri dan juga antara serat dengan metal atau karet yang merupakan bagian mesin yang bergesekan langsung dengan serat yang diproses. Elektro statik ini berdampak kepada ketidak-lancaran proses pemintalan seperti terjadinya serat menggulung (lapping) pada rol-rol yang berputar atau serat menyumbat (choking) pada corong atau terompet. Untuk mengurangi gejala elektro statik ini biasanya ditempuh hal-hal sebagai berikut: Pada serat diberikan anti statik atau spin finish oil, mesin-mesin produksi dibumikan (grounding) dan mengatur suhu dan kandungan kelembaban udara di ruangan pabrik, Misalnya suhu 30 derajat Celcius dan kelembaban udara (relative humidity) 53% di ruangan Ring Spinning.

  NODES