Tengkawang
Tengkawang | |
---|---|
Buah tengkawang | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | Shorea Roxb. ex C.F.Gaertn.
|
Spesies | |
lihat pada teks |
Tengkawang adalah nama buah dan pohon dari beberapa jenis Meranti (Shorea), suku Dipterocarpaceae, yang menghasilkan minyak lemak yang berharga tinggi. Pohon-pohon tengkawang ini hanya terdapat di Kalimantan. Dalam bahasa Inggris tengkawang dikenal sebagai illipe nut atau Borneo tallow nut.
Jenis-jenis tengkawang
suntingAda belasan jenis pohon tengkawang, di antaranya:
- Shorea amplexicaulis P.S.Ashton, tengkawang mege
- Shorea beccariana Burck, tengkawang tengkal
- Shorea compressa
- Shorea fallax Meijer, engkabang layar
- Shorea havilandii Brandis, selangan batu pinang, tengkawang ayer
- Shorea lepidota (Korth.) Blume, tengkawang gunung
- Shorea macrantha Brandis, engkabang bungkus
- Shorea macrophylla (de Vriese) P.S.Ashton, tengkawang hantelok
- Shorea mecystopteryx Ridl. tengkawang layar
- Shorea palembanica Miq., tengkawang majau
- Shorea pinanga Scheff., tengkawang rambai
- Shorea scaberrima Burck, tengkawang kijang
- Shorea seminis (de Viese) v.Slooten, tengkawang terendak
- Shorea singkawang (Miq.) Miq., sengkawang pinang
- Shorea splendida (de Vriese) P.S.Ashton, tengkawang bani
- Shorea stenoptera Burck, tengkawang tungkul
- Shorea sumatrana Sym. ex Desch, kedawang, tengkawang batu
Produksi
suntingSebagaimana umumnya Shorea, tengkawang tidak selalu berbuah pada setiap tahun. Dan ada waktu-waktu tertentu setiap beberapa tahun sekali di mana produksi tengkawang berlimpah, yang umum dikenal sebagai musim raya. Pada musim seperti ini, pohon-pohon tengkawang di banyak daerah berbunga dan berbuah pada saat yang hampir bersamaan, dan dalam jumlah yang berlimpah.
Meskipun beberapa jenisnya telah banyak ditanam penduduk, sebagian besar produksi datang dari tumbuhan liar di hutan-hutan alam. Ketika musimnya tiba, buah-buah geluk tengkawang yang berjatuhan di sekitar pohon segera dipunguti dan dikumpulkan oleh warga setempat, sebelum buah-buah itu dimakan oleh babi hutan atau hewan-hewan liar lainnya. Biji tengkawang yang bergizi tinggi disukai oleh banyak binatang hutan. Pada sisi yang lain, buah-buah tengkawang ini lekas tumbuh karena tidak memiliki masa dormansi. Dalam beberapa hari saja, apabila tidak dipungut, buah-buah yang jatuh ke tanah lembap akan segera berkecambah.
Buah-buah yang dikumpulkan itu dibawa pulang untuk dijemur atau disalai, yakni dikeringkan dengan cara diasapi. Pada musim raya, puluhan gubuk khusus untuk menyalai dibuat orang di sekitar pemukiman orang-orang Dayak di pedalaman Kalbar. Setelah beberapa hari disalai dan cukup kering, biji-biji tengkawang itu diangkut dan dijual ke kota.
Pohon-pohon tengkawang yang telah tua dan tidak lagi produktif biasanya ditebang untuk dimanfaatkan kayunya. Kayu tengkawang dalam dunia perdagangan umumnya tergolong ke dalam kayu meranti merah. Tengkawang terutama diproduksi oleh Kalimantan Barat, Sarawak, dan sedikit dari Kalimantan Tengah serta Kalimantan Timur.
Minyak tengkawang
suntingMinyak tengkawang diperoleh dari biji tengkawang yang telah dijemur atau disalai hingga kering, yang kemudian ditumbuk dan dikempa. Secara tradisional, minyak tengkawang ini dimanfaatkan untuk memasak, sebagai penyedap makanan dan untuk ramuan obat-obatan. Dalam dunia industri, minyak tengkawang digunakan sebagai bahan pengganti lemak coklat, bahan farmasi dan kosmetika. Pada masa lalu tengkawang juga dipakai dalam pembuatan lilin, sabun, margarin, pelumas dan sebagainya. Minyak tengkawang juga dikenal sebagai green butter.
Konservasi
suntingSebanyak 12 jenis tengkawang telah dilindungi oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 7 tahun 1999. Pohon tengkawang merupakan flora identitas Provinsi Kalimantan Barat.
Bahan bacaan
sunting
- Departemen Kehutanan RI: Nilai dan Daya Guna Penanaman Pohon Tengkawang (Shorea spp.) di Kalimantan Diarsipkan 2016-03-10 di Wayback Machine.
- HU Sinar Harapan: Tengkawang, Maskot Kalbar yang Terancam Punah[pranala nonaktif permanen]
- ICRAF: Shorea macrophylla[pranala nonaktif permanen]
- IWF: Tengkawang Tungkul (Shorea stenoptera) Diarsipkan 2008-10-21 di Wayback Machine.
- Sarawak Forestry: Shorea macrophylla Diarsipkan 2008-12-05 di Wayback Machine.
- Soerianegara, I. dan RHMJ. Lemmens (eds.). 2002. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 5(1): Pohon penghasil kayu perdagangan yang utama. PROSEA – Balai Pustaka. Jakarta. ISBN 979-666-308-2. Hal. 415-471