Vertigo

Bentuk sakit kepala di mana penderita mengalami gerakan seperti berputar atau melayang

Vertigo (dari bahasa Latin vertō "gerakan berputar"[1]) atau jangar adalah salah satu bentuk sakit kepala di mana penderita mengalami persepsi gerakan yang tidak semestinya (biasanya gerakan berputar atau melayang) yang disebabkan oleh gangguan pada sistem vestibular.[2][3][4] Vertigo sering kali disertai dengan gejala mual dan muntah serta ketidakmampuan penderita menjaga keseimbangan badan, yang menyebabkan penderita mengalami kesulitan berdiri atau berjalan.

Vertigo
Optokinetik nistagmus horizontal, gejala yang dapat menyertai vertigo.
ICD-10H81, R42
ICD-9438.85, 780.4
DiseasesDB29286
eMedicinearticle/1159385
MeSHD014717

Vertigo dibagi menjadi tiga tipe. Tipe pertama dikenal dengan objektif[5][6] di mana penderita merasa benda-benda di sekitarnya bergerak. Tipe ke dua dikenal dengan subjektif[5][6] di mana penderita merasa mereka bergerak pada saat mereka sedang diam. Tipe ke tiga dikenal dengan pseudovertigo,[7] di mana pasien merasa sensasi gerakan berputar di dalam kepalanya.


Definisi

sunting

Perkataan vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar (2). Pengertian vertigo adalah: sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh. Vertigo (sering juga disebut pusing berputar, atau pusing tujuh keliling) adalah kondisi di mana seseorang merasa pusing disertai berputar atau lingkungan terasa berputar walaupun badan orang tersebut sedang tidak bergerak.

Kelainan ini terjadi karena gangguan keseimbangan baik sentral atau perifer, kelainan pada telinga sering menyebabkan vertigo. Untuk menentukan kelainan yang menyebabkan vertigo, dokter THT-KL biasanya akan melakukan pemeriksaan ENG (elektronistagmografi).

Gejala

sunting

Penderita merasa seolah-olah dirinya bergerak atau berputar; atau penderita merasakan seolah-olah benda di sekitarnya bergerak atau berputar.

Penyebab dan Diagnosa

sunting

Vertigo patogologis bisa bermacam-macam jenis. Ada yang sementara atau persisten, fungsional atau struktural penurunan nilai vestibular atau nilai visual, atau sistem proprioseptif sistem atau dari pusat integratif mealui suatu mekanisme juga menyebabkan "ketidakcocokan". Dengan kata lain banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum menentukan diagnosis vertigo. Evaluasi vertigo memiliki dua tujuan mendasar yakni: menentukan lokalisasi sumber asalnya dan menentukan etiologinya/penyebabnya.[8]

Sebelum memulai pengobatan, harus ditentukan sifat dan penyebab dari vertigo. Gerakan mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi di telinga bagian dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan otak. Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah. Arah dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosis. Nistagmus bisa dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara tiba-tiba atau dengan meneteskan air dingin ke dalam telinga. Untuk menguji keseimbangan, penderita diminta berdiri dan kemudian berjalan dalam satu garis lurus, awalnya dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup. Tes pendengaran sering kali bisa menentukan adanya kelainan telinga yang memengaruhi keseimbangan dan pendengaran.Pemeriksaan lainnya adalah CT scan atau MRI kepala, yang bisa menunjukkan kelainan tulang atau tumor yang menekan saraf. Jika diduga suatu infeksi, bisa diambil contoh cairan dari telinga atau sinus atau dari tulang belakang. Jika diduga terdapat penurunan aliran darah ke otak, maka dilakukan pemeriksaan angiogram, untuk melihat adanya sumbatan pada pembuluh darah yang menuju ke otak.

Vertigo terbagi menjadi beberapa jenis namun secara umum berdasarkan keterlibatan vestibulum, Vertigo terbagi menjadi 2 jenis yakni vertigo direk/vestibuler dan vertigo indirek/non-vestibuler.[9]

Vertigo vestibuler

sunting

Memiliki karakteristik: lesi di bagian perifer dari apparatus vestibuler seperti: organ vestibuler atau saraf vestibulokoklear. Pasien merasa lingkungan sekitarnya berputar (oscillopsia), rasanya naik turun seperti berada di atas kapal. Vertigo vestibuler sering kali diikuti dengan gejala otonom seperti nausea dan muntah serta nistagmus. Lesi vestibuler juga ada yang di bagian sentral contohnya lesi pada nukleus vestibuler di batang otak. Lesi sentral vestibuler juga bisa menyebabkan vertigo direk, akan tetapi secara umum lebih ringan dibandingkan lesi perifer. Gejala otonom juga cenderung lebih minim atau bahkan tidak ada.[9]

Vertigo posisi jinak (benign paroksismal positional vertigo)

sunting

BPV sejauh ini merupakan penyebab paling umum dari vertigo. Merupakan hasil dari kristal kalsium karbonat yang mengambang bebas yang secara tidak sengaja memasuki lengan panjang kanalis semisirkularis posterior. Normalnya kristal ini melekat pada makula utricular. Dengan adanya perubahan posisi, kristal bergerak dalam endolymph dan menggantikan cupula sehingga menyebabkan vertigo.[10]

vestibulopathy perifer akut (neuritis vestibular)

sunting

Merupakan jenis penyakit epidem dan dapat mempengaruhi beberapa anggota keluarga yang sama sekaligus. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada musim semi atau awal musim panas. Faktor-faktor risiko ini menunjukkan bahwa penyakit ini merupakan infeksi virus dan studi patologis menunjukkan atrofi dari satu atau lebih dari batang saraf vestibular, yang paling sesuai dengan proses infeksi atau pascainfeksi.[10]

Sindrom Meniere

sunting

Berdasarkan Temuan patologis, prinsip dari penyakit ini adalah peningkatan volume endolimfe yang berhubungan dengan distensi seluruh sistem endolimfatik (hidrops endolymphatic). Pecahnya membran labirin mungkin dapat menjelaskan karakteristik mendadak dari episode-episode pada sindrom ini.[10]

Vertigo nonvestibuler

sunting

Vertigo nonvestibuler sering kali sulit dideskripsikan secara jelas oleh pasien. Pasien biasanya mengeluhkan rasa pusing, kekosongan di kepala, dan gelap pada mata. Kondisi oscillopsia dan gejala otonom tidak pernah ditemukan. Lesi pada bagian saraf pusat dapat menyebabkan nistagmus patologis Vertigo nonvestibuler bisa disebabkan lesi pada bagian nonvestibuler dari sistem regulator keseimbangan atau bisa juga disebabkan kesalahan proses informasi di sistem saraf pusat (misal karena lesi cerebelar). Hipotensi ortostatik dan stenosis aorta dapat menjadi penyebab vertigo nonvestibuler.[9]

Migrain

sunting

Vertigo yang disebabkan karena migrain dikarenakan Vasospasme atau cacat metabolik yang diturunkan.[10]

Insufisiensi Vertebrobasilar

sunting

Biasanya disebabkan oleh aterosklerosis pada arteri subklavia, tulang belakang, dan basilar. Vertigo juga umum dihubungkan dengan infark batang otak lateral atau otak kecil.[10]

Tumor sudut cerebellar-pontine

sunting

Tumor ini tumbuh lambat, memungkinkan sistem vestibular untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi. Sehingga manifestasi klinis yang dihasilkan biasanya berupa sensasi samar ketidakseimbangan bukan vertigo akut.[10]

Pengobatan

sunting

Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Obat untuk mengurangi vertigo yang ringan adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan skopolamin. Skopolamin terutama berfungsi untuk mencegah motion sickness, yang terdapat dalam bentuk plester kulit dengan lama kerja selama beberapa hari. Semua obat di atas bisa menyebabkan kantuk, terutama pada usia lanjut. Skopolamin dalam bentuk plester menimbulkan efek kantuk yang paling sedikit.

Referensi

sunting
  1. ^ "Definition of vertigo". Merriam-Webster Online Dictionary. Diakses tanggal 2007-09-19. 
  2. ^ Taylor, J; Goodkin, HP (2011). "Dizziness and vertigo in the adolescent". Otolaryngologic Clinics of North America. 44 (2): 309–321. doi:10.1016/j.otc.2011.01.004. PMID 21474006. 
  3. ^ Scherer, MR; Schubert, MC (2009). "Traumatic brain injury and vestibular pathology as a comorbidity after blast exposure". Physical therapy. 89 (9): 980–992. doi:10.2522/ptj.20080353. PMID 19628578. 
  4. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Epi09
  5. ^ a b U.S. National Library of Medicine (2011). "Vertigo-associated disorders". National Institutes of Health. Diakses tanggal 2 January 2013. 
  6. ^ a b Berkow R., ed. (1992). The Merck manual of diagnostics and therapy. Rahway: Merck & Co Inc. hlm. 2844. 
  7. ^ Ropper, AH; Brown RH (2005). Adams and Victor’s Principles of Neurology (edisi ke-eighth). NY, Chicago, San Francisco. hlm. 1398. 
  8. ^ (Inggris) Mark Mumenthaler,MD.,Heinrich Mattle,MD. (2004). NEUROLOGY 4th Edition. Thieme. ISBN 3-13-523904-7. 
  9. ^ a b c (Inggris) Mark Mumenthaler, M.D.,Heinrich Mattle, M.D. (2006). Fundamental Neurology. Thieme. ISBN 1-58890-450-4. 
  10. ^ a b c d e f Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama manual'
  NODES