Akuarium atau tirtalaya adalah sebuah vivarium yang memiliki setidaknya satu sisi transparan yang digunakan untuk menampung dan menampilkan satwa dan tumbuhan air. Akuarium berasal dari bahasa Latin aqua yang berarti 'air' dan sufiks -arium yang berarti 'tempat yang terkait dengan'.[1]

Siklus nutrisi dan energi yang ada di akuarium:
1. Pakan diberikan ke ikan
2 & 3. Amonia hasil metabolisme ikan diproses bakteri nitrifikasi
4. Nitrat diserap tumbuhan air
5. Air menguap dari permukaan air akuarium
6. Cahaya matahari diserap tumbuhan air
7. Detritivora memakan feses ikan dan bagian tumbuhan yang telah mati
8. Tumbuhan air melepaskan oksigen
9. Tumbuhan air menyerap karbon dioksida

Konsep akuarium dikembangkan sepenuhnya pada tahun 1850 oleh ahli kimia Robert Warington yang menjelaskan bahwa tumbuhan yang ditambahkan ke air dalam wadah akan mengeluarkan oksigen yang cukup untuk mendukung kehidupan hewan, selama jumlah hewan tidak bertambah terlalu banyak. Kegemaran akan akuarium muncul pada awal era Victoria di Inggris oleh Gosse, yang menciptakan akuarium publik pertama di Kebun Binatang London pada tahun 1853 dan menerbitkan manual pertama, Akuarium: Penyingkapan Keajaiban Laut Dalam pada tahun 1854. Akuarium berukuran kecil disimpan di rumah oleh para penghobi, sementara akuarium publik berukuran besar ditampilkan di banyak kota. Akuarium publik berisi ikan dan hewan air lainnya dalam tangki besar. Akuarium besar mungkin berisi berang-berang, lumba-lumba, hiu, penguin, anjing laut, dan paus. Banyak tangki akuarium juga berisi tumbuhan.

Sejarah

sunting
 
Akuarium tahun 1850-an, berisi Vallisneria spiralis dan ikan air dingin
 
Jardin zoologique di Bois de Boulogne, Paris, 1860. Terdapat akuarium untuk masing-masing ikan air tawar dan ikan air laut.

Pada zaman Romawi Kuno, ikan pertama yang dipelihara ke dalam ruangan adalah ikan dari genus Barbus yang diletakkan di kolam kecil di bawah kamar tidur tamu. Dengan berkembangnya teknologi kaca, salah satu dinding dari kolam ini diganti dengan kaca untuk meningkatkan cara pandang ke kolam ikan tersebut. Pada tahun 1369, Kaisar Tiongkok Hóngwǔ mendirikan perusahaan produsen porselen untuk membuat tabung porselen sebagai tempat pemeliharaan ikan mas hias. Bentuk tabung lalu berkembang menjadi mangkuk bola.[2]:21-22

Pada tahun 1836 setelah penemuan kotak Wardian, Dr. Nathaniel Bagshaw Ward mengusulkan untuk menggunakan kotak buatannya sebagai tempat untuk membawa hewan tropis. Pada tahun 1841 ia berusaha menerapkannya namun hanya membawa tumbuhan air dan ikan mainan. Pada tahun 1838, Félix Dujardin tercatat memiliki akuarium air asin.[2]:35 Pada tahun 1846, Anne Thynne mampu mempertahankan koral Scleractinia dan rumput laut selama hampir tiga tahun, dan dituliskan sebagai penemu pertama akuarium air laut yang seimbang secara ekosistem di London.[2]:35-36[3] Pada tahun yang sama, Robert Warington bereksperimen dengan kontainer berukuran 13 galon yang diisi ikan mas, siput, dan tumbuhan Vallisneria untuk membuat akuarium yang stabil secara ekosistem.[2]:36

Pada tahun 1853, Kebun binatang London membuka akuarium publik pertama.[2]:99 Philip Henry Gosse adalah yang pertama menggunakan istilah aquarium di bukunya The Aquarium: An Unveiling of the Wonders of the Deep Sea. Dalam bukunya tersebut, Gossee banyak membahas tentang akuarium air asin.[2]:38 Edward Edwards mematenkan pada tahun 1858 sebuah sistem sirkulasi untuk akuarium.[4]

Pada tahun 1854, dua penulis anonim asal Jerman menulis tentang akuarium air asin Inggris. Pada tahun 1856, tulisan mengenai akuarium air tawar dipublikasikan.[2]:60-61 Pada tahun 1862 William Alford Lloyd bekerja di Jerman dan mengawasi pembangunan tangki dan sistem sirkulasi untuk akuarium di Tierpark Hagenbeck.

Pada Era Victoria, desain akuarium yang umum adalah satu sisi kaca dan sisi lainnya terbuat dari kayu dan dibuat kedap air dengan resin. Bagian dasarnya terbuat dari batu dan dihangatkan dari bawah. Desain lainnya lalu diperkenalkan dengan seluruh sisi tangki terbuat dari kaca dengan rangka dari logam.[5]

 
Akuarium 80 liter

Kebanyakan akuarium terbuat dari panel kaca yang dilem dengan menggunakan lem silikon.[6] Namun kaca murni bersifat rapuh dan hanya mampu bertahan sebentar setelah retak. Meski pada umumnya, perekatnya yang akan lepas lebih dulu jika akuarium kelebihan beban.[7] Akuarium dapat dibuat dengan berbagai jenis bentuk dari kubus, prisma heksagonal, hingga disesuaikan dengan bentuk sudut ruang dan meja.[8] Akuarium berbentuk bola atau mangkuk bulat dapat terbuat dari plastik maupun kaca.

Meski kaca lebih rentan terhadap retak dan lebih berat dibandingkan kaca akrilik, tetapi kaca lebih tahan gores. Pemilihan ini umumnya didasarkan pada pertimbangan artistik. Kaca juga memiliki insulasi termal yang lebih buruk dibandingkan akrilik, sehingga panas lebih mudah masuk maupun keluar, dan kaca lebih sulit dibentuk dibandingkan akrilik.[9] Akrilik memiliki titik lebur 160 derajat Celcius, sedangkan kaca membutuhkan temperatur sekitar 500 derajat Celcius (temperatur transisi kaca) untuk dibentuk. Meski dibutuhkan temperatur lebih tinggi, ketersediaan yang melimpah menjadikan kaca lebih murah dibandingkan akrilik. Namun ketika membangun akuarium ukuran besar atau dalam jumlah banyak, harga tersebut tidak lagi menjadi pertimbangan melainkan keamanan. Pengiriman kaca ukuran besar memiliki risiko jauh lebih tinggi dibandingkan akrilik. Dan akrilik lebih lentur dibandingkan kaca, sehingga kemungkinan retak sangat minim.[5][7][10] Kaca laminasi digunakan untuk menggabungkan keunggulan kaca dan akrilik, yaitu tahan gores, lentur, dan ketika terjadi keretakan tidak mudah pecah.[7]

Komponen pendukung

sunting
 
Sistem filtrasi secara umum pada akuarium:
1. Intake
2. Penyaringan mekanis
3. Penyaringan kimiawi
4. Penyaringan biologis
5. Air keluar

Akuarium yang ditujukan untuk hobi akan mencakup sistem filtrasi, sistem pencahayaan buatan, dan pemanas atau pendingin tergantung hewan yang hidup di dalamnya. Banyak akuarium juga memiliki penutup untuk mengurangi penguapan dan mencegah ikan lompat keluar atau benda asing masuk ke akuarium.[8]

Kombinasi filter mekanis dan biologis umum digunakan untuk mengubah amonia dari air menjadi nitrat untuk dimanfaatkan oleh tumbuhan air. Terkadang filter ini untuk menghilangkan fosfat. Media filter dapat menjadi rumah bagi bakteri nitrifikasi yang melakukan proses tersebut.[11]

Pemanas akuarium mengkombinasikan elemen pemanas dengan termostat sehingga temperatur air dapat terjaga. Begitu juga dengan pendingin akuarium.[8] Jenis termometer yang digunakan bermacam-macam, dari termometer alkohol sampai termometer digital.[8] Pemilik akuarium juga menggunakan pemecah gelembung udara dan pembuat gelombang halus untuk meningkatkan kelarutan udara di dalam air.[7]

Ukuran dan volume

sunting
 
Terowongan di dalam (((Akuarium Barcelona

Sebuah akuarium dapat dibuat berukuran mangkuk kecil (kurang dari 1 liter) hingga ukuran raksasa yang mampu menampung seluruh ekosistem air. Semakin besar akuarium, ekosistem di dalamnya semakin tahan terhadap perubahan kondisi lingkungan (temperatur dan pH) sehingga lebih stabil.[8]

Untuk menjadikan sebuah akuarium cocok bagi ikan, diperlukan setidaknya dua jenis filter, yaitu filter biologis dan filter mekanis. Filter kimiawi diperlukan untuk menjaga kualitas air lebih optimal. Filter kimiawi dapat menggunakan karbon aktif untuk menyaring obat, tannin, atau senyawa pengotor lainnya.[12]

Akuarium besar berukuran 40 hingga 100 liter kini dapat dibangun di rumah. Disebut dengan terumbu karang nano karena dapat menyimpan ekosistem terumbu karang di dalamnya.[13] Massa jenis air yang sebesar 1 kilogram per liter dan tekanan air yang semakin tinggi seiring dengan kedalaman air membatasi volume akuarium yang dapat dibangun oleh para pelaku hobi.[8][14] Dibutuhkan bahan khusus yang tebal dan mampu menahan tekanan air yang tinggi.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Definition of aquarium". Merriam-Webster Online Dictionary. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-04-04. Diakses tanggal 2007-04-03. 
  2. ^ a b c d e f g Brunner, Bernd (2003). The Ocean at Home. New York: Princeton Architectural Press. ISBN 1-56898-502-9. 
  3. ^ "On the increase of Madrepores". Annals and Magazine of Natural History. London: Taylor and Francis. 3 (29): 449–461. 1859. 
  4. ^ Alexander, Bob (November 2005). "The first Parlour Aquariums and the Victorian Aquarium Craze". History of parlour aquarium. parlouraquariums.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-22. Diakses tanggal 24 December 2010. 
  5. ^ a b Sanford, Gina (1999). Aquarium Owner's Guide. New York: DK Publishing. hlm. 9–13. ISBN 0-7894-4614-6. 
  6. ^ "Aquarium Silicone, Tank Repair, Applications, DIY, How To Use". 
  7. ^ a b c d Adey, Walter H.; Loveland, Karen (1991). Dynamic Aquaria. San Diego: Academic Press. ISBN 0-12-043792-9. 
  8. ^ a b c d e f Sanford, Gina (1999). Aquarium Owner's Guide. New York: DK Publishing. hlm. 162–169. ISBN 0-7894-4614-6. 
  9. ^ "Common Glass Tank Sizes". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-14. Diakses tanggal 2010-05-28. 
  10. ^ Crosswell, Tom. "Benefits of Acrylic for Home Aquariums". reef-one.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-03-09. Diakses tanggal 2009-05-10. 
  11. ^ Dakin, Nick (1992). The Macmillan book of the Marine Aquarium. New York: Macmillan Publishing Company. ISBN 0-02-897108-6. 
  12. ^ Crosswell, Tom. "Advanced filtered bowl aquariums - biOrb Aquariums". reef-one.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-03. Diakses tanggal 2009-05-10. 
  13. ^ Reef Hobbyist Magazine, pp. 42–46, Q2 2013
  14. ^ Salvatori, Joe. "Building a 1700 gallon Shark Tank". Cichlid-Forum.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-04-05. Diakses tanggal 2007-04-03. 

Pranala luar

sunting
  NODES
Done 1
see 2
Story 2