Dingklik (bahasa Inggris: stool) adalah tempat duduk yang ditinggikan yang biasanya disangga dengan tiga atau empat kaki, tetapi tanpa sandaran tangan atau punggung (pada dingklik awal), dan biasanya dibuat untuk satu orang. Sebagai beberapa bentuk tempat duduk terawal, dingklik kadang-kadang disebut kursi tanpa sandaran meskipun beberapa dingklik modern mempunyai sandaran punggung. Dingklik lipat dapat diciutkan menjadi berbentuk datar dan padat biasanya dengan memutarkan tempat duduk sejajar dengan kaki lipat.

Dingklik bersambungan berkaki tiga
Dingklik plastik yang dibentuk

Sejarah

sunting
 
Dingklik sambungan ek khas Inggris, abad ke-17
 
Dingklik berkaki satu yang digunakan untuk menggergaji batu

Asal-usul dingklik tidak jelas, tetapi perabot tersebut dikenal sebagai salah satu bentuk perabot kayu terawal.[1] Difros adalah dingklik berkaki empat di Yunani Kuno, tersedia dalam versi terpasang dan lipat. Percy Macquoid menyatakan bahwa dingklik putar diperkenalkan dari Bizantion oleh Pengawal Varangia. Dengan demikian, perabot itu diperkenalkan melalui budaya Nordik ke Eropa, sampai ke Inggris melalui Orang Norman.[1][2]

 
Meja dan dingklik dari Bulgaria
 
Dingklik pemerah susu

Pada Abad Pertengahan, tempat duduk terdiri atas bangku, dingklik, dan contoh kursi mirip singgasana yang sangat langka untuk menunjukkan status. Dingklik ini terdiri atas dua bentuk, dingklik papan[3] atau dingklik Gotik[2], bangku pendek dengan dua kaki seperti papan pada ujungnya[2] dan juga dingklik putar sederhana. Dingklik putar adalah pendahulu kursi putar dan kursi Windsor. Dingklik yang paling sederhana adalah seperti kursi Windsor: tempat duduk papan yang kukuh, mempunyai tiga kaki yang dipasang di dalamnya dengan sambungan purus dan lubang. Dingklik-dingklik sederhana ini mungkin menggunakan teknik pengerjaan kayu basah dengan memasangkan kaki yang sudah kering ke tempat duduk yang masih basah. Saat tempat duduk mengering dan menyusut, sambungannya disangga erat-erat. Kaki-kaki ini awalnya dibentuk dengan menyerut dari cabang atau tiang biasa, kemudian contoh-contoh yang dikembangkan berubah bentuk.

Artefak dingklik berkaki tiga yang masih ada sejak abad ke-17Templat:Di mana, seperti ilustrasi dingklik putar awal abad ini.[4] Salah satu kegunaan dingklik berkaki tiga adalah untuk pekerja peternakan yang memerah sapi.

Perkembangan selanjutnya pada abad ke-7 menghasilkan dingklik bersambungan, menggunakan teknik yang berkembang dari pengerjaan sambungan untuk menghasilkan dingklik seperti kotak yang lebih besar dari kayu gergajian terkecil, dengan menyambung poros gerak dan rel tipis panjang pada sudut yang tepat.[5]

Dingklik kerajaan

sunting

Beberapa kerajaan dan kepala suku di Afrika mempunyai dan masih mempunyai tradisi menggunakan dingklik untuk menggantikan kursi sebagai singgasana. Salah satu yang paling terkenal, Dingklik Emas Asantehene di Gana adalah penyebab salah satu peristiwa yang paling terkenal dalam sejarah keterjajahan Afrika, yang disebut Perang Dingklik Emas antara Britania dan Asante.

Dingklik sandaran

sunting

Dingklik sandaran mewakili tahap peralihan antara pengembangan dingklik dan kursi. Dingklik putar sederhana berkaki tiga akan mempunyai kaki belakang yang disambung ke luar dan bantalan melintang terpasang.[6] Dingklik sandaran selalu berkaki tiga dengan kaki belakang di tengah.

Dingklik sandaran putar menyebabkan kursi putar berkaki tiga dikembangkan, yang sandarannya dilebarkan dan disangga oleh poros gerak diagonal yang mengarah pada sambungan kaki depan. Seiring waktu, penyangga diagonal ini menjadi lebih besar, lebih tinggi, dan lebih rata, menyebabkan kursi putar berlengan dirancang.[6]

 
Dingklik modern awal yang dibuat dari kayu

Dingklik sandaran modern

sunting

Pada zaman modern, istilah "stool" menjadi kabur, dan banyak jenis stool kini mempunyai sandaran.

Ini sangat umum, contoh dingklik bar, dingklik tinggi untuk tempat duduk di gerai yang sering dipasang di tempatnya. Ini adalah pengembangan kursi seperti halnya dingklik, yang dibuat lebih kukuh, yang memungkinkan tempat duduk yang diduduki di sekitar meja atau gerai saji tetap kukuh. Dingklik ini bahkan dapat disebut sebagai "kursi tanpa sandaran". Salah satu jenis dingklik, dingklik sandaran Windsor, "yang populer di rumah tradisional", mempunyai sandaran.[7]

Dingklik sandaran sedemikian dikembangkan dari sekitar 1900, dengan adanya bahan-bahan modern seperti kayu liku dan kemudian tabung baja bengkok karya Marcel Breuer di Bauhaus. Bahan-bahan isotropik ini tidak lagi bergantung pada bentuk pengerjaan sambungan tradisional, seperti yang dikembangkan untuk dingklik-dingklik terdahulu, sehingga sandaran yang kuat dapat dipasang sesuka hati tanpa bergantung pada penempatan kaki tertentu untuk menguatkan.

Variasi

sunting
  • dingklik tangga lipat (folding step stool)
  • dingklik pijak atau dingklik pijak tangga (kick stool or kick step stool)

Lihat pula

sunting

Rujukan

sunting
  1. ^ a b Chinnery, Victor (1979). Oak Furniture: The British Tradition. Woodbridge, Suffolk: Antique Collector's Club. hlm. 87. ISBN 0-902028-61-8. 
  2. ^ a b c Macquoid, Percy (1988) [1904]. A History of English Furniture. Studio Editions. hlm. 37. ISBN 1-85170-080-3. 
  3. ^ Chinnery 1979, hlm. 261
  4. ^ Holme, Randle (c. 1649). Academie of Armory. a Turned stoole...This is so termed because it is made by the Turner, or wheele wrioght all of Turned wood, wrought with Knops, and rings all over the feete... , reprinted in Chinnery 1979, hlm. 87
  5. ^ Chinnery 1979, hlm. 231
  6. ^ a b Chinnery 1979, hlm. 94
  7. ^ Megan Buerger (15 April 2015). "The best stools for small spaces". Washington Post. 
  NODES