Gereja Santo Yohanes Maria Vianney, Cilangkap
Gereja Santo Yohanes Maria Vianney atau terkadang disebut sebagai Gereja Anak Domba adalah sebuah gereja paroki Katolik yang berlokasi di Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur, Indonesia.[1] Gereja ini berada di bawah administrasi Keuskupan Agung Jakarta. Secara administratif, gereja ini juga disebut Paroki Cilangkap. Gereja ini didedikasikan untuk Santo Yohanes Maria Vianney.
Gereja Santo Yohanes Maria Vianney | |
---|---|
Gereja Santo Yohanes Maria Vianney, Paroki Cilangkap | |
Gereja Anak Domba | |
Koordinat: 6°19′5.6388″S 106°54′25.8012″E / 6.318233000°S 106.907167000°E | |
6°19′05″S 106°54′26″E / 6.317961391023999°S 106.90726456560414°E | |
Lokasi | Jalan Bambu Wulung, RT.5/RW.3 Setu, Cipayung, Jakarta Timur, 13880 |
Negara | Indonesia |
Denominasi | Gereja Katolik Roma |
Jumlah anggota/umat | +/- 7.000 |
Situs web | www |
Sejarah | |
Dedikasi | Santo Yohanes Maria Vianney |
Arsitektur | |
Status | Gereja paroki |
Tipe arsitektur | Gereja Katolik |
Gaya | Barok |
Spesifikasi | |
Kapasitas | 850 orang |
Area lantai | 3 |
Administrasi | |
Paroki | Cilangkap |
Dekenat | Timur |
Keuskupan Agung | Jakarta |
Provinsi | Jakarta |
Klerus | |
Imam yang bertugas | R.D. Thomas Aquino Murdjanto Rochadi Widagdo |
Imam rekan | R.D. Yustinus Sulistiadi |
Parokial | |
Jumlah kapel | 1 |
Jumlah wilayah | 10 |
Jumlah lingkungan | 38 |
Sejarah
suntingPemekaran dari Paroki Cililitan dan Cijantung
suntingPada awalnya umat yang menjadi cikal bakal Paroki Cilangkap merupakan bagian dari Gereja Santo Robertus Bellarminus, Cililitan (Ceger, Bambu Apus, Cipayung, dan Cilangkap) dan dari Gereja Santo Aloysius Gonzaga, Cijantung (Cipayung, Ciracas, Kelapa Dua Wetan, Munjul, Pekayon, Pondok Ranggon, Cibubur, dan Setu).[2]
Umat yang bergabung dalam Wilayah X Paroki Cililitan rutin mengikuti peribadatan di Gereja Santa Catharina, Taman Mini Indonesia Indah. Seiring dengan penyerahan Gereja Santa Catharina dari Paroki Cililitan ke Paroki Lubang Buaya pada Juli 1996, umat di wilayah tersebut menyelenggarakan peribadatan dengan menempati ruangan sekolah TK Mekar Wangi di kawasan Ceger yang dimiliki oleh seorang umat.[2]
Seorang imam Karmelit yang bertugas di Gereja Maria Bunda Karmel, Tomang, yakni Pastor Frederikus Vianney Sudarma Wirjautama, O.Carm. ditugaskan untuk mendampingi umat. Kehadirannya membuat perayaan ekaristi dapat diselenggarakan secara terjadwal di TK Mekar Wangi Ceger.[3] Namun demikian, sejumlah masyarakat menyatakan keberatan atas penggunaan ruangan sekolah tersebut sebagai tempat peribadatan. Peribadatan kemudian mulai diselenggarakan secara bergantian di Jalan Bambu Apus Raya. Peribadatan juga sempat dilaksanakan di SD Nusa Melati Cipayung.[2]
Dalam kegiatan Temu Pastoral Keuskupan Agung Jakarta pada Januari 1998, R.P. Martinus Soenarwidjaja, S.J., Vikaris Jenderal KAJ menyebutkan rencana pembentukan paroki di kawasan Ciracas dan Cilangkap di Jakarta Timur.[4] Rapat persiapan pendirian paroki baru berlangsung pada 3 Maret 1998 di Aula Paroki Cijantung. Dalam pertemuan itu, Santo Yohanes Maria Vianney dipilih sebagai pelindung paroki.[4] Pada 3 April 1998, berlangsung perjanjian peminjaman Sekolah Budi Murni milik Yayasan Pendidikan Budi Murni. Perjanjian ini berlaku untuk periode satu tahun. Pada 15 April 1998, Keuskupan Agung Jakarta mengeluarkan Surat Keputusan Persiapan Pendirian Paroki Santo Yohanes Maria Vianney. Surat tersebut menjadi dasar surat selanjutnya, yakni Surat Keputusan tentang Peresmian Paroki tertanggal 4 Agustus 1998. Perayaan Ekaristi di Sekolah Budi Murni berlangsung sejak 6 Agustus 1998.[4]
Pada 2 Agustus 1999, Uskup Agung Jakarta, Julius Kardinal Darmaatmadja, S.J. memimpin Perayaan Ekaristi peresmian Paroki Cilangkap. Pada 8 Oktober 2000, berlangsung serah terima Paroki Cilangkap dari R.P. Vianney Sudarma, O.Carm. kepada R.D. Yohanes Hadi Suryono.[4] Romo Hadi menempatkan altar di serambi sekolah, sehingga ia dapat melihat langsung umat yang berada di luar ruang sekolah atau di bawah tenda.[2]
Pada tahun 2001, pemilik Sekolah Budi Murni menghibahkan tanah yang dapat digunakan sebagai lokasi peribadatan. Tanah tersebut berada di kompleks persekolah di Jalan Budi Murni. Aula Budi Murni kemudian mulai dibangun di atas tanah yang dihibahkan Tarnama Sinambela kepada Paroki Cilangkap. Selama pembangunan, aktivitas misa dipindahkan ke Kebon Singkong dengan menggunakan tenda. Pembangunan Aula Budi Murni rampung pada Juni 2002, tetapi baru dapat digunakan setelah pertemuan pada Oktober 2002 antara Lurah Cipayung dengan Dewan Paroki Cilangkap beserta sejumlah tokoh agama setempat.[2]
Pembangunan Gereja Anak Domba
suntingMarkas Besar Tentara Nasional Indonesia mengeluarkan surat pernyataan tentang Persetujuan Pembangunan Gereja Cilangkap pada 14 Maret 2006. Surat ini merupakan sebagai dukungan atas surat Keuskupan Agung Jakarta tertanggal 6 Maret 2006 kepada Dinas Tata Kota Provinsi DKI Jakarta tentang permohonan izin pembangunan gereja di Cilangkap.[4]
Pada 27 April 2007, dilakukan pembelian tiga bidang tanah di Jalan Bambu Wulung milik Liman Bratajaya. Tanah tersebut akan dicicil serta dilunasi bila Izin Mendirikan Bangunan sudah didapatkan. Pada 16 Agustus 2008, relikwi Santo Yohanes Maria Vianney diterima dari Sacrarium Apostolicum di Roma, Italia. Dalam waktu yang bersamaan, Paroki Cilangkap juga memiliki sebuah altar yang berusia 400 tahun dan terbuat dari bahan kayu jati.[4]
Pada 14 November 2008, Liman Bratajaya yang merupakan pemilik tanah yang dibeli oleh Gereja, mengajukan gugatan atas Paroki Cilangkap kepada Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Hal tersebut muncul karena pihak Gereja belum melakukan pembayaran atas tanah yang dibelinya. Hal ini kemudian diselesaikan melalui akta perdamaian yang disepakati di hadapan persidangan PN Jakarta Timur pada 22 April 2010.[4]
Pada 2 April 2012, Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo menerbitkan Surat Izin Mendirikan Bangunan. Ia juga hadir dalam peletakan batu pertama Gereja Santo Yohanes Maria Vianney di Bambu Wulung pada 25 September 2012.[4]
Pembangunan gereja kemudian dimulai pada 12 Desember 2012.[2] Pekerjaan ini rampung dan kemudian diresmikan serta diberkati pada 30 Juli 2017 oleh Uskup Agung Jakarta, Ignatius Suharyo.[5]
Bangunan
suntingGereja Anak Domba berdiri di atas lahan dengan luas sekitar satu hektar dengan luas bangunan sekitar 1.760 meter persegi.[5]
Salib besar yang terletak di belakang altar terbuat dari bahan potongan besi bekas. Teguh Ostentrik, seorang seniman asal Jakarta, melakukan pekerjaan atas salib tersebut. Pada salib tersebut, wajah Yesus tidak digambarkan memandang ke depan ataupun ke samping, tetapi digambarkan menengadah ke atas. Hal ini menggambarkan saat Yesus disalib dan menyerahkan nyawa-Nya.[6]
Pada bubungan kubah, terdapat ornamen anak domba yang berada di titik paling atas gereja. Ornamen ini dibingkai dengan besi yang dibuat dalam bentuk lingkaran dan menyerupai bentuk monstrans. Pemilihan ornamen anak domba dilakukan agar lebih dapat diterima oleh masyarakat sekitar, alih-alih memasang salib pada bagian atas gereja.[6]
Tabernakel pada Gereja Anak Domba memiliki bentuk menyerupai piala dan hosti. Tabernakel ini juga dikelilingi gambar para malaikat. Pekerjaan tabernakel dilakukan oleh Yani Sastranegara yang juga membuat tabernakel di Gereja Kristus Raja, Pejompongan.[6] Patung Yesus dan Bunda Maria yang ditempatkan di sisi kanan dan kiri altar terbuat dari bahan lilin.[6]
Peribadatan
suntingGereja Santo Yohanes Maria Vianney menyelenggarakan misa harian dan juga misa mingguan. Misa mingguan diselenggarakan pada Sabtu sore (17.00 WIB) dan pada hari Minggu (07.00 dan 09.30 WIB). Misa harian diselenggarakan pada sore hari (18.00) dari hari Selasa hingga Jumat. Perayaan Ekaristi dilaksanakan dalam Bahasa Indonesia.
Imam
suntingPastor kepala
sunting- R.D. Yohanes Hadi Suryono (2000–2015)
- R.D. Thomas Aquino Murdjanto Rochadi Widagdo (sejak 2015)
Pastor rekan
sunting- R.D. Ferdinandus Kuswardianto (2003–2014)
- R.D. Yohanes Angga Sri Prasetyo (e.d.; 2015–2018)
- R.D. Antonius Didit Supartono (2018–2022)
- R.D. Yustinus Sulistiadi (sejak 2021)
Galeri
suntingEksterior
sunting-
Fasad utama
-
Tampak samping
-
Kubah gereja
-
Patung Santo Yohanes Maria Vianney
Interior
sunting-
Interior dilihat dari pintu utama
-
Interior dilihat dari balkon
-
Altar dari dekat
-
Patung Bunda Maria
Referensi
sunting- ^ "Gereja Santo Yohanes Maria Vianney". GCatholic. Diakses tanggal 2023-11-05.
- ^ a b c d e f "Ziarah singkat Paroki Cilangkap". Paroki St. Yohanes Maria Vianney Cilangkap. 20 Juni 2011. Diakses tanggal 31 Desember 2024.[butuh sumber yang lebih baik]
- ^ "Perjalanan berdirinya Gereja Anak Domba dan jemaatnya - Paroki Santo Yohanes Maria Vianney Cilangkap, Jakarta timur". Lingkungan RK Sanjaya Paroki Yohanes Maria Vianney-Cilangkap. 2 November 2016. Diakses tanggal 31 Desember 2024.
- ^ a b c d e f g h "Profil Gereja". Gereja 'Anak Domba' St. Yohanes Maria Vianney Paroki Cilangkap. Diakses tanggal 31 Desember 2024.
- ^ a b Haryo, Wahyu (19 Juli 2017). "30 Juli 2017: Mgr. Ignatius Suharyo Berkati Gereja Anak Domba di Cilangkap, Jaktim". Sesawi.net. Diakses tanggal 31 Desember 2024.
- ^ a b c d Elu, Stefanus P; Marwanto, Yanuari (27 Juli 2017). "Empat Keunikan Gereja Cilangkap. Apa saja?". Diakses tanggal 31 Desember 2024.
Lihat pula
suntingPranala luar
sunting