Invasi Teluk Lingayen
Invasi Teluk Lingayen adalah sebuah operasi militer pendaratan amfibi pasukan sekutu di Filipina selama Perang Dunia II. Invasi ini terjadi pada 6 - 9 Januari 1945. Pada 6 Januari 1945, kekuatan sekutu yang dipimpin oleh Laksamana Jesse B. Oldendorf mendekati pantai Lingayen. Selama tiga hari, Angkatan Laut Amerika Serikat dan Angkatan Laut Australia mulai membombandir lokasi yang diduga menjadi tempat pertahanan Jepang di di sepanjang pantai Lingayen dari posisi mereka di Teluk Lingayen. Akhirnya pada hari ketiga, 9 Januari Pasukan Angkatan Darat ke-6 mendarat 32 kilometer di antara kota Lingayen dan San Fabian.
Invasi Teluk Lingayen | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Dunia II, Perang Pasifik | |||||||
Angkatan laut Amerika Serikat mendakati pesisir Lingayen | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Australia | |||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Jesse B. Oldendorf Douglas MacArthur Walter Krueger | Tomoyuki Yamashita | ||||||
Kekuatan | |||||||
: 875 + Kapal Perang 203.608 tentara : 1 Kapal Penjelajah Berat | Tidak diketahui | ||||||
Korban | |||||||
24 kapal tenggelam 67 kapal rusak | Tidak diketahui |
Latar belakang dan operasi
suntingSelama Perang Dunia II, Teluk Lingayen menjadi posisi yang strategis dan penting dalam pertempuran antara pasukan Amerika Serikat dan Jepang. Pada 22 Desember 1941, Pasukan ke-14 Kekaisaran Jepang di bawah pimpinan Letnan Jenderal Masaharu Homma mendarat di bagian timur Teluk di Agoo, Caba, Santiago dan Bauang. Mereka terlibat dalam beberapa pertempuran kecil dengan para penduduk lokal dan pasukan Filipina,[1] tetapi pada akhirnya Jepang berhasil menduduki teluk tersebut. Setelah kekalahan itu, hari berikutnya Jenderal Douglas MacArthur mengeluarkan perintah untuk mundur dari Luzon. Selama tiga tahun hingga Januari 1945, teluk tersebut dikuasai oleh Jepang.
Operasi Teluk Lingayen dimulai sejak pagi hari pada 6 Januari 1945, dengan memborbardir posisi yang diduga merupakan tempat pertahanan Jepang. Pengeboman melalui udara dan laut juga dilakukan pada area yang akan mejadi tempat pendaratan pasukan. Sebagai repon terhadap invasi tersebut, penduduk Filipina membentuk parade penyambutan dengan bendera Filipina dan Amerika Serikat berkibar.[2]
Pada jam 09.30, tanggal 9 Januari 1945, sekitar 68.000 pasukan Amerika Serikat di bawah pimpinan Jenderal Walter Krueger mendarat dipantai Teluk Lingayen. Selanjutnya 203.608 tentara menyusul mendarat dalam beberapa hari kedepan membangun pijakan sejauh 32 kilometer yang membentang dari Sual, Lingayen dan Dagupan ke barat, dan San Fabian ke timur. Dalam beberapa hari kedepan, pasukan Amerika Serikat bergerak merebut kota-kota di pesisir dan menembus hingga lima mil ke pedalaman.
Pada akhirnya tentara Amerika Serikat berhasil mengusir Jepang, namun mereka juga mengalami kerugian cukup besar karena serangan-serangan pasukan Kamikaze. Dari 4 januari hingga 12 Januari, 24 kapal laut tenggelam dan 67 lainnya rusak karena serangan kamikaze, termasuk kapal perang USS Mississippi, USS New Mexico dan USS Colorado, kapal penjelajah berat HMAS Australia, kapal penjelajah ringan USS Columbia, dan kapal perusak USS Long dan USS Hovey. Setelah pertempuran ini, Teluk Lingayen digunakan sebagai depo pendukung untuk Pertempuran Luzon
Lihat juga
suntingReferensi
sunting- ^ (Inggris) Encyclopedia of American History
- ^ (Inggris) Smith, Robert Ross (1993). Triumph in the Philippines (PDF). Washington, D.C.: United States Army. hlm. 756. ISBN 978-1-4102-2495-8. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-12-24. Diakses tanggal 29 May 2011.