Metode Gol adalah cara penentuan keabsahan gol dalam pertandingan sepak bola yang merupakan aturan ke-10 di LOTG. Aturan ini secara umum menjelaskan bahwa sebuah tim menciptakan skor ketika bola telah melewati garis gawang tim yang dihadapi, sekalipun seorang pemain tim lawan yang mendapati kontak terakhir pada bola sebelum melewati garis gawang atau juga disebut gol bunuh diri. Akan tetapi, Sebuah gol dianggap ilegal (dan dibatalkan oleh wasit) jika pemain yang mencetak gol atau anggota timnya terlibat pelanggaran sebelum bola melewati garis gawang. Gol juga dianggap tidak sah jika seorang pemain tim lawan terlebih dahulu melakukan pelanggaran sebelum bola melewati garis yang mengakibatkan tendangan bebas dalam kotak penalti di titik pemain menendang sebelum bola menyeberangi garis gawang.[1]

Gawang terdiri dari dua tiang tegak yang harus berjarak sama dari tempat sudut lapangan, serta terdapat mistar gawang yang horizontal pada bagian atas gawang. Panjang garis gawang harus 7.32 meter (8 yard) dan tinggi tiang gawang harus 2,44 meter (8 kaki). Jaring gawang biasanya ditempatkan di belakang gawang, meskipun tidak diwajibkan oleh LOTG.[2] Tiang gawang dan palang-palang harus berwarna putih yang terbuat dari kayu, logam atau bahan lain yang diizinkan. Bentuk tiang gawang dan palang tidak boleh membahayakan pemain yang bertanding.

Penerapan tiang gawang telah ada sejak permulaan sepak bola di Inggris, tetapi mistar gawang tidak ditemukan hingga tahun 1875, sebagai penyambung antar dua tiang gawang.[3]

Untuk menghindari kontroversi dalam penentuan gol, FIFA telah menerapkan sistem teknologi garis gawang pada Piala Dunia 2014.

Referensi

sunting
  1. ^ "Laws of the Game" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-07-09. Diakses tanggal 2016-02-03. 
  2. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-02-14. Diakses tanggal 2015-09-20. 
  3. ^ Hornby, Hugh (2000). Football. Dorling Kindersley Ltd. hlm. 12. ISBN 8778267633. 
  NODES