San Miguel Corporation

perusahaan asal Filipina

San Miguel Corporation (PSE: SMC) merupakan perusahaan holding konglomerasi multinasional terbuka asal Filipina. SMC merupakan perusahaan terbesar asal filipina dalam hal pendapatan, SMC mempekerjakan lebih dari 24.000 tenaga kerja di lebih dari 100 fasilitas utama di seluruh regional asia-pasifik.

San Miguel Corporation
Perusahaan Terbuka
Kode emitenPSE: SMC
IndustriConglomerate
DidirikanManila, Filipina (29 September 1890; 134 tahun lalu (1890-09-29))
PendiriEnrique María Barretto de Ycaza
Kantor pusat40 San Miguel Avenue, Mandaluyong City, Metro Manila, Filipina
Wilayah operasi
Worldwide
Tokoh kunci
PendapatanKenaikan ₱701 billion (FY 2016)
Kenaikan ₱52.2 billion (FY 2016)
Total asetKenaikan ₱1.3 trillion (FY 2016)
Karyawan
17,151
Anak usahaSan Miguel Food and Beverage, Inc.
San Miguel Yamamura Packaging Corporation
San Miguel Properties
Petron Corporation
Situs websanmiguel.com.ph Sunting ini di Wikidata
Facebook: Sanminguelcorporation Modifica els identificadors a Wikidata
San Miguel Pale Pilsen, Produk Merek Dagang SMC

Produk andalan SMC adalah San Miguel Beer, salah satu merek bir dengan penjualan terbesar. Operasi manufaktur SMC tidak hanya terdapat di Filipina tetapi juga ada di Hong Kong, Tiongkok, Indonesia, Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Australia, dan produknya di ekspor ke lebih dari 60 pasar di seluruh dunia.

Sejak 2008, SMC telah mencoba keluar dari bisnis intinya, terlibat dalam industri bahan bakar dan minyak melalui Petron Corporation, masuk ke bisnis pembangkit listrik dan infrastruktur. SMC juga sempat terlibat pada bisnis penerbangan Philippine Airlines pada April 2012 sampai September 2014.[1][2][3]

Sejarah San Miguel Corporation

sunting
 
Tempat pembuatan bir tua San Miguel di Manila.

Pada 1889, pebisnis terkemuka asal Manila bernama Enrique María Barretto de Ycaza y Esteban mengajukan permohonan hibah dari pemerintahan Spanyol untuk mendirikan pabrik bir di Filipina. Barretto mendapatkan hibah untuk periode 20 tahun. Pada 29 September 1890 (saat Michaelmasatau hari perayaan Saint Michael the Archangel), La Fábrica de Cerveza San Miguel mendeklarasikan mulai beroperasi. Berlokasi di 6 Calzada de Malacañang (yang kemudian disebut sebagai Calle Avilés), pabrik bir ini mengambil nama dari arrabal (pinggiran kota atau distrik), San Miguel, Manila. Fasilitas pabrik bir memiliki dua bagian, satu bagian difokuskan untuk produksi es dengan kapasitas harian mencapai 5 ton dan bagian lain untuk memproduksi bir. Pabrik bir ini merupakan yang pertama di Asia Tenggara yang menggunakan peralatan dan fasilitas modern, dengan 70 pegawai, pabrik ini mampu memproduksi 3.600 hektoliter (sekitar 47.000 cases) bir lager pada tahun pertama dan kemudian juga memproduksi beragam tipe bir, yang terkenal adalah Cerveza Negra, Eagle Extra Stout dan Doble Bock.

Kesuksesan awal mendorong ekspansi bisnis dan Barretto memutuskan mendirikan perusahaan untuk pabrik birnya. Pada 6 Juni 1893, perusahaan didirikan dengan modal awal disetor mencapai P180.000. Berdasarkan catatan perusahaan ini didirikan oleh Barretto, Pedro Pablo Róxas y Castro, Gonzalo Tuasón y Patiño, Vicente D. Fernández y Castro, Albino Goyenechea, Benito Legarda y Tuáson dan pewaris dari Don Mariano Buenaventura y Chuidan.

Pedro Pablo Róxas ditunjuk sebagai manajer, dan menjadi tokoh penting dalam perkembangan perusahaan. Dirinya menjadi anggota aktif perusahaan sampai dengan 1896, ketika ia pergi menuju Eropa. Menyusul kepergiaan, dia membeli saham Barretto di perusahaan dengan nilai P42.000. Seteah Barretto pensiun pada Mei 1896, Róxas membeli sisa saham milik Barretto. Pada 1895, San Miguel Beer memenangkan banyak penghargaan sebagai produk dengan kualitas terbaik pada Exposición Regional de Filipinas. Pada 1896, San Miguel Beer memimpin pasar dengan menjual bir sebanyak lima kali lebih banyak dibandingkan dengan bir impor di Filipina.

Pada 1900an mengantarkan kepada era kesejahteraan selepas Revolusi Filipina dan awal pendudukan Amerika Serikat. Permintaan bir meningkat, dan untuk San Miguel, di bawah kepemimpinan Róxas, modernisasi operasi termasuk pemasangan conveyor elektrik dan mesin otomatis dengan peremajaan peralatan pabrik bir pada 1910.

San Miguel Brewery, Inc. (1913–1963)

sunting

Pada 1913, bir impor hanya menguasai 12 % konsumsi bir di Filipina, San Miguel menguasai 88% industri bir. Róxas dimakamkan di Paris, Prancis pada 1913. Tidak lama setelah itu, Benito Legarda dan Gonzalo Tuasón merekomendasikan perubahan bentuk perusahaan dari firm of co-participants menjadi perusahaan (San Miguel Brewery, Inc.). Anak Róxas yaitu Antonio Róxas y de Ayala, ditunjuk sebagai Presiden dengan Enrique Brías y de Coya dan Don Ramón J. Fernández sebagai manajer.

Pada 1914, San Miguel memulai ekspor dimana produk diterima di Hong Kong, Shanghai, dan Guam. Ketika Perang Dunia I pecah, ekspor tertahan karena kesulitan seperti kekurangan bahan baku dan naiknya secara bertahap biaya produksi. Ketika pelarangan alkohol dicabut oleh pemerintah Amerika Serikat San Miguel bisa melanjutkan ekspor ke Guam dan kemudian Honolulu, Teritorial Hawaii. Pada akhir 1914, Enrique Brías, setelah melihat bahwa usaha dan industrinya berhasil menjadi bisnis yang berkembang dan menyejahterakan, dia pensiun dari aktivitas bisnis untuk anaknya yaitu Antonio Brías y Róxas. Pada 1918, Antonio Róxas mundur dari posisinya sebagai presiden.

Andrés Soriano Sr.: 1918–1964

sunting
 
Sebuah iklan yang muncul dalam edisi 17 Januari 1924 majalah satir berbahasa Spanyol yang berbasis di Manila, Aray .

Andrés Soriano (cucu dari Don Pedro Pablo Róxas dan keponakan dari Don Antonio Róxas) bergabung dengan San Miguel sebagai pegawai dibagian departemen akuntansi. Pada 1918, setelah pengunduran diri Antonio Róxas, Ramón J. Fernández menjadi presiden dan Soriano dijadikan sebagai manajer pelaksana. Pada 1923, Soriano ditunjuk sebagai manajer dan mengelola San Miguel bersama dengan Antonio Brías y Roxas, secara bertahap mereka meraih kesuksesan.

Diversifikasi ke lini bisnis baru dimulai pada 1920an. San Miguel pada 1922 membuka pabrik Royal Soft Drinks di Manila untuk memproduksi Royal Tru-Orange, produk Royal lainnya dan air aerasi. (Pada 1919, San Miguel mengakusisi Oriental Brewery and Ice Company dan mengubah pabriknya menjadi pabrik es dan gudang penyimpanan dingin, kemudian diubah lagi menjadi pabrik Royal Soft Drinks). Lima tahun kemudian, San Miguel berhasil mendapatkan hak pembotolan dan pendistribusian Coca-Cola di Filipina. Pada 1925, San Miguel masuk ke bisnis es krim dengan membeli pabrik Magnolia Ice Cream di Calle Avilés yang kemudian dipindahkan ke lokasi baru yaitu di Calle Echague (sekarang Jalan C. Palanca Sr.) di Distrik Quiapo, Manila setahun kemudian. Lokasi baru menggunakan rumah Fábrica de Hielo de Manila yang dibeli San Miguel pada 1924. Untuk mencapai swasembada pada operasinya, perusahaan membuka pabrik baru pada 1930 untuk memproduksi karbon dioksida untuk produk-produk minuman ringan dan biang es untuk kulkas yang dibutuhkan dalam produksi es krim. Pada 1932, sebuah pabrik didirkan untuk memproduksi ragi yang digunakan untuk usaha toko roti dan kepentingan medis. Satu tahun kemudian perusahaan menyewakan sebuah lahan dari pemerintah untuk digunakan sebagai Insular Ice dan gudang pendingin selama sepuluh tahun.

Selama periode 1930an, San Miguel mulai berinvestasi pada bisnis di luar negeri. Perusahaan pernah memiliki bisnis susu yang berumur pendek di Calcutta, India dan Singapura (Cold Storage Cremeries, Singapura) dan berinvestasi pada pabrik bir di Amerika Serikat (melalui pembelian saham pada George Muehlebach Brewing Company dan pemilik mayoritas dari Lone Star Brewing Company di San Antonio, Texas).

Pada 1939, manajemen perusahaan direorganisasi mengikuti bagaimana manajemen perusahaan di Amerika Serikat. Tim manajemen San Miguel terdiri dari Direksi (direktur utama, wakil direktur utama, bendahara, dan sembilan direktur lain serta pejabat eksekutif perusahaan). Ramón J. Fernández terpilih menjadi direktur utama dan Antonio Róxas y Gargollo (anak dari Antonio Róxas) menjadi wakil direktur utama. Soriano terpilih menjadi pimpinan perusahaan dan Antonio Brias y Róxas sebagai wakil pimpinan perusahaan, Eduardo Róxas y Gargollo (anak dari Don Antonio Róxas) dan Jacobo Zóbel y Róxas ditunjuk sebagai direktur perusahaan. Mengembangkan dan memodernisasi perusahaan berarti mengurangi kontrol keluarga. San Miguel menjadi perusahaan Filipina pertama yang dimiliki oleh ratusan pemegang saham. Untuk menjaga kontrol, Soriano mengandalkan aliansi dengan kerabatan dan rekan dari Róxas.

Sebelum Perang Dunia II pecah, San Miguel membangun pabrik kaca di Paco dan Pabrik Cebu, pabrik ini merupakan instalasi pertama di luar Luzon. Ketika perang mencapai Filipina, Soriano ditugaskan sebagai kolonel dan bertugas untuk membantu Jenderal Douglas MacArthur. Salah satu orang Filipina pertama yang menjadi brewmasters adalah Dominador San Diego Santos, ahli kimia dari Obando, Bulacan.[4]

Pasca perang, San Miguel kembali membangun dan melaksanakan program ekspansi berskala besar. Perusahaan membeli dan memodernisasi pabrik bir kedua di Polo, Bulacán (sekarang bagian dari kota Valenzuela) pada 1947. Dua tahun kemudian, lima pabrik lainnya dibuka, pabrik kaca Manila di Farola, pabrik karbon dioksida di Otis, pabrik karton, pabrik Coca-Cola di Iloílo dan pembangkit listrik Farola. Eskpor produk San Miguel juga kembali dilakukan. Pabrik minuman ringan yang terletak Davao dan Naga di juga menyusul dibangun.

Pada 1953, Soriano menandatangani "Perjanjian Manila" yang mengizinkan perusahaan Spanyol La Segarra S.A. untuk membuat dan menjual bir San Miguel di Spanyol. Perusahaan ini kemudian berubah nama menjadi "San Miguel, Fábricas de Cerveza y Malta" (sekarang Mahou-San Miguel Group) pada 1957, merupakan perusahaan terpisah yang memiliki hak eksklusif merek San Migue di Eropa.[5]

San Miguel Corporation (1964 – sekarang)

sunting

Andrés Soriano Jr .: 1964–1984

sunting

Pada 1964, perusahaan mengubah namanya menjadi San Miguel Corporation (SMC) dan memindahkan kantor pusat ke Ayala Avenue, Makati.

Andrés Soriano wafat pada 30 Desember 1964, pada saat kematian, Soriano telah menginvestasikan kekayaan keluarganya di San Miguel ke beragam bisnis yaitu usaha pertambangan, usaha susu, pabrik-pabrik, usaha penerbitan koran dan stasiun radio. Soriano juga berinvestasi di Philippine Airlines, ia juga memiliki waralaba penjualan minuman Coca-Cola terbesar, dan memiliki lima perusahaan agensi asuransi, ia juga memiliki pabrik bir di kota Kansas yang memproduksi bir merek Lone Star dan Colt 45, usaha tambang emas di Afrika Timur Britania dan perusahaan pengembang di Spanyol.

Setelah kematian Soriano Sr., Antonio Róxas y Gargollo terpilih menjadi pimpinan perusahaan dan Andrés Soriano Jr. menjadi presiden direktur. Soriano Jr. menjadi pimpinan perusahaan pada 1967. Sumbangsih Soriano Jr. adalah implementasi manajemen modern, termasuk desentraliasi lini produksi.

Kompleks pabrik di Mandaue, Cebu diresmikan pada 1967, pabrik bir dan kaca memulai produksinya satu tahun kemudian. Soriano terus melanjutkan diversifikasi bisnis makanan dengan membangun pabrik es krim pada 1970 dan berekspansi ke bisnis peternakan unggas pada 1973 (kemudian menambahkan pengolahan dan pembekuan udang 1984). Pada 1973, penjualan SMC melampaui satu miliar peso untuk pertama kalinya dan keuntungan mencapai ratusan juga peso.

Logo beru perusahaan diadopsi pada 1975. San Miguel escudo (cap), simbol dari hibah kerajaan tetap dipertahankan sebagai logo dari San Miguel Beer, penerima hibah pertama.

Pada tahun 1970an, Presiden Filipina Ferdinad Marcos menerapkan pajak untuk produksi kelapa, tanaman komersial utama Filipina, yang dimaksudkan untuk mendanai pengembangan industri kelapa. Namun diduga, uangnya disalurkan kepada United Coconut Planters Bank yang dikontrol oleh Eduardo Cojuangco Jr., dimana kemudian Cojuangco menggunakan dana tersebut untuk membantunya membeli saham mayoritas di San Miguel pada 1983. Kepentingan pengendali menguasai sembilan dari 15 posisi direktur di SMC.

SMC menghadapi kompetitor utamanya pertama kali di pasar bir Filipina pada 1982 dengan masuknya Asia Brewery, Inc. Persaingan antara Asia Brewery dan SMC memuncak pada 1988, ketika Asia Brewery secara cerdik memperkenalkan merek bir murah bernama "Beer" (dikenal juga sebagai Beer Pale Pilsen dan "Beer ne Beer"). Produk bir terlihat dan memiliki rasa yang menyerupai San Miguel Beer, bermain di atas fakta bahwa di Filipina, merek san Miguel identik dengan bir. Hal ini merupakan serangan balik yang kreatif untuk strategi SMC yang terkenal agresif dan terkadang kejam terhadap kompetitor, yang termasuk dilaporkan "usaha untuk melakukan sabotase terhadap jaringan penjualan Asia Brewery dan juga merusak botol kosong milik mereka". Asia Brewery bahkan sampai mempekerjakan pembuat bir San Miguel.

Saat itu, bangunan asli pabrik bir San Miguel di San Miguel, Manila dihancurkan karena pengalihan kepemilikan kepada Pemerintahan Filipina untuk pendirian Istana Malacañang. Tempat tersebut kemudian menjadi taman dan sebagian lain menjadi kompleks pemerintahan (sebagai bangunan untuk pejabat eksekutif).

Pada 1983, SMC menjual saham minoritas di perusahaan Spanyol (San Miguel, Fábricas de Cerveza y Malta, S.A.). Perusahaan Filipina dan Spanyol telah beroperasi independen satu sama lain. Perusahaan Spanyol menikmati kesuksesan San Miguel di pasar dalam negeri. Selain itu, menjadi bir ekspor nomor satu milik Spanyol di pasar Eropa. Karena itu, konsumen yang berpergian mudah bingung dengan dua merek San Miguel, padahal mereka diproduksi oleh dua perusahaan yang berbeda.[5]

Eduardo Cojuangco Jr .: 1983–1986

sunting

Administrasi Soriano menjadi saksi pertarungan dalam pengontrol perusahaan. Masalah pelik mengenai transparansi manajemen menghancurkan alisansi yang sudah lama terjalin antara Soriano dengan kerabat dari Zóbel de Ayala. Pertarungan bersejarah memperebutkan kontrol perusahaan akhirnya membuat Sorianos dan Zóbels kehilangan kontrol efektif perusahaan.

 
San Miguel Pale Pilsner dengan kadar alkohol 5%

Pada 1983, Enrique J. Zóbel (sepupu ketiga Soriano), Direktur Utama dari Ayala Corporation dan Wakil Direktur Utama SMC membuat rencana untuk mengambil alih SMC. benih-benih "perseteruan keluarga" terletak pada penolakan manajemen Soriano untuk membagi informasi perusahaan dengan Zóbel, terutama terkait dengan kesepakatan kontrak manajemen SMC dengan ANSCOR, perusahaan milik Soriano. Soriano melihat sepupunya Zóbel sebagai rival, sementara Zóbel (memegang hampir 20% saham SMC) melihat Soriano (memegang saham sekitar 7%) salah mengurus perusahaan dan terlibat dalam kesepakatan yang tidak menguntungkan. Gagal menyingkirkan Soriano, Zóbel menjual 19,5% sahamnya kepada pengusaha bernama Eduardo Cojuangco Jr. yang terasosiasi dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos. Coconut Industry Investment Fund (a.k.a., United Coconut Planters Bank) mengakumulsi tambahan 31% saham SMC, memberikannya kontrol efektif terhadap SMC dan menyisakan keluarga Soriano dengan saham sekitar 3%. Dana yang digunakan Cojuangco untuk membeli saham milik Zóbel's datang dari penipuan dana retribusi petani kelapa. Mahkamah Agung Filipina memutuskan dana retribusi sebagai dana publik dan seluruh aset yang dibeli menggunakan dana tersebut dimiliki oleh para petani kelapa.

Setelah Soriano wafat karena kanker pada 19 Maret 1984, Cojuangco menjadi Direktur Utama SMC pada 1984. Pada tahun yang sama, SMC memindahkan kantor pusatnya ke Mandaluyong. Cojuangco membeli pabrik pengolahan dan pemurnian minyak sawit ke dalam portofolio SMC. Sayangnya masa jabatannya sebentar karena didepak oleh Marcos pada 1986.

Andrés Soriano III: 1986–1998

sunting

Setelah Revolusi ESDA pada 1986, Corazón Aquino, sepupu Cojuangco yang diasingkan menjadi Presiden Filipina. Aquino menang karena menumpang kemarahan publik atas pembunuhan suaminya Benigno Aquino Jr., pada 1983. Salah satu orang yang disalahkan atas kematiannya adalah Cojuangco, yang terbang pada pesawat yang sama dengan Marcos ke Hawai pada 1986. Pemerintahan Aquino mengasingkan saham Cojuangso di SMC dan menyetujui kepemimpinan Andrés Soriano III, anak dari Almarhum Soriano untuk menjalankan perusahaan walaupun saham Soriano di SMC tidak lebih dari 1%.

Soriano menjalankan kampanye untuk mengambil kembali warisan keluarga, tetapi ketika ia mencoba membeli kembali saham yang ditinggalkan, dirinya dihalangi oleh Pemerintahan Aquino melalui Presidential Commission on Good Government (PCGG). PCGG mengambil kendali (tetapi bukan kepemilikan sah) 51,4% saham dan menolak untuk melepaskannya. Pemerintah menegaskan bahwa saham tersebut dikuasai secara ilegal. PCGG meneruskan kepemilikan saham SMC hingga awal 1990an, tetapi memberikan kontrol secara de facto kepada Soriano melalui kontrak manajemen dengan ANSCOR. Soriano meneruskan program ekspansi perusahaan, membeli kepemilikan saham mayoritas dari La Tondeña, Inc., produsen utama minuman keras di Filipina pada 1987 dan menambahkan produksi daging sapi dan babi (Monetery Meats) pada operasi makanan perusahaan pada 1988.

Soriano memulai program ambisius untuk melakukan ekspansi secara global, berharap untuk memperluas bisnis ke negara lain dan memitigasi efek ekonomi Filipina yang tidak stabil. Dia juga ingin menghindari persaingan dengan produsen bir besar dunia seperti Anheuser-Busch and Miller dari Amerika Serikat, Kirin dari Jepang, dan BSN dari Prancis.

Soriano mengalokasikan dana sebesar $1 miliar untuk program strategi internasional selama liam tahun yang berfokus untuk membentuk operasional domestik, kemudian berlanjut kepada mendapatkan lisensi dan mengekspor, produksi di luar negeri, dan akhinrya mendistribusikan produk-produk non bir.

Langkah berikutnya adalah desentralisasi dengan membentuk struktur perusahaan holding, dimana 18 operasi non-bir diposisikan sebagai anak perusahaan. Reorganisasi perusahaan ini membebaskan bisnis dari belenggu birokrasi konglomerasi. Dalam upaya untuk mencapai efisiensi optimal, SMC mengurangi total pekerjanya sebesar 16% dari 39.138 pekerja pada 1989 menjadi 32.832 pekerja pada 1993.

Dengan kondisi pasar lokal yang sudah "dikondisikan", SMC beralih untuk langkah selanjutnya untuk ekspansi internasional SMC, lisensi dan ekspor bir. Walaupun perusahaan telah mengekspor bir hampir sepanjang sejarah, upaya ini semakin meningkat secara drastis pada akhir 1980an. Ekspor bir SMC tumbuh 150% dari 1985 ke 1989, dan merek SMC melakukan ekspor ke 24 negara termasuk pasar kunci di Asia selain itu juga ke Amerika Serikat, Australia, dan Timur Tengah.

Setelah merek berdiri secara stabil di pasar tertentu, SMC mulai mendirikan fasilitas produksi, terkadang berdiri sendiri dan terkadang bermitra dengan pengusaha lokal. Pada 1995, SMC memiliki pabrik di Hong Kong, Tiongkok, Indonesia, Vietnam, dan memiliki mitra linsensi di Taiwan, Guam, dan Nepal.

Terlepas dari pertengkaran terkait dengan kepemilikan SMC (tidak termasuk masalah endemik pada operasional di Filipina), penjualan perusahaan berlipat ganda menjadi 12,23 miliar peso pada 1986 menjadi 68,43 miliar peso pada 1994. Penghasilan bersih meningkat dua kali lebih cepat, dari 1,11 miliar peso menjadi 11,86 peso pada periode yang sama, walaupun operasi di luar negeri (secara keseluruhan) belum menghasilkan keuntungan.

Pada 1996 SMC membeli keseluruhan saham pada anak usahanya di Hong Kong , San Miguel Brewery Hong Kong Ltd. Pada bulan April tahun yang sama, unit pembotolan domestik minuman ringan SMC yaitu Coca-Cola Bottlers Philippines, Inc. bergabung ke dalam Coca-Cola Bottlers Philippines, Inc. (CCA) yang berbasis di Australia. Akibatnya, SMC bertukar 70% sahamnya di operasinya di Filipina dengan 25% saham di CCA yang beroperasi di 17 negara. CCA kemudian mendivestasi operasinya ke perusahaan berbasis di Britania Raya bernama Coca-Cola Beverages plc. (menyebabkan saham saham SMC di CCA menjadi 22%).

Dari tahun 1995 sampai dengan 1997, SMC mengalami kemunduran pada bisnis di Filipina, sementara operasional di luar negeri belum menghasilkan keuntungan. Profit yang didapatkan terjun bebas. Oleh karena itu, perusahaan melakukan restrukturisasi besar terhadap bisnis makanan yang merugikan. Bisnis susu dan Es Krim Magnolia digabung dengan grup Nestlé Filipina, untuk membentuk Magnolia-Nestlé Corporation. Di akhir 1998, saham SMC di perusahaan patungan tersebut diakusisi oleh Netslé. SMC juga keluar dari sektor makanan siap saji dan mengurangi operasi pada bisnis tambak undang. Pada akhir 1997, perusahaan mulai merasakan efek dari krisis ekonomi Asia.

Era Cojuangco-Ang: 1998–Sekarang

sunting

Andrés Soriano III mengundurkan diri pada Juli 1998 dan Eduardo M. Cojuangco Jr. Direktur Utama dari San Miguel Corporation. Francisco C. Eizmendi Jr. tetap sebagai pimpinan utama dan Ramón S. Ang terpilih sebagai wakil direktur utama pada Januari 1999. Ang kemudian ditunjuk sebagai pimpinan utama dan chief operating officer setelah pensiunnya Eizmendi pada 2002.

Menghadapi tekanan persaingan usaha yang lebih besar sebagai hasil dari krisis finansial Asia tahun 1997, langkah perubahan yang cepat diambil oleh San Miguel pasca kepulangan kembali Cojuangco. Ditengah kesulitan suasana operasional yang sangat hebat, bekerja agar perusahaan mempunyai respn yang lebih baik terhadap sengitnya iklim persaingan saat itu. Tujuan jangka pendek yang dilakukan pemimpin perusahaan adalah meringangkan beban perusahaan karena pengeluaran bunga, mengejar strategi kemitraan baru untuk memperkuat bisnis —terutama di pasar internasional— dan memperkuat profitabilitas dan posisi finansial unuk membuat perusahaan siap menghadapi kesempatan yang baru. Kemajuan berhasil didapatkan dengan menurunkan biaya, meningkatkan produktivitas dan mendapatkan arus kas.

Memiliki fasilitas pembuatan bir di Tiongkok, Indonesia, dan Vietnam, manajemen baru memutuskan untuk meneruskan investasi perusahaan di negara-negara tersebut, fokus secara agresif pada merek dan inisiatif membangun volume, terutama di Tiongkok. SMC memperbaharui organisasi penjualan dan distribusi yang meningkatkan efisiensi proses distribusi, meningkatkan jangkauan pasar utama, stabiitas harga, dan penurunan biaya secara keseluruhan. Di Tiongkok, perusahaan memilih untuk fokus menumbuhkan pasar dan masih berhasil menjangkau 30 kota. Dimana pada masa lalu, perusahaan berkonsentrasi pada pasar premium yang kemudian secara agresif masuk ke pasar menengah dan bawah.

 
San Mig Light. Rendah karbohidrat (Rendah Kalori) dengan kadar alkohol mencapai 5%

Pada akhir 1998, perubahan aset untuk menemukan portofolio ideal dan merestrukturisasi opersional dan fokus kepada kemampuan utama, Cojuangco menjual saham SMC di Coca-Cola Beverages plc (perusahaan pembotolan milik Coca-Cola Amatil's bottler di Eropa), serta 45% saham SMC di Nestlé Filipina. Penjualan saham di kedua perusahaan merupakan bagian dari usaha manajemen baru untuk membentuk San Miguel Group dan fikus kepada kekuatan teknologi, manajerial, dan finansial ke usaha dimana dipercaya akan menambah nilai perusahaan. Total jumlah perubahan manajemen yang dilakukan bersama dengan program rightsizing.

Perampingan Manajemen dilakukan untuk mengembalikan perusahaan ke bentuk yang baik. Pada Mei, Kantor Pusat Regional San Miguel Brewing International (SMBIL) dipindahkan dari Hong Kong ke Manila untuk menurunkan pengeluaran, karyawan SMBIL kemudian dipulangkan. Perampungan organisasi dilakukan untuk mengkonfigurasi San Miguel agar mampu merespon lebih baik di pasar yang kompetitif. Tujuannya untuk mempercepat pengambilan keputusan dan memiliki organisasi yang lebih sederhana dan dinamis, organisasi yang lebih efisien dan responsif terhadap pasar. Fungsi logistik dan purchasing grup diatur ulang di tingkat perusahaan. Operasional makanan, minuman keras, dan internasional di rekapitalisasi. Metro Bottled Water Corporation yang memproduksi Wilkins Distilled Water diakusisi. Pada 2001, SMC mengakusisi kembali kontrol terhadap Coca-Cola Bottlers Philippines, Inc., tidak lama setelah itu, SMC mengakusisi Pure Foods Corporation yang menjadikan SMC pemimpin pasar di industri makanan yang berkembang pesat di Filipina, memiliki dua pertiga pasar daging beku dan olahan, dan lebih dari sepertiga industri unggas dan pakan.

Cojuangco dan Ang juga mengakusisi perusahaan di luar Filipina. Selama tiga tahun, SMC membeli enam perusahaan di empat negara tetangga. Akusisi besar pertama adalah dengan membeli pabrik bir butik asal Australia J. Boag and Son sebesar A$96 juta pada 2000. Untuk memperkuat perusahaan, SMC bekerja sama dengan pabrik bir Jepang Kirin Brewery Co. Ltd., yang membeli 15% saham SMC sebesar, $540 juta pada 2002. SMC terus melanjutkan akusisi internasionalnya dengan mengakusisi Thai Amarit Brewery Ltd. sebesar $97 juta dan mengakusisi perusahaan pengolah makanan TTC (Vietnam) Co. sebesar $35,5 juta pada 2003. Pada 2004, SMC membeli 51% saham Berri Ltd. perusahaan pembuat jus Australia sebesar $97,9 juta. Pada 2004, penjualan internasional menyumbang 13% total pendapatan dibandingkan 10% pada tahun 2003. Pada 2005, SMC melaksanakan akusisi internasional terbesar dengan mengambil alih National Foods Ltd., perusahaan terbesar penjualan produk susu di Australia dengan harga P80,38 miliar. Satu tahun kemudian, SMC membeli perusahaan berbasis di Singapura yaitu Del Monte Pacific Ltd. sebesar $420 juta yang merupakan perusahaan pengalengan nanas terbesar di regional. SMC kemudian mengabungkan operasional National Foods dengan Berri.

Pada 2006, SMC menjual 65% sahamnya di Coca-Cola Bottlers Philippines, Inc. (termasuk di anak perusahaannya yaitu Cosmos Bottoling dan Philippine Beverage Partners) kepada The Coca-Cola Company (TCCC) dengan harga $590 juta. Pada November 2007, SMC menjual Boag's kepada Lion Nathan dengan harga A$325 juta. Di bulan yang sama, SMC juga menjual National Foods kepada Kirin dengan nilai ¥294 miliar.[6]

Krisis keuangan dunia pada 2008-2009 banyak menyebabkan perusahaan menahan ekspansiya, SMC tetap berinvestasi besar-besaran sebagai strategi untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan margin.

Pada 2010, SMC mengakusisi kontrol mayoritas dari Petron Corporation.[7]

Pada April 2012, SMC membeli 49% saham minoritas Philippine Airlines (PAL) Holdings dengan nilai mencapai US$500 juta untuk merevitalisasi PAL dan Air Philippines.[8] Pada 15 September 2014, SMC menjual sahamnya di PAL Holdings sebesar kurang lebih $1,3 miliar dan melepaskan kontrol manajemen kembali kepada grup Lucio Tan.[1][2][3]

SMC juga berekspansi ke bisnis minyak dan energi dengan mengakusisi 65% saham Esso Malaysia Berhad, 100% saham ExxonMobil Borneo Sdn Bhd dan 100% sahan ExxonMobil Malaysia Sdn Bhd dengan nilai mencapai US$577,3 juta.[9]

Pada Oktober 2012, SMC membeli 24% sahamnya yang dimiliki pemerintah melalui Coconut Industry Investment Fund (CIIF) companies dengan membayar CIIF P57.6 miliar[10]

Pada 2017, Iñigo Zóbel, anak dari Enrique Zóbel menjadi pemegang saham biasa terbesar SMC dengan memiliki 66,1% melalui perusahaan induk, Top Frontier Investment Holdings, Inc.[11]

Dalam pernyataan terpisah pada 30 Mei 2016, Globe Telecom dan PLDT masing-masing akan membeli setengah dari saham Vega Telecom yang dimiliki oleh SMC dengan biaya mencapai P69,1 miliar. Akusisi ini melibatkan P52,08 miliar untuk 100% kepemiikan saham di Vega Telecom dan dengan asumsi P17,02 miliar merupakan liabilitas.[12][13][14]

Pada 6 November 2017, SMC mengumumkan konsolidasi bisnis minumannya ke dalam San Miguel Pure Foods Company, Inc. melalui kesepakatan pertukaran saham senilai $6,6 miliar. San Miguel Pure Foods Company akan membeli 7,86 miliar saham San Miguel Brewery Inc. dan 216,97 juta saham Ginebra San Miguel Inc. dari SMC. Pasca konsolidasi, San Miguel Pure Foods Company akan berubah nama menjadi San Miguel Food and Beverage, Inc.[15][16]

Paska proyek ambisius bandara di Bulacan, Pimpinan utama SMC Ang mengumumkan rencana untuk melindungi dan mengembalikan kondisi 12.000 hektar garis pantai Bulacan-sebagai bagian dari pengembangan badara. Hal ini dilakukan untuk melindungi dan menghidupkan kembali area perikanan pantai di sekitar bandara dan menjamin keberlanjutan lingkungan di sekitar fasilitas dan untuk menghidupkan kembali industri budi daya perikanan.[17]

Masalah Hukum

sunting

Saham San Miguel tersangkut dalam kasus penipuan kontribusi petani kelapa (Kasus Sipil Sandiganbayan nomor 33), yang sebenarnya terbagi menjadi delapan kasus yang melibatkan pihak dan properti yang berbeda. Kasus yang paling penting adalah kasus nomor 33-F yang melibatkan 51% saham San Miguel. Mayoritas saham di San Miguel telah dipecah menjadi tiga litigasi yang berbeda, dimana setiap litigasi telah mencapai Mahkamah Agung yang sangat kontroversial.

Kasus pertama terkait dengan 4% saham San Miguel, yaitu kasus San Miguel melawan Sandiganbayan[18], dimana Mahkamah Agung memenangkan pihak pemerintah. Kasus kedua, Republik Filipina melawan Sandiganbayan dan Eduardo Cojuangco Jr.[19], melibatkan 20% saham SMC yang ditahan, Mahkamah Agung melakukan voting dan memenangkan Eduardo “Danding” Cojuangco dengan suara 7-4. Keputusan Pengadilan Tinggi terakhir diumumkan awal tahun ini, kasus antara Philippine Coconut Producers Federation, Inc. (COCOFED) melawan Republik Filipina,[20] dimana pengadilan melakukan voting 11-0 memenangkan pemerintah untuk memegang sisa 27% saham San Miguel. (Catatan: 27% terdilusi menjadi 24% karena pemerintah gagal saat melakukan pemesanan untuk meningkatkan kapasitas saham di San Miguel).

Bisnis Inti

sunting

Bisnis Makanan dan Minuman

San Miguel Food dan Beverage Inc. (sebelumnya, San Miguel Foods Company, Inc.) merupakan perusahan makanan dan minuman terbesar di Filipina. Perusahaan didirikan pada 1956 dengan nama Pure Foods Corporation, produsen daging olahan dengan merek Purefoods. pada 2001, SMC mengakusisi Pure Foods Corporation dari Ayala Corporation dan mengubah namanya menjadi San Miguel Pure Foods Company, Inc. Seluruh divisi makanan SMC dikonsolidasi di bawah San Miguel Pure Foods Company, Inc. perusahaan payung. Integrasi operasional perusahaan meliputi usaha pengembangbiakan, usaha pengemukan, pengolahan dan penjualan daging ayam, babi, dan sapi kepada perusahaan daging beku, produk daging kaleng dan siap saji, es krim, mentega, keju, margarin, minyak dan lembak, dan juga usaha pakan ternak dan hewan air. Perusahaan ini memegang beberapa merek terkenal di industri makanan Filipina diantaranya adalah Magnolia, Purefoods, Monterey, Star, dan Dari Creme. Merek B-Meg dan Pure Blend merupakan pemimpin pasar di industri pakan ternak. 60% penjualan dari San Miguel Pure Foods berasal dari unggas, pakan, dan daging, bisnis merek, daging olahan, kopi, dan produk susu. Sampai dengan 16 Juli 2013, pangsa pasar San Miguel Pure Foods berada di atas 40% dan merupakan produsen unggas terdepan di Filipina.

Pada 6 November 2017, SMC mengumumkan proses konsolidasi bisnis minumannya ke dalam San Miguel Pure Foods melalui kesepakatan pertukaran saham senilai $6,6 miliar. San Miguel Pure Foods akan membeli 7,86 miliar lembar saham dari San Miguel Brewery Inc. dan 216,97 juta lembar saham dari Ginebra San Miguel Inc. dari SMC. Setelah proses konsolidasi, San Miguel Pure Foods akan berubah nama menjadi San Miguel Food and Beverage, Inc.

Anak Perusahaan:

  • The Purefoods-Hormel Company Inc. (perusahaan patungan dengan Hormel)
  • Mangnolia, Inc.
  • San Miguel Foods Inc.
  • San Miguel Super Coffemix Company Inc.
  • San Miguel Mills Inc.
  • San Miguel Food and Beverages International Ltd.
  • PT San Miguel Pure Foods Indonesia
  • San Miguel Brewery Inc.
  • Ginebra San Miguel Inc.

Pengemasan

San Miguel Yamamura Packaging Corporation (SMYPC) memproduksi format pengemasan, melayani banyak industri makanan terkemuka, farmasi, kimia, dan perawatan pribadi. Perusahaan melayani konsumen dari Amerika Serikat, Eropa, Jepang dan Australia dan pasar negara asing lainnya. SMYPC juga memproduksi karton bergelombang, kemasan fleksibel, keranjang plastik, palet, penutup logam, dan kaleng alumunium dua lembar. Di Tiongkok, SMYPC memproduksi wadah kaca dan keranjang plastik, palet, dan kaleng untuk pasar dalam negeri dan ekspor. SMYPC juga mengoperasikan pabrik wadah plastik di Indonesia dan fasilitas wadah kaca dan kaleng di Vietnam. Di Malaysia, SMYPC mengoperasikan empat fasilitas yang memproduksi kemasan fleksibel, film plastik, produk anyaman dan radiant barrier untuk industri teknologi tinggi dan industri barang mahal seperti peralatan elektronik, layanan kesehatan, dan firma logistik.

Properti

San Miguel Properties, Inc. didirikan pada 1990 sebagai sayap properti perusahaan, proyek yang ditangani saat ini termasuk pengembangan gedung serba guna yang produk utamanya ditunjukan untuk kelas bahwa dan menengah. Diantaranya proyek pengembangan perumahan adalah Makati Diamond Residence (Makati), Emerlad 88 (Pasig), Bel Aldea, Maravilla, dan Murrala (General Trias, Cavite), Dover Hill (San Juan), One Dover View dan Two Dove View (Mandaluyong), dan Wedgewoods (Santa Rosa, Laguna).

Anak Perusahaan

  • Anchor Insurance Brokerage Corp.
  • ArchEn Technologies Inc.
  • Autosweep Post Corporation
  • Challenger Aero Air Corporation
  • SMC Shipping & Lighterage Corporation
  • SMC Stock Transfer Service Corporation
  • SMITS, Inc.
  • San Miguel Equity Securities, Inc.
  • San Miguel Equity Investments, Inc.


Tim Olahraga

sunting

Bola Basket

sunting

<a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Manila_Industrial_and_Commercial_Athletic_Association" rel="mw:ExtLink" title="Manila Industrial and Commercial Athletic Association" class="cx-link" data-linkid="565"><i>Manila Industrial and Commercial Athletic Association</i></a>

sunting
  • San Miguel Braves (1938–1981)

SMC sudah lama terlibat dalam komersialisasi olahraga bola basket di Filipina, dimulai dengan <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Manila_Industrial_and_Commercial_Athletic_Association" rel="mw:ExtLink" title="Manila Industrial and Commercial Athletic Association" class="cx-link" data-linkid="565"><i>Manila Industrial and Commercial Athletic Association</i></a> (MICAA) yang didirikan pada 1983 dimana SMC mengorganisasi tim sepak bola pertama yang bermain di bawah nama San Miguel Brewery. Setelah perusahaan berubah nama menjadi San Miguel Corporation, tim bola basket berubah nama juga menjadi San Miguel Corporation Braves (atau San Miguel Braves). SMC tetap bersama dengan MICAA sampai dengan liga dibubarkan pada 1982.

Asosiasi Bola Basket Filipina

sunting
  • San Miguel Beermen (1975–sekarang)
  • Barangay Ginebra San Miguel (1979–sekarang)
  • Magnolia Hotshots (1988–sekarang)

Pada 1975, SMC mengorganisasikan tim bola basket kedua ketika perusahaan menjadi anggota pendiri dari Asosiasi Bola Basket Filipina, liga bola basket profesional pertama di Asia. Saat ini tim bermain dengan nama San Miguel Beermen dan saat ini memegang rekor sebagai tim dengan juara PBA terbanyak yaitu 23 kali.

SMC juga memiliki dua tim bola basket di liga PBA yaitu Barangay Ginebra San Miguel dan Magnolia Hotshots akibat proses akusisi perusahaan

Liga Bola Basket Filipina

sunting
  • Magnolia Purewater Wizards (1983–2010)

Pasca pembubaran MICAA pada 1983, Liga Amatir Bola Basket Filipina (Philippine Amateur Basketball League/PABL) - kemudian berubah nama menjadi Liga Bola Basket Filipina (Philippine Basketball League/PBL)- dibentuk pada 1983 untuk mengambil tempat liga amatir bola basket utama di Filipina. SMC merupakan salah satu anggota pendiri dan tetap hadir sampai liga menjadi tidak aktif pada 2010. Magnolia Purewater Wizard memegang sembilan kali juara liga.

  • San Miguel Beermen (ABL) (2011–2013)

SMC juga berpartisipasi dalam Liga Bola Basket ASEAN bermain sebagai San Miguel Beermen (ABL) dari 2011 sampai dengan 2013 memenangkan satu gelar juara ABL.

  • San Miguel Alab Pilipinas (2018) - sebagai sponsor nama

Sejak 1 Februari 2018, SMC menjadi sponsor dari tim bola basket Alab Pilipinas.[26]

<a href="https://en.wikipedia.org/wiki/National_Collegiate_Athletic_Association_(Philippines)" rel="mw:ExtLink" title="National Collegiate Athletic Association (Philippines)" class="cx-link" data-linkid="609">Asosiasi Nasional Atletik Perguruan Tinggi (Filipina)</a>

sunting
  • Letran Knights (2018-sekarang)

Pada 1 Februari 2018 setelah menjalin kerja sama dengan tim ABL yaitu Alab Pilipinas diumumkan, SMC mengumumkan kerja sama lain dengan Colegio de San Juan de Letran dan berjanji akan mendukung program olahraganya. Pada musim panas 2019 Knights bergabung dengan PBA D-League sebagai Petron-Letran untuk mempersiapkan diri menghadapi turnamen NCAA Season 95 dan pada 19 November 2019 mereka meraih gelar juara dalam ajang 18th Mens Basketball Championship dengan mengalahkan San Beda Red Lions.

Bola Voli

sunting
  • Petron Blaze Spikers

Sepak Bola

sunting
  • Davao Aguilas FC (2017 – sekarang; hanya menjadi sponsor)

Lihat juga

sunting
  • Grupo Mahou-San Miguel
  1. ^ a b "San Miguel agrees to sell PAL stake back to Tan". Rappler. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-28. Diakses tanggal 2020-05-03. 
  2. ^ a b "Tan gets back PAL for $1.3 B". philstar.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-05-11. 
  3. ^ a b "PAL buyback: Lucio Tan's change of heart". Rappler. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-28. Diakses tanggal 2020-05-03. 
  4. ^ Dominador Santos Diarsipkan 2016-03-20 di Wayback Machine., His History, KiwanisCebu.org
  5. ^ a b p4, Reinventing the San Miguel Corporation, Ivey Management Services, Version: (A)2009-09-22
  6. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-11-09. Diakses tanggal 2020-05-03. 
  7. ^ "San Miguel acquired majority of Petron". ABS-CBN News. 17 December 2010. Diakses tanggal 19 May 2018. 
  8. ^ "PAL, Air Philippines under new San Miguel management". GMA News Online. 
  9. ^ "Archived copy" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-04-17. Diakses tanggal 2012-04-22. 
  10. ^ "END OF AN ERA: Gov't bows out of San Miguel with buyback of 24-percent stake". InterAksyon.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-12. Diakses tanggal 2020-05-03. 
  11. ^ "Top 20 Stockholders - San Miguel Corporation". sanmiguel.com.ph. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-22. Diakses tanggal 2020-05-03. 
  12. ^ "San Miguel selling telco assets to PLDT, Globe". rappler.com. 
  13. ^ "San Miguel Ends Telco Push With $1.5 Billion 'Master Stroke'". bloomberg.com. 
  14. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-24. Diakses tanggal 2020-05-03. 
  15. ^ Morales, Neil Jerome (7 November 2017). "San Miguel to consolidate food, beverage units in sale swap". Reuters. Diakses tanggal 7 November 2017. 
  16. ^ dela Paz, Chrisee (6 November 2017). "San Miguel to merge food, beverage businesses". Rappler. Diakses tanggal 7 November 2017. 
  17. ^ "SMC envisions developing Bulacan as seafood capital". newsinfo.inquirer.net. 
  18. ^ "San Miguel Corp vs Sandiganbayan : 104637-38 : September 14, 2000 : J. Puno : En Banc". judiciary.gov.ph. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2020-05-03. 
  19. ^ "G.R. No. 166859". judiciary.gov.ph. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-27. Diakses tanggal 2020-05-03. 
  20. ^ "G.R. Nos. 177857-58". judiciary.gov.ph. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-20. Diakses tanggal 2020-05-03. 
  21. ^ Camus, Miguel R. "SMC consolidates hold on key toll roads". inquirer.net. 
  22. ^ "Bulacan bulk-water supply system shortlisted for Global Water Awards". businessmirror.com.ph. 
  23. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-07. Diakses tanggal 2020-05-03. 
  24. ^ "Investment data" (PDF). www.sanmiguel.com.ph. 2013. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-04-27. Diakses tanggal 2019-09-29. 
  25. ^ Camus, Miguel R. "San Miguel to take 65% stake in BMW distributor". inquirer.net. 
  26. ^ Riego, Norman Lee Benjamin (February 1, 2018). "Former champion returns to ABL as Alab Pilipinas backer". ABS-CBN Sports. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-26. Diakses tanggal February 1, 2018. 

Pranala luar

sunting
  NODES
admin 1
Association 13
Idea 1
idea 1
INTERN 11
Project 1