Shao Kang (Hanzi: 少康; Pinyin: Shào Kāng, nama marga Sì 姒) merupakan raja keenam Dinasti Xia, Tiongkok. Ia adalah putra Xiang. Ayahandanya tewas terbunuh di medan peperangan melawan kedua putra Han Zhuo, Han Jiao dan Han Yi; Ibunda Shao Kang berhasil melarikan diri dan melahirkannya beberapa bulan kemudian. Setelah ia beranjak dewasa, Shao Kang dan pengikutnya terlibat di dalam peperangan melawan Han Zhuo, akhirnya Han Zhou dapat dikalahkan dan dibunuh. Ia lalu memulihkan Dinasti Xia.[1][2]

Infobox orangShao Kang
Biografi
Kelahirannilai tidak diketahui Edit nilai pada Wikidata
Kematian21 abad SM Edit nilai pada Wikidata
Chinese king (en) Terjemahkan Dinasti Xià
2118 SM – 2097 SM
← Xiang dari XiaZhu dari Xia → Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanpenguasa monarki Edit nilai pada Wikidata
Keluarga
KeluargaDinasti Xià Edit nilai pada Wikidata
AnakZhu dari Xia, Wu Yu (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Orang tuaXiang dari Xia Edit nilai pada WikidataHou Min (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata


Putranya Zhu menjadi ahli warisnya; putranya yang lain Wuyi konon berjasa dengan membudayakan Yue dari Zhejiang dan mendirikan negara Yue di Kuaiji.

Shao Kang kadang dikenal sebagai Du Kang, penemu anggur legendaris di dalam mitologi Tiongkok.

Sejarah Awal

sunting

Pemulihan negara Xia oleh Shao Kang dianggap sebagai legenda. Sebelum Shao Kang naik takhta, raja-raja Xia korup dan menghambur-hamburkan kekayaan keluarga, dan juga kehilangan rasa segan dari masyarakat.[3] Ayahanda Shao Kang menjadi seorang buronan, dan memegang gelar raja hanya nama saja. Ketika Xiang tewas terbunuh, ibunda Shao Kang melarikan diri dengan merangkak di dalam sebuah lubang yang digali oleh seekor anjing. Ia melarikan diri ke rumah orangtuanya dan diam-diam melahirkan Shao Kang disana. Karena tidak ada seorangpun yang mengetahui identitas Shao Kang, banyak yang menganggap bahwa keturunan terkahir keluarga Xia telah dibunuh.[4]

Shao Kang dibesarkan di dalam perlindungan kakeknya. Sejak kecil, Shao Kang diajarkan oleh ibundanya mengenai haknya, kehancuran keluarganya karena korupsi, dan kepentingan untuk memulihkan pemerintahan. Dibawah pengawasan ibunda dan kakeknya, Shao Kang belajar sejarah, sastra dan seni perang, dengan tujuan akhir menggulingkan Han Zhuo dan memulihkan Xia.

Ketika Shao Kang berusia 16 tahun, rumor keberadaannya sebagai ahli waris terakhir Xia sampai di telinga Han Zhuo. Han Zhuo segera mengirim kedua putranya untuk menemukan dan membunuh Shao Kang dan ia terpaksa harus melarikan diri dari rumah kakeknya.

Restorasi

sunting

Ia berhasil mengungsi di tempat tinggal suku utara. Kepala suku memiliki hubungan baik dengan keluarga Xia di masa lalu, dan membenci pemerintahan Han Zhuo yang tiran. Ia melihat potensi di dalam diri pangeran muda Xia ini dan memutuskan untuk menikahkan Shao Kang dengan putrinya dan memberikannya 25 mil persegi tanah sebagai wilayahnya sendiri. Hal ini memberi Shao Kang basis operasi dimana ia bisa belajar seni manajemen negara dan membangun pusat populasi sendiri untuk bersiap-siap.

Di dalam tiga dinasti pertama Tiongkok, sebagian besar wilayah di Tiongkok adalah padang gurun yang jarang penduduknya. Sering terjadi bahwa ahli waris kedua keluarga bangsawan dan kerajaan diberi hibah tanah dari wilayah kosong yang luas, dimana mereka diharapkan untuk membangun pusat-pusat populasi sendiri, dan menarik populasi migran untuk menetap di wilayah mereka, dan dengan demikian membangun kekayaan mereka sendiri. Anak sulung diharapkan menjadi ahli waris wilayah utama ayahanda mereka, dan meneruskan pembangunan pusat-pusat populasi yang ada. Anak yang lebih muda, ahli waris kedua, diberi kesempatan untuk membuktikan nilai mereka dengan dihibahkan tanah. Pemimpin yang sukses dapat membangun negara kota mereka sendiri dan akhirnya kerajaan mereka sendiri. Di dalam Dinasti Zhou, Raja Zhou memberikan hibah tanah kepada Feizi, seorang peternak kuda kerajaan, atas jasanya. Keturunan Feizi berhasil mengubah tanah hibah kecil di padang gurun barat Tiongkok menjadi negara Qin, yang akhirnya menaklukkan seluruh Tiongkok dan mendirikan dinasti kekaisaran pertama Qin pada tahun 221 SM.

Shao Kang memiliki nasib baik di dalam pernikahannya dan hibah tanahnya, mantan menteri negara Xia menyembunyikan sejumlah besar keberuntungan, membeli senjata dan membangun pasukan rahasia untuk balas dendam pada Han Zhuo. Setelah mendengar bahwa ahli waris Xia selamat, menteri ini dengan sukacita segera bergabung dengan Shao Kang, dan memperbaharui kesetiaannya kepada negara Xia. Dengan markas yang aman, bangunan militer dengan pasukan yang terlatih, Shao Kang melanjutkan pembangunan negaranya di bawah bendera lama Xia, mendakwah dan mengingatkan rakyat pada kebajikan pemerintahan kuno negara Xia.

Sementara itu Han Zhuo semakin menjadi-jadi sifat tiraninya dan mengenakan pajak berat pada rakyat Xia. Banyak orang melarikan diri dari pemerintahannya. Ketika kerajaan Xia yang baru berkembang, kebajikan Shao Kang sebagai pemimpin mulai menyebar. Orang-orang mulai membandingkan Shao Kang dengan raja-raja Xia terdahulu, banyak yang melarikan diri dan menetap di negara Xia yang baru.

Kemenangan

sunting

Han Zhuo jadi khawatir kekuasaannya terancam dengan kehadiran Shao Kang. Ia lalu mengirim anak-anaknya di dalam sebuah ekspedisi besar untuk menghancurkan Shao Kang. Shao Kang saat itu telah menjadi seorang pemimpin yang berpengalaman. Ia mengumpulkan pasukannya untuk memerangi pasukan Han Zhuo. Ia memenangkan pertempuran sengit itu dan membunuh anak-anak Han Zhuo. Kemudian pasukan Shao Kang menuju ibu kota kuno Xia dimana rakyat Xia menyambutnya sebagai seorang pembebas dengan membuka pintu gerbang kota. Han Zhuo yang kalah akhirnya bunuh diri.

Shao Kang memasuki ibu kota dan menjadi Raja Xia. Ia memerintahkan pasukannya untuk melindungi rakyat dan harta benda mereka, sehingga membuat negara menjadi damai dan sejahtera.

Sebagai Raja

sunting

Shao Kang memberi penghormatan kepada nenek moyangnya di dalam rumah leluhur Xia, ia juga menerima penghormatan dari kerajaan-kerajaan di sekitarnya.

Dari ritual ini tumbuh menjadi agama resmi di Tiongkok di dalam bentuk pemujaan leluhur. Ini merupakan ritual yang sangat politis dan simbolis, keluarga kerajaan adalah kepala wangsa. Setiap kerajaan pada dasarnya adalah satu marga. Dengan demikian keluarga kerajaan juga pelindung tulang nenek moyang marga tersebut dan mereka bertanggung jawab untuk wasit upacara keagamaan sebagai fungsi negara. Upacara keagamaan semacam ini memberi penghormatan kepada leluhur seseorang juga dianggap sebagai simbol status. Sebuah kerajaan yang terlalu miskin untuk melakukan upacara dengan biaya yang besar dianggap cukup lemah untuk dihancurkan. Sehingga Shao Kang harus memimpin upacara memberi penghormatan kepada nenek moyangnya sebagai bagian dari reklamasi hak lahirnya sebagai raja.

Catatan

sunting
  1. ^ Tian Wen: A Chinese Book of Origins by Yuan Qu, Stephen Field, p. 112.
  2. ^ David Hawkes, "The Heirs of Gao-yang". T'oung Pao, Second Series, Vol. 69, Livr. 1/3 (1983), p.9.
  3. ^ The Shape of the Turtle: Myth, Art, and Cosmos in Early China by Sarah Allan
  4. ^ The Cloudy Mirror: Tension and Conflict in the Writings of Sima Qian by Stephen W. Durrant
Shao Kang
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Xiang
Raja Xia
2007 – 1985 SM
Diteruskan oleh:
Zhu
  NODES
mac 1
os 3