The Tempest adalah sandiwara komedi atau roman karya William Shakespeare yang ditulis sekitar tahun 1610-1611. Mulanya tidak begitu diminati oleh orang-orang, tetapi pada abad keduapuluh sandiwara ini mendapat pujian dari para kritikus dan ahli, hingga disebut sebagai salah satu karya terbaik Shakespeare. Terjemahan ke dalam bahasa Indonesianya berjudul Prahara dan dilakukan oleh Trisno Sumardjo.[1] Gramedia menerbitkan The Tempest pada tahun 1977 dengan judul Ferdinand dan Miranda.

The Tempest

Sandiwara ini menceritakan tentang Prospero, Adipati Milan dan penyihir ulung yang digulingkan oleh lawannya akhirnya terdampar di pulau tidak berpenghuni. Angin ribut telah membawa musuh-musuhnya ke pantainya. Prospero menghadapi dilema yang sulit, apakah ia akan menggunakan kemampuan sihirnya untuk memperoleh kembali jabatannya, atau ia akan membalas dendam kepada musuhnya?

Kisah The Tempest

sunting

Tokoh utama

sunting
  • Prospero, Adipati Milan yang digulingkan
  • Miranda, putri Prospero
  • Ariel, roh pelayan Prospero
  • Caliban, pelayan Prospero, anak nenek sihir Sycorax
  • Antonio, saudara Prospero dan Adipat Milan saat ini
  • Alonso, raja Naples
  • Ferdinand, pangeran Naples
  • Sebastian, saudara Raja Alonso
  • Stephano, Trinculo, para pelayan dan badut Raja Alonso

Waktu dan tempat

sunting

Abad ke-16 di sebuah pulau di Laut Mediterania


Catatan kaki

sunting
  NODES
os 7