Karikatur
Karikatur ialah suatu penggambaran menonjolkan atau membesar-besarkan ciri-ciri khas dipunyai objek atau orang dilakar[1] dengan cara mudah atau dimelalui lakaran pensel atau melalui lukisan artistik yang lain. Penggambaran sebegini dimaksudkan untuk menimbulkan kelucuan bagi pihak yang mengenal subjek tersebut[2][3] - hal ini dibezakan dari kartun yang membentuk cerita tidak sebagaimana karikatur. Namun, karikatur dapat menjadi unsur dalam kartun, misalnya dalam kartun editorial[4][2] atau lakaran artis filem yang sering dijumpai pada majalah hiburan
Dalam kesusasteraan, karikatur adalah perihalan seseorang yang menggunakan keterlaluan beberapa ciri dan melebih-lebihkan orang lain.[5]
Sejarah
suntingRencana ini memerlukan kemas kini dalam Bahasa Melayu piawai Dewan Bahasa dan Pustaka. Silalah membantu. Anda boleh rujuk: Laman Perbincangannya • Dasar dan Garis Panduan Wikipedia • Manual Menyunting |
Asal usul karikatur
suntingWalaupun gambar satire—seperti gambar hewan yang bertingkah laku seperti manusia—sudah ditemukan setidaknya sejak zaman Mesir Kuno,[6] popularitas seni karikatur berasal dari Italia zaman Pembaharuan.[7] Pada mulanya, karikatur dibuat sebagai lelucon iseng oleh para seniman di studio, seperti Leonardo da Vinci dan Carracci bersaudara—Agostino dan Annibale serta Lodovico sepupu mereka,[8] untuk menghibur dirinya sendiri atau kawan-kawannya dengan menggambar patron ataupun subjek lukisannya secara berlebihan. Carracci bersaudara diyakini sebagai seniman-seniman pertama yang terkenal akan karikatur mereka,[7] dan Annibale diyakini sebagai orang pertama yang menggunakan istilah ritrattini carichi (potret yang dilebih-lebihkan).[9] Selanjutnya, Pier Leone Ghezzi menekuni seni ini dan membangun kariernya dengan lebih dari 2.000 karya karikatur orang kebanyakan mahupun tokoh terkenal. Karikatur-karikatur tersebut tidak dipublikasikan ataupun disebarluaskan, namun menjadi hiburan di kalangan elite. Setelah menyebar di Italia pada abad ke-16, karikatur sebagai langgam visual baru menyebar ke pers popular Eropah lebih dari seabad kemudian.[7]
Abad ke-18 dan awal abad ke-19
suntingKarikatur sebagai bentuk seni lukis baru berkembang di United Kingdom setelah penerbitan sejumlah karya Ghezzi dan seniman Italia lainnya pada tahun 1744. Contoh karikaturis British yang popular pada abad ke-18 adalah James Gillray, Thomas Rowlandson, dan George Cruikshank yang menggabungkan unsur karikatur dengan kartun menjadi kartun satire. Namun, pada tahun 1830-an karya-karya mereka sudah kurang popular di United Kingdom dan kemudian diekspor ke Prancis dalam mingguan La Caricature dan kemudian harian Le Charivari yang sangat sukses, keduanya dipimpin oleh Charles Philipon.[9] Dua terbitan Charles Philipon tersebut membuat Prancis menjadi pusat baru perkarikaturan. Sejumlah karikaturis terbaik pada zaman itu dipekerjakan oleh Philipon; Paul Gavarni, J.J. Grandville, dan terutama Honoré Daumier, yang dianggap sebagai salah satu seniman paling terampil dalam sejarah karikatur.[9] Baik Philipon mahupun Daumier pernah ditahan akibat karikatur mereka di kedua terbitan tersebut yang meng-kritik pemerintahan raja Prancis saat itu, Louis-Philippe. Pada salah satu sidang pengadilannya, Philipon menggambar potret Raja Louis-Philippe yang bermetamorfosis menjadi buah pir dan menyatakan pembelaan bahawa ada banyak hal yang mirip satu sama lain di alam sehingga tidak boleh ada pembatasan atas kreativitas seniman.[10] Daumier sendiri pertama kali diadili karena Gargantua, kartun karyanya yang meng-karikaturkan Louis-Philippe sebagai raksasa yang memakan uang rakyat.[11]
Karikaturisme kemudian menyebar ke media lain, iaitu patung, dimulai dari patung-patung karikatur karya Jean-Pierre Dantan.[12][13] Gaya patung Dantan ini sangat mempengaruhi para seniman karikatur, sehingga mereka pun menciptakan patung-patung kepala penyanyi, penulis, pemusik dunia terkenal dan banyak aktor terkenal dari Comédie-Française. Bentuknya mungil dan menjadi sangat diminati, dipakai sebagai hiasan ujung tongkat, pegangan kayu, topeng, dan alat permainan lainnya.[12]
Akhir abad ke-19
suntingjmpl|140px|Karikatur Benjamin Disraeli karya Carlo Pellegrini adalah karikatur pertama pada majalah Vanity Fair terbitan London. Pada tahun 1868 di London, Thomas Gibson Bowles mulai menerbitkan Vanity Fair, majalah 'politik, sosial, dan kesusastraan' yang kemudian terkenal karena memuat karikatur berwarna yang menggambarkan politisi, tokoh sastra, raja atau ratu dari luar negeri, ilmuwan, olahragawan, dan tokoh-tokoh terkenal lain.[14][15] Sebagian besar karikatur tersebut digambar oleh Carlo Pellegrini—kartunis Italia yang menggunakan nama samaran "Singe" (bahasa Prancis untuk monyet) dan "Ape" (bahasa British untuk kera) untuk mencerminkan pekerjaannya, iaitu menirukan subjeknya dengan tidak sempurna (to ape, dalam bahasa Inggris)[16]—dan Leslie Ward ("Spy"), walaupun banyak seniman lain juga berkarya untuk majalah tersebut. Setiap karikatur tersebut diberi komentar yang mengolok-olok oleh Bowles dan editor-editor selanjutnya yang menggunakan nama samaran "Jehu Junior". Majalah ini disebut sebagai yang paling banyak dibaca oleh para pejabat dan orang kaya British dibandingkan dengan mingguan lainnya.[15]
Karikatur Vanity Fair tersebut memengaruhi Joseph Keppler, imigran Austria yang menerbitkan majalah Puck di New York, Amerika Serikat. Mulai terbit dalam bahasa Jerman pada tahun 1876 dan kemudian bahasa British setengah tahun kemudian, majalah ini juga memuat karikatur tokoh-tokoh terkenal yang disebut puckograph.[17][18] Kesuksesan Puck mengilhami penerbit lain untuk menirunya, dan segera saja surat kabar-surat khabar dan terbitan tetap lainnya mulai secara rutin memuat karikatur.[19]
Sementara itu, kartun editorial Thomas Nast yang sering berisi karikatur William M. Tweed, seorang politikus New York yang korup, dimuat di majalah Harper's Weekly dan turut berperan menggulingkan kekuasaan politikus tersebut. Setelah Tweed melarikan diri dari Amerika Serikat karena tuduhan kriminalitas, seorang polisi di Vigo, Spanyol, berhasil mengenalinya berkat kartun-kartun Nast tersebut.[20]
Awal abad ke-20
suntingPada awal dekade ke-2 abad ke-20, Marius de Zayas, seorang karikaturis Meksiko yang hijrah ke New York, mengembangkan gaya seni lukis yang beliau sebut sebagai suatu karikatur abstrak. Selama berkarya di Meksiko mahupun pada tahun-tahun pertamanya di New York, de Zayas menggunakan gaya yang realistik dan representasional.[21] Namun, sewaktu mengunjungi Paris selama hampir setahun penuh dan setelah bertemu Picasso dengan gaya kubismenya, de Zayas mengungkapkan ketidakpuasannya atas metode karikatur tradisional.[22] Sekembalinya ke Amerika Serikat pada tahun 1911, de Zayas mulai mengeksplorasi gaya barunya yang memadukan bentuk-bentuk geometris datar simetris dan persamaan-persamaan matematika. Dengan gaya karikaturnya itu, de Zayas disebut "menjembatani kesenjangan antara karikatur pesohor populer dalam media komersial dengan keprihatinan dunia seni avant-garde untuk menemukan cara inovatif menggambarkan manusia tanpa kemiripan tersurat".[23]
Seusai Perang Dunia I, popularitas karikatur berkembang secara dramatis di Amerika Serikat seiring dengan perkembangan film, fotografi, dan majalah yang membuat wajah para pesohor dari bintang film sampai atlet dan politisi dengan mudah dikenali oleh umum.[24] Karikatur teatris menjadi genre tersendiri dalam seni populer masa tersebut, dimulai oleh Al Frueh yang menerbitkan Stage Folk, kumpulan karikaturnya yang bergaya Art Deco, pada tahun 1922.[25][26] Pada tahun yang sama, Ralph Barton juga terkenal sebagai karikaturis teatris setelah menghiasi tirai teater pada salah satu pertunjukan di Broadway dengan 139 karikatur bintang teater, kritikus drama, dan orang-orang ternama dari masyarakat kelas atas New York.[24] Miguel Covarrubias, yang berasal dari Meksiko, menyusul dengan karyanya di berbagai surat khabar dan majalah serta buku kumpulan karikatur pertamanya yang terbit pada tahun 1925, The Prince of Wales and Other Famous Americans. Alex Gard yang berimigrasi dari Rusia juga mengkhususkan diri menggambar tokoh-tokoh teater, terutama lebih dari 700 karyanya yang terpampang di dinding restoran "Sardi's" di New York yang digambar dengan imbalan makan gratis di restoran tersebut sejak tahun 1927 hingga kematiannya tahun 1948.[27] Namun, Al Hirschfeld adalah seniman yang dianggap sebagai tetua semua karikaturis teatris.[19]
Karikatur teatris Hirschfeld mulai dimuat di sejumlah surat khabar di New York setelah karikatur aktor Prancis Sacha Guitry karyanya, yang semula beliaugambar pada salah satu pertunjukan teater Guitry dan membuat seorang wartawan terkesan hingga menyarankan Hirschfeld untuk menjualnya, dimuat di halaman depan surat khabar New York Herald Tribune pada tahun 1926.[24][28] Akan tetapi, gaya khas karikatur kaligrafis linear Hirschfeld baru berkembang setelah beliaumengunjungi Bali pada tahun 1932 atas undangan Covarrubias.[29][30] Beliaumengaku terkesan dengan wayang kulit Jawa dan dipengaruhi oleh gaya seniman ukiyo-e Jepang seperti Harunobu, Utamaro, dan Hokusai,[31] mahupun oleh Covarrubias.[19] Sepanjang kariernya, beliaumembuat karikatur hampir semua tokoh penting teater Amerika Serikat,[28] dan orang yang sudah dibuat karikaturnya oleh Hirschfeld menjadi dianggap tokoh sukses. Karyanya tampil pada hampir semua terbitan ternama selama sembilan dekade, termasuk hampir tujuh puluh lima tahun pada harian The New York Times, serta banyak poster, buku, dan sampul rekaman, hingga kematiannya pada tahun 2003.[32]
Akhir abad ke-20
suntingPada akhir 1960-an dan awal 1970-an, karikatur politik mengalami "kelahiran kembali" dalam masa yang oleh Steven Heller, direktur seni senior The New York Times, disebut sebagai "periode paling vital dalam perkarikaturan abad ke-20".[33] Hal-hal seperti Perang Vietnam, skandal Watergate, kebudayaan pemuda, feminisme, dan hak-hak sipil menjadi sasaran karikaturis dan kartunis politik pada masa ini yang dipelopori oleh David Levine, Edward Sorel, dan Robert Grossman dari Amerika Serikat serta Ralph Steadman dan Gerald Scarfe dari Inggris. Karya mereka tampil di majalah-majalah seperti The New York Review of Books, New York, dan Esquire mahupun media protes lainnya.
David Levine beberapa kali disebut sebagai karikaturis terhebat pada masanya.[34][35][36] Karyanya tampil sebagai ilustrasi artikel pada majalah The New York Review of Books mulai tahun 1963 hingga 44 tahun kemudian, dan lebih dari 6.000 karikatur penulis, artis, dan politisi yang digambarnya dengan pena dan tinta dimuat di berbagai terbitan prestisius seperti Time, Esquire, dan The New Yorker.[37] Untuk membuat karikatur pada The New York Review of Books, Levine menelaah terlebih dahulu buram artikel yang akan diberi ilustrasi, bersama dengan foto tokoh yang oleh majalah tersebut diminta dibuat karikaturnya. The New York Times mendeskripsikan karikatur Levine sebagai "berkepala besar, berekspresi murung, menyelisik secara tajam, dan hampir tidak pernah memuji"[35] Salah satu karyanya yang terkenal ialah karikatur Presiden Amerika Serikat Lyndon Johnson yang sedang menunjukkan bekas luka operasi yang digambarkan Levine berbentuk seperti peta Vietnam.[36]
Pada tahun 1980-an, acara televisi British Spitting Image yang menampilkan karikatur dalam bentuk boneka mengolok-olok politisi dan para pemimpin parti politik utama zaman Margaret Thatcher.[38] Program yang ditayangkan tahun 1984–1996 ini dimotori oleh Roger Law dan Peter Fluck yang pada tahun 1970-an sudah membuat karikatur untuk The Sunday Times Magazine, The New York Times, dan sejumlah majalah internasional. Spitting Image mulanya dikritik karena karikaturnya dianggap bersifat menghina, terutama karikaturnya atas keluarga kerajaan Inggris, namun kemudian menjadi sangat laris. Sesudah itu, acara ini ditiru di berbagai negara, dari Amerika Serikat hingga Iran.[39]
Pembuatan
suntingjmpl|150x150px Dalam membuat karikatur, karikaturis melakukan pemerhatian untuk menentukan ciri khas menonjol subjeknya berbeda dari orang lain untuk dilebih-lebihkan dalam lakaran tersebut.[40][41] Karikaturis membandingkan wajah subjeknya dengan wajah orang rata-rata, sebelum melebih-lebihkan perbedaannya.[42][43] Misalnya, jika subjek karikatur memiliki hidung yang lebih panjang dibandingkan orang rata-rata, gambaran hidung subjek tersebut di karikaturnya akan jauh lebih panjang. Namun, bagaimana ciri khas tersebut dilebih-lebihkan sering bergantung pada gaya penggambaran karikaturis yang tersendiri.[44]
Sebagaimana ditinjau ulang oleh Susan E. Brennan, karikaturis mulai membuat karikaturnya dengan model anatomi proporsi wajah yang digeneralisasi. Banyak karikaturis memiliki sejumlah foto figur publik untuk membuat karikaturnya dan selalu menggunakan lebih dari satu foto. Karikaturis dapat pula mempelajari sejumlah foto subjeknya dan kemudian menggambar berdasarkan ingatan.[42]
Penggunaan teknologi modenkomputer
suntingTelah dilakukan berbagai usaha untuk membuat karikatur secara automatis atau semi-automatis menggunakan teknik grafik komputer. Misalnya, Susan E. Brennan menciptakan suatu perisian untuk membuat karikatur secara interaktif. Dalam sistem yang beliaurancang, karikatur dibuat dengan membandingkan dua gambar; gambar wajah orang yang akan dibuat dikarikaturnya dan wajah orang yang dianggap rata-rata. Kemudian, wajah pertama dibuat karikaturnya dengan menambahkan perbedaan antargambar tersebut.[42]
Sejumlah sistem pembuat karikatur terkomputerisasi selanjutnya mengembangkan metode yang digunakan Brennan. Selain itu, terdapat pula sejumlah sistem lain yang berusaha mempelajari bagaimana karikaturis membuat karikaturnya dengan menerapkan teknik-teknik kecerdasan buatan atau statistik. Sistem lain bergantung pada masukan dari pengguna mengenai ciri-ciri wajah yang perlu dikarikaturkan sehingga menuntut keterampilan penggunanya.[41]
Karikatur dan persepsi wajah
suntingPenggunaan karikatur dalam pengenalan wajah dan persepsi wajah telah ditelaah dalam bidang psikologi kognitif, persepsi visual, visi komputer, dan pengenalan pola.[41] Penelitian menunjukkan bahawa gambar wajah yang dilebih-lebihkan—menggunakan sistem pembuat karikatur terkomputerisasi seperti yang disebutkan di atas—secara umum lebih mudah dikenali daripada foto orang tersebut. Hal ini dikenal sebagai caricature effect ('efek karikatur').[45] Penelitian juga menunjukkan adanya reverse-caricature effect ('efek karikatur balik'), iaitu bahawa orang yang sudah pernah melihat karikatur seseorang kemudian menjadi lebih mudah mengenali foto orang tersebut.[46] Fenomena ini diduga disebabkan oleh ciri-ciri wajah yang memang berbeda dan dilebih-lebihkan dalam karikatur membuat wajah lebih mudah dikenali. Ciri-ciri wajah yang lain daripada yang lain merupakan hal penting dalam pengenalan wajah dan wajah yang memiliki ciri khusus memang lebih mudah dikenali daripada wajah yang umum.[47] Karikatur juga telah dipelajari sebagai mekanisme untuk memperbaiki tingkat pengenalan sketsa atau foto komposit wajah pelaku kriminalitas.[43][48][49]
Penggunaan moden
suntingSelain satira politik dan tokoh masyarakat, kebanyakan karikatur kontemporari digunakan sebagai hadiah atau cenderamata, yang sering ditarik oleh penjaja jalanan. Untuk bayaran yang kecil, karikatur boleh ditarik khusus (dan cepat) untuk penaung. Ia popular di pameran jalan, karnival, dan juga perkahwinan, sering dengan hasil yang lucu.[50]
Artis karikatur juga menjadi tarikan popular di banyak tempat yang sering dikunjungi oleh pelancong, terutama papan tepi pantai lautan, di mana pelancong boleh mempunyai karikatur lucu yang dilukis dalam beberapa minit untuk bayaran yang kecil. Artis karikatur kadangkala boleh disewa untuk pihak, di mana mereka akan melukis karikatur para tetamu untuk hiburan mereka.
Rujukan
sunting- ^ Suprana, J. (2009), Naskah-Naskah Kompas Jaya Suprana, Jakarta: Elex Media Komputindo, m/s. 14–15 (Templat:Google books with page)
- ^ a b Rhodes, G. (1996), Superportraits: Caricatures and Recognition (dalam bahasa Inggris), Hove: Psychology Press, ISBN 0-203-30490-XCS1 maint: unrecognized language (link)
- ^ "caricature and cartoon", Encyclopædia Britannica Online (dalam bahasa Inggris), dicapai pada 3 Juli 2012 Check date values in:
|accessdate=
(bantuan)CS1 maint: unrecognized language (link) - ^ Ralat petik: Tag
<ref>
tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernamasuprana2
- ^ "Caricature in literature". Contemporarylit.about.com. 2012-04-10. Diarkibkan daripada yang asal pada 2013-01-12. Dicapai pada 2013-01-25. Unknown parameter
|deadurl=
ignored (bantuan) - ^ Wright, T. (1875), A history of caricature and grotesque in literature and art (dalam bahasa Inggris), London: Chatto and WindusCS1 maint: unrecognized language (link) (lihat versi digitalnya di Internet Archive)
- ^ a b c Petersen, R.S. (2011), Comics, Manga, and Graphic Novels: A History of Graphic Narratives (dalam bahasa Inggris), Santa Barbara, CA: ABC-CLIO, m/s. 30–35CS1 maint: unrecognized language (link) (Templat:Google books with page)
- ^ Honour, H.; Fleming, J. (2010), The Visual Arts: A History (dalam bahasa Inggris) (ed. 7), Upper Saddle River, NJ: Pearson Education, m/s. 569CS1 maint: unrecognized language (link) (Templat:Google books with page)
- ^ a b c Matthews, R.T.; Mellini, P. (1982), In ‘Vanity Fair’ (dalam bahasa Inggris), London: Scolar Press, m/s. 20–21CS1 maint: unrecognized language (link) (Templat:Google books with page)
- ^ Ramus, C.F., penyunting (1978), Daumier: 120 Great Lithographs (dalam bahasa Inggris), New York: Dover Publication, m/s. xiiCS1 maint: unrecognized language (link) (lihat di Penelusuran Buku Google)
- ^ Robinson, J.H. (1998), Musical Notes by Honoré Daumier: prints from the collection of Egon and Belle Gartenberg (dalam bahasa Inggris), University Park, PA: Penn State Press, m/s. 7CS1 maint: unrecognized language (link) (Templat:Google books with page)
- ^ a b Ralat petik: Tag
<ref>
tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernamapetra
- ^ Baridon, L. (2006), "Jean-Pierre Dantan, le caricaturiste de la statuomanie", Ridiculosa: Caricature et sculpture (dalam bahasa Prancis), Université de Bretagne Occidentale (13): 127–143, dicapai pada 2011-06-30CS1 maint: unrecognized language (link)
- ^ Brake, L.; Demoor, M., penyunting (2009), Dictionary of Nineteenth-Century Journalism in Great Britain and Ireland (dalam bahasa Inggris), Gent: Academia Press, m/s. 67–68CS1 maint: unrecognized language (link) (Templat:Google books with page)
- ^ a b Savory, J.; Marks, P. (1985), The Smiling Muse: Victoriana in the Comic Press (dalam bahasa Inggris), Cranbury, NJ: Associated University Presses, m/s. 16CS1 maint: unrecognized language (link) (Templat:Google books with page)
- ^ Room, A. (2010), Dictionary of Pseudonyms: 13,000 assumed names and their origins (dalam bahasa Inggris) (ed. 5), Jefferson, NC: McFarland & Company, m/s. 30CS1 maint: unrecognized language (link) (Templat:Google books with page)
- ^ Ritchie, D.A. (2006), "The Senate Theatre: 19th-Century Cartoonist and the U.S. Senate", United States Senate Catalogue of Graphic Art (dalam bahasa Inggris), Government Printing Office, m/s. 316CS1 maint: unrecognized language (link) (Templat:Google books with page)
- ^ Weitenkampf, F. (1924), American Graphic Art (dalam bahasa Inggris) (ed. 2), New York: Macmillan, m/s. 232–233CS1 maint: unrecognized language (link) (Templat:Google books with page)
- ^ a b c Wilmeth, D.B., penyunting (2007), The Cambridge Guide to American Theatre (dalam bahasa Inggris) (ed. 2), Cambridge: Cambridge University Press, m/s. 143–144CS1 maint: unrecognized language (link) (Templat:Google books with page)
- ^ Lester, P.M. (2006), Visual Communication: Images with Messages (dalam bahasa Inggris) (ed. 4), Belmont, CA: Thomson Wadsworth, m/s. 209–210CS1 maint: unrecognized language (link) (Templat:Google books with page)
- ^ Bohn, W. (2002), The Rise of Surrealism: Cubism, Dada, and the pursuit of the marvelous (dalam bahasa Inggris), Albany, NY: State University of New York Press, m/s. 32CS1 maint: unrecognized language (link) (Templat:Google books with page)
- ^ de Zayas, M. (1996), Naumann, F.M. (penyunting), How, When, and Why Modern Art Came to New York (dalam bahasa Inggris), Cambridge: MIT Press, m/s. xiCS1 maint: unrecognized language (link) (lihat di Penelusuran Buku Google)
- ^ Spolsky, E., penyunting (2004), Iconotropism: turning toward pictures (dalam bahasa Inggris), Cranbury, NJ: Associated University Presses, m/s. 151CS1 maint: unrecognized language (link) (Templat:Google books with page)
- ^ a b c Drowne, K.; Huber, P. (2004), The 1920s (dalam bahasa Inggris), Westport, CT: Greenwood Press, m/s. 277–278CS1 maint: unrecognized language (link) (Templat:Google books with page)
- ^ Lee, J.Y. (2000), Defining New Yorker Humor (dalam bahasa Inggris), Jackson, MS: University Press of Mississippi, m/s. 73CS1 maint: unrecognized language (link) (Templat:Google books with page)
- ^ Heller, S.; Pettit, E. (2000), Graphic Design Timeline: A Century of Design Milestones (dalam bahasa Inggris), New York: Allworth Press, m/s. 64CS1 maint: unrecognized language (link) (Templat:Google books with page)
- ^ Bernardo, M.P. (2010), Mad Men's Manhattan: The Insider's Guide (dalam bahasa Inggris), Berkeley, CA: Roaring Forties Press, m/s. 20CS1 maint: unrecognized language (link) (Templat:Google books with page)
- ^ a b United States of America, Congressional Record: Proceedings and Debates of the 108th Congress, First Session, vol. 149—part 4, February 25, 2003 to March 10, 2003 (Washington, D.C.: U.S. Government Printing Office), hlm. 4382–4384 (Templat:Google books with page)
- ^ D. Leopold (2000), "Al Hirschfeld: Beyond Broadway. Exhibition of Work by Famed Graphic Artist Opens", Library of Congress Information Bulletin (dalam bahasa Inggris), Library of Congress, 59 (12), dicapai pada 19 Juli 2011 Check date values in:
|accessdate=
(bantuan)CS1 maint: unrecognized language (link) - ^ Leopold, D. (18 Juni 2005), "What's my line?", The Guardian (dalam bahasa Inggris), dicapai pada 19 Juli 2011 Unknown parameter
|month=
ignored (bantuan); Check date values in:|accessdate=
dan|date=
(bantuan)CS1 maint: date and year (link) CS1 maint: unrecognized language (link) - ^ Stanchfield, W. (2009), Hahn, D. (penyunting), Drawn to Life: 20 Golden Years of Disney Master Classes (dalam bahasa Inggris), Burlington, MA: Focal Press, m/s. 119CS1 maint: unrecognized language (link) (Templat:Google books with page)
- ^ Leopold, D. (2004), "Al Hirschfeld", dalam Art Directors Club (penyunting), Art Directors Annual (dalam bahasa Inggris), 83, Mies: RotoVision, m/s. 454–455CS1 maint: unrecognized language (link) (Templat:Google books with page)
- ^ Heller, S. (1996), "Drawn and Quartered", Mother Jones (dalam bahasa Inggris), dicapai pada 12 Juli 2012 Unknown parameter
|month=
ignored (bantuan); Check date values in:|accessdate=
(bantuan)CS1 maint: unrecognized language (link) - ^ Kimmelman, M. (30 Desember 2009), "Starting With Lines, but Ending With Truth", The New York Times (dalam bahasa Inggris), dicapai pada 12 Juli 2012 Check date values in:
|accessdate=
dan|date=
(bantuan)CS1 maint: unrecognized language (link) - ^ a b Weber, B. (29 Desember 2009), "David Levine, Biting Caricaturist, Dies at 83", The New York Times (dalam bahasa Inggris), dicapai pada 13 Juli 2012 Check date values in:
|accessdate=
dan|date=
(bantuan)CS1 maint: unrecognized language (link) - ^ a b Margolick, D. (2008), "Levine in Winter", Vanity Fair (dalam bahasa Inggris), dicapai pada 12 Juli 2012 Unknown parameter
|month=
ignored (bantuan); Check date values in:|accessdate=
(bantuan)CS1 maint: unrecognized language (link) - ^ Gable, B. (2008), "A Steady Eye", Literary Review of Canada (dalam bahasa Inggris), dicapai pada 13 Juli 2012 Unknown parameter
|month=
ignored (bantuan); Check date values in:|accessdate=
(bantuan)CS1 maint: unrecognized language (link) - ^ Collins, N. (penyunting), "Caricature Art", Art Encyclopedia (dalam bahasa Inggris), dicapai pada 16 Juli 2012 Check date values in:
|accessdate=
(bantuan)CS1 maint: unrecognized language (link) - ^ Brillenburg, K. (2011), "Spitting Image and Pre-Televisual Political Satire: Graphics and Puppets to Screens", Image [&] Narrative (dalam bahasa Inggris): 113–136CS1 maint: unrecognized language (link)
- ^ Liang, L.; Chen, H.; Xu, Y.-Q.; Shum, H.-Y. (2002), "Example-based caricature generation with exaggeration", 10th Pacific Conference on Computer Graphics and Applications (dalam bahasa Inggris), m/s. 386–393, doi:10.1109/PCCGA.2002.1167882CS1 maint: uses authors parameter (link) CS1 maint: unrecognized language (link)
- ^ a b c Sadimon, S.B.; Sunar, M.S.; Mohamad, D.; Haron, H., "Computer Generated Caricature: A Survey", 2010 International Conference on Cyberworlds (dalam bahasa Inggris), m/s. 383–390, doi:10.1109/CW.2010.33CS1 maint: uses authors parameter (link) CS1 maint: unrecognized language (link)
- ^ a b c Brennan, S.E. (1985), "Caricature Generator: The Dynamic Exaggeration of Faces by Computer", Leonardo (dalam bahasa Inggris), 18 (3): 170–178CS1 maint: unrecognized language (link)
- ^ a b Austen, B. (15 Juli 2011), "What Caricatures Can Teach Us About Facial Recognition", Wired (dalam bahasa Inggris), dicapai pada 4 Juli 2012 Check date values in:
|accessdate=
dan|date=
(bantuan)CS1 maint: unrecognized language (link) - ^ Shet, R.N.; Lai, K.H.; Edirisinghe, E.A.; Chung, P.W.H. (2005), "Use of neural networks in automatic caricature generation: an approach based on drawing style capture", Lecture Notes in Computer Science (dalam bahasa Inggris), 3523: 121–137, doi:10.1007/11492542_43CS1 maint: uses authors parameter (link) CS1 maint: unrecognized language (link)
- ^ Lee, K.; Byatt, G.; Rhodes, G. (2000), "Caricature effects, distinctiveness, and identification: Testing the face-space framework", Psychological Science (dalam bahasa Inggris), 11: 379–385, doi:10.1111/1467-9280.00274CS1 maint: uses authors parameter (link) CS1 maint: unrecognized language (link)
- ^ Rodríguez, J.; Bortfeld, H.; Rudomín, I.; Hernández, B.; Gutiérrez-Osuna, R. (2009), "The Reverse-caricature Effect Revisited: Familiarization with Frontal Facial Caricatures Improves Veridical Face Recognition", Applied Cognitive Psychology (dalam bahasa Inggris), 23: 733–742, doi:10.1002/acp.1539CS1 maint: uses authors parameter (link) CS1 maint: unrecognized language (link)
- ^ Mauro, R.; Kubovy, M. (1992), "Caricature and face recognition", Memory & Cognition (dalam bahasa Inggris), 20: 433–440, doi:10.3758/BF03210927CS1 maint: uses authors parameter (link) CS1 maint: unrecognized language (link)
- ^ Frowd, C.D.; Bruce, V.; Ross, D.; McIntyre, A.; Hancock, P.J.B. (2007), "An application of caricature: how to improve the recognition of facial composites", Visual Cognition (dalam bahasa Inggris), 15: 954–984, doi:10.1080/13506280601058951CS1 maint: uses authors parameter (link) CS1 maint: unrecognized language (link)
- ^ Zhang, Y.; McCullough, C.; Sullins, J.R.; Ross, C.R. (2010), "Hand-drawn Face Sketch Recognition by Humans and A PCA-based Algorithm for Forensic Applications", IEEE Transactions on Systems, Man, and Cybernetics, Part A: Systems and Humans (dalam bahasa Inggris), 40: 475–485, doi:10.1109/TSMCA.2010.2041654CS1 maint: uses authors parameter (link) CS1 maint: unrecognized language (link)
- ^ McGlynn, Katla (June 16, 2010). "Street Portraits Gone Wrong: The Funniest Caricature Drawings Ever (PICTURES)". Huffingtonpost.com. Diarkibkan daripada yang asal pada August 13, 2010. Dicapai pada 2010-12-31. Unknown parameter
|dead-url=
ignored (bantuan)
Pautan luar
suntingWikimedia Commons mempunyai media berkaitan Karikatur |
Cari Karikatur dalam Wikikamus bahasa Melayu, kamus bebas. |
- International Society of Caricature Artists (ISCA) Official site of the International Society of Caricature Artists – a non-profit association devoted to the art of caricature (Formerly the National Caricaturist Network (NCN))
- Daumier Drawings, an exhibition catalog from The Metropolitan Museum of Art (fully available online as PDF), which focuses on this great caricaturist
- Al Hirschfeld, An american caricaturist
- Spielmann, Marion Harry Alexander (1911). . Encyclopædia Britannica (dalam bahasa Inggeris). 5 (ed. ke-11). m/s. 331–336.
- Refer Caricature gifts